Wed 7-May-2025

44 Tahun Hari Bumi Palestina Begini Awal Mulanya

Selasa 31-Maret-2020

Setiap tahun pada 30 Maret rakyat Palestina memperingati”Hari Bumi Abadi”. Peringatan dilakukan dengan berbagai kegiatanterutama dengan penanaman pohon zaitun.

Rakyat Palestina sudah biasa memperingati Hari Bumi ini sejak 44tahun yang lalu dengan serangkaian acara dan kegiatan terutama didaerah-daerah yang tanahnya dirampas oleh penjajah Israel atau terancam akan dirampas.

Kegitan peringatan Hari Bumi ini biasanya diselingi denganpenanaman pohon dan reklamasi tanah selain berbagai kegiatan di kota-kotaPalestina dan kamp-kamp pengungsi di wilayah Palestina yang diduduki penjajahIsrael dan di luar Palestina.

Awal mula

Hari Bumi ini diperingati bertepatan dengan perampasan tanah yangdilakukan pemerintah pendudukan penjajah Israel pada tanggal 30 Maret 1976 atassekitar 21.000.000 meter persegi tanah desa Arrabah dan Sakhnin. Peristiwa iniyang mendorong rakyat Palestina untuk melakukan pemberontakan rakyat sejak saatitu.

Keputusan penyitaan dan perampasan tanah ini dibarengi dengan penutupantotal yang dilakukan pasukan pendudukan penjajah Israel terhadap desa SakhninArrabah Deir Hanna Turan Tamra dan Kabul yang diberlakukan mulai jam 17:00pada tanggal 29 Maret 1976.

Akan tetapi rakyat Palestina menolak keputusan itu. Mereka keluardan turun jalan melakukan aksi protes merespon seruan dari “Komite PembelaTanah”. Konfrontasi dengan pasukan pendudukan penjajah Israel dimulaisetelah mereka menyerbu desa Sakhnin Kafarkana Arrabah dan Deir Hanna diGalilea sebelum akhirnya konfrontasi meluas ke Tayyiba Tawan dan Umm al-Fahm.

Akibatnya 6 warga Palestina gugur dan ratusan lainnya ditangkap. Pemerintahpenjajah Israel dipimpin oleh Yitzhak Rabin mencabut kembali keputusan untuk penyitaandan perampasan tanah warga Palestina.

Pengembangan Galilea

Negara pendudukan penjajah Israel menyebut keputusanpengambilalihan dan perampasan tanah tersebut dengan mengatas namakan &ldquoGalileeDevelopment Project”. Semacam proses yahudisasi wilayah tersebut secarapenuh. Hal ini yang mendorong warga Palestina di wilayah pendudukan tahun 1948bangkit menentang proyek tersebut.

Keputusan itu secara langsung berdampak terhadap sekitar 75% wargaPalestina yang mencari nafkah dari tanah tersebut selain karena tanahtersebut menjadi sumber penting untuk afiliasi mereka di tempat tersebut.

Tanah tetap memainkan peran penting dalam kehidupan 156.000 warga Palestinasetelah berdirinya negara pendudukan penjajah Israel usai perang tahun 1948atau apa yang dikenal sebagai “Nakba” (prahara).

Menurut sumber-sumber Palestina yang kompeten antara tahun 1948dan 1972 penjajah Israel telah menyita dan merampas lebih dari satu juta dunam (1dunam sama dengan 1000 meter persegi) desa-desa Arab di Galilea dan Mastulatsdi samping jutaan hektar lainnya yang telah direbutnya setelah Nakba tahun1948.

Warga Palestina di wilayah pendudukan 1948

Hari Bumi merupakan peristiwa penting dalam konflik mempertahankan tanahdan dalam hubungan warga Palestina di wilayah yang diduduki penjajah Israeltahun 1948 dengan pihak-pihak berwenang penjajah Israel.

Karena ini adalah momen pertama kalinya warga Palestina di wilayahyang diduduki sejak tahun 1948 menggalang protes sebagai reaksi terhadapkebijakan resmi penjajah Israel yang dilakukan secara kolektif sebagai warganegara Palestina.

Jumlah warga Palestina di wilayah pendudukan 1948 sekitar 1.700.000jiwa.Atau sekitar 20% dari total populasi negara penjajah Israel.

Warga Palestina ini adalah keturunan sekitar 160.000 warga Palestinayang tetap tinggal di tanah mereka setelah berdirinya negara pendudukan penjajahIsrael pada tahun 1948.

