Tue 6-May-2025

Israel Tak Peduli Kanker Mengancam Nyawa Tawanan Sa’di Gharabali

Senin 30-Maret-2020

Waktu berjalan terasa berat bagi keluarga tawanan Sa&rsquodi Gharabalisetelah mereka menerima seruan mendesak dari dalam penjara Israel Eshel tentangperlunya menyelamatkan hidup Sa&rsquodi Gharabali setelah penyakit kanker prostat yangdia derita menjadi ancaman bagi nyawanya.

Sa&rsquodi Gharabali lelaki tua berusia 75 tahun ini adalah salah satu tawananPalestina tertua dan paling lama mendekam di dalam penjara penjajah Israel setelahdia menjalani 26 tahun dari hukuman seumur hidupnya di penjara penjajah Israel.

Keluarga Gharabali sebelumnya dilarang untuk mengunjungi Sa&rsquodi. Keluargayang tinggal di kampung Shujaiya di Kota Gaza ini menyampaikan seruan ke semua istitusi-institusiresmi dan lembaga-lembaga hak asasi manusia untuk menyelamatkan hidup Sa&rsquodi setelahkondisinya mencapai tahap kritis.

Perjalanan Sa&rsquodi Gharabali di penjara-penjara penjajah Israel dimulaisetelah dia ditngkappada tahun 1994 dan divonis hukuman seumur hidup. Dia menjalanikurungan isolasi dari tahun 1994 hingga tahun 2006. Setelah itu dia mulaimenderita penyakit kronis.

Wassam Gharabali putra dari Sa&rsquodi Gharabali mengatakan bahwa kesepuluhputranya dan istri Sa&rsquodi Gharabali dilarang untuk mengunjunginya sejak tahun 1999.Upaya terakhir untuