Pada tanggal 4April 2019 otoritas Saudi menangkap perwakilan Hamas di Arab Saudi Dr.Muhammad Al-Khudhri dan putranya Hani Al-Khudhri setelah selama hampir 25tahun menetap di Arab Saudi secara resmi sesuai hukum yang berlaku di negaratersebut. Keduanya menghabiskan waktunya kepentingan isu Palestina dan menjalinhubungan persaudaraan dengan “saudara-saudara Saudi”.
Akan tetapi puluhantahun keberadaannya secara resmi sesuai undang-undang yang berlaku tidak bisamenonong Al-Khudhri dan putranya dari “penangkapan sewenang-wenang” tanpatuduhan nyata sampai 8 Maret 2020. Selain itu keduanya dihilangkan secara paksasebulan setelah penangkapannya sampai kemudian keduanya dimasukkan dalam sel isolasiselama dua bulan berikutnya. Demikian menurut laporan Amnesty International.
KeluargaAl-Khudhri mengkhawatirkan nyawanya bersamaan dengan menyebarnya pandemi coronasecara global dan penyebaran virus ini di masyarakat Saudi. Dalam sebuahwawancara khusus dengan Pusat Informasi Palestina keluarga al-Khudhrimengatakan &ldquoDr. Muhammad al-Khudhri berusia 82 tahun. Putranya Hani al-Khudhriberusia 48 tahun. Sang ayah menderita kanker prostat sejak 10 tahun yang lalu. Kamimengkhawatirkan hidupnya dengan adanya virus corona ini.”
Dalamwawancara Pusat Informasi Palestina Abdul Majid al-Khdhri saudarakandung dari Muhammad al-Khudhri meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk memandangsaudaranya dan tahanan Palestina lainnya dengan pandangan kemanusiaan dan hukum.Dia mengatakan “Mereka tinggal di Arab Saudi secara resmi. Menjalin hubunganatas sepengetahuan pihak berwenang dan intelijen militer Arab Saudi dan tidak pernahmenyinggung siapa pun.”
Diamenambahkan “Saudaraku Dr. Muhammad tidak melakukan kejahatan apa pun.Tidak pernah melakukan pelanggaran apa pun meskipun sekedar pelanggaran lalulintas sekalipun.” Dia memohon kepada raja pemerintah rakyat Arab Saudi agarturun tangan untuk membebaskannya.
Dia menyatakanbahwa mereka telah menyampaikan surat resmi kepada pemerintah Saudi dan belummendapatkan jawaban sampai saat ini. Dia menyatakan ada mediasi Arab untukmembebaskan saudaranya.
Kegagalandengan standar internasional
Dalam sebuahsurat resmi yang ditujukan kepada Raja Saudi Raja Salman bin Abdulaziz AmnestiInternasional telah menyerukan pembebasan warga Palestina yang ditangkap diArab Saudi. Amnesti Internasional menegaskan bahwa persidangan keduanya telah gagalmemenuhi standar internasional untuk peradilan yang adil.
Dalam pesannyaAmnesti Internasional mengatakan “Mengingat adanya pandemi Covid-19 saatini dan kesehatan Dr. Muhammad Al-Khudhri yang buruk maka kami mendesak YangMulia untuk membebaskannya tanpa penundaan.”
Organisasi internasionalini meminta Raja Salman untuk “memastikan bahwa tuduhan yang tidakberdasar terhadap Dr. Muhammad al-Khudhri dan Dr. Hani al-Khudhri dibatalkanmemastikan keduanya dibebaskan keduanya harus mendapatkan perlindungan dari penyiksaandan perlakuan buruk lainnya dan agar Dr. Muhammad al-Khudhri segeramendapatkan perawatan medis yang memadai.”
Terkait denganpenangkapan saudaranya Hani Al-Khudhri menjelaskan bahwa Muhammad Al-Khudhri telahtinggal di Jeddah sejak 1992. Setelah dia tinggal di Kuwait dari tahun 1961hingga awal 1990-an. Dia pindah ke berbagai pekerjaan dan posisi terutamapekerjaannya sebagai direktur eksekutif Rumah Sakit Militer Kuwait.
Pada tahun1993 untuk pertama kalinya gerakan Hamas menunjukkan sebagai waktu gerakan diArab Saudi yang memiliki kewenangan penuh sebagai diplomat Hamas di negaratersebut. Sejak 4 April 2019 dia ditangkap oleh Badan Intelijen KeamananNegara Arab Saudi tanpa tuduhan apapun.
Dia menyatakanbahwa Dr. Muhammad menderita kanker prostat. Dia ditangkap pada saat sedangmelakukan pemeriksaan medis setelah menjalani operasi. Dia menegaskan padasaat itu bahwa “kontak terputus dengan saudara saya dan kami tidak dapatmenunjuk seorang pengacara untuk dia dan putranya.”
Diamenjelaskan bahwa saudaranya bekerja “untuk mengumpulkan sumbangan untukrakyat Palestina dengan sepengetahuan pihak pemerintah Arab Saudi selama dia menjadiperwakilan Hamas di sana. Dia sudah meninggalkan posisi sebagai perwakilanHamas di Arab Saudi sejak sekitar 10 tahun yang lalu.”
Hamas khawatir
Sementara itudalam pernyataan yang dirilis hari Sabtu (4/4/2020) Gerakan Hamas menyatakanrasa kekhawatirannya terhadap hidup dan nyawa para tahanan Palestina di penjaraArab Saudi di tengah-tengah penyebaran virus corona. Hamas menyerukan pihakberwenang Arab Saudi agar membebaskan mereka dan mengurangi penderitaannya.
Hamas menegaskan”Penyebaran virus corona membawa bahaya nyata bagi kehidupan para tahananyang meningkatkan penderitaan mereka dan penderitaan keluarganya.”
Hamasmenegaskan “Penangkapan orang-orang Palestina di Arab Saudi bukanlah karenakejahatan yang mereka lakukan. Akan tetapi karena mereka tidak melupakan persoalanPalestina. Sehingga mereka bekerja untuk mendukung dan menyokongnya dengan carayang sah dan sesuai undang-undang yang berlaku mereka konsisten dengan tugasnasional dan politik Arab Saudi.”
Hamas menyayangkansikap Arab Saudi yang berubdah dari pihak pendukung isu perjuangan Palestina yangmerupakan isu central umat menjadi pihak yang memblokir isu perjuanganPalestina para pendukungnya dan rakyat Palestina.
Hamas telahberulang kali meminta Arab Saudi untuk membebaskan para tahanan Palestina yangditangkap di Arab Saudi baik melalui pernyataan para pemimpinnya ataupernyataan resmi. Hamas menegaskan bahwa pihaknya sedang melakukan komunikasi langsungatau tidak langsung melalui mediator dengan pihak kerajaan Arab Saudi untuktujuan ini. (was/pip)