Luas tanah wilayah historis Palestina adalah sekitar 27. 700kilometer persegi. Menurut data resmi Palestina saat ini penjajah Israelmengeksploitasi sekitar 85 persen dari total luas tanah wilayah historisPalestina. Sedangkan yang tersisa untuk rakyat Palestina hanya 15 persen saja.

44 Tahun Hari Bumi

Pada gilirannya Komite Pemantau Tinggi meminta masyarakat Arab danwarga Palestina di semua tempat mereka berada untuk menandai Hari Bumi inidengan serangkaian kegiatan digital dan dari dalam rumah karena kondisikesehatan akibat penyebaran virus corona.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat(27/3/2020) Komite Pemantau Tinggi mengatakan bahwa langkah ini dilakukan “untukmempertahankan kelangsungan peringatan abadi Hari Bumi sambil menjaga keselamatanpublik masyarakat.”

Komite Pemantau menjelaskan “Peringatan ke-44 Hari Bumi kali initerjadi pada saat yang sulit bagi rakyat Palestina dan bagi bangsa-bangsa didunia terutama di tengah-tengah penyebaran virus corona.”

Pernyataan itu menegaskan “Realitas rakyat Palestina beradadi bawah pendudukan (penjajah Israel) dan di kamp-kamp pengungsi. Hal itumengurangi kemampuannya untuk menjamin perlindungan dan pencegahan pada level yangsemestina. Kondisi lebih parah di daerah-daerah pendudukan (penjajah Israel) sejaktahun 1967.”

Ditambahkan “Di tengah-tengah krisis kemanusiaan seperti inidiskriminasi rasial juga dialami warga Arab (Palestina) akibat kebijakan brutalpemerintah Netanyahu yang mengangkangi sumber daya yang dibutuhkan kota-kota dandesa-desa Arab (Palestina).”

Selain itu lanjutnya peringatan Hari Bumi ini datang dalam bayang-bayangkonspirasi Zionis-Amerika semakin besar melalui apa yang disebut Deal ofCentury yang bertujuan untuk memberangus isu persoalan Palestina.

Karena itu Komite Pemantai Tinggi menyarankan untuk mengadakandemonstrasi digital dimulai pada 17:00 sore pada hari Senin (30/3/2020) dimulaidengan lagu kebangsaan Palestina sambil naik ke atap rumah atau berada di jendela-jendela.

448 koloni Israel di Tepi Barat

Biro Pusat Statistik Palestina menyatakan bahwa jumlah koloni pemukimanIsrael dan pangkalan militer hingga akhir tahun 2018 di Tepi Barat telahmencapai 448 lokasi.

Pada peringatan Hari Bumi ke-44 ini Biro Pusat Statistik Palestinamenjelaskan bahwa di antara 448 koloni Israel ada 150 permukiman dan 26 koloniliar yang dihuni yang merupakan perkampungan dari permukiman-permukiman Israelyang sudah ada dan 128 koloni-koloni liar.

Sementara itu jumlah pemukim Israel di Tepi Barat mencapai 671.197pemukim pada akhir tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan populasi sekitar27%.

Ini berarti bahwa sekitar 47% dari pemukim Yahudi tinggal di al-Quds.Di mana jumlah mereka sekitar 311.462 pemukim termasuk 228.614 pemukim dibagian yang dianeksasi secara paksa oleh penjajah Israel menjelang pendudukanIsrael di Tepi Barat pada tahun 1967.

Rasio pemukim Yahudi dengan warga Palestina di Tepi Barat adalahsekitar 23 pemukim untuk setiap 100 warga Palestina. Raiso tertinggi ada dipropinsi al-Quds sekitar 70 pemukim untuk setiap 100 warga Palestina.

Tahun 2019 lalu terjadi peningkatan signifikan dalam intensitaspembangunan dan perluasan permukiman-permukiman Israel di Tepi Barat. Di manapenjajah Israel menyetujui pembangunan sekitar 8.457 unit permukiman baru disamping pendirian 13 koloni liar baru.

Data Biro Pusat Statistik Palestina menunjukkan bahwa selama tahun2019 penjajah Israel menghancurkan 678 bangunan di antaranya sekitar 40% didaerah al-Quds sebanyak 268 pembongkaran. Bangunan-bangunan yang dihancurkan tersebutmeliputi 251 bangunan tempat tinggal dan 427 fasilitas.

Selama tahun 2019 lalu pendudukan penjajah Israel jugamengeluarkan perintah untuk menghentikan pembangunan renovasi dan pembongkaranterhadap sekitar 556 bangunan di Tepi Barat termasuk di al-Quds. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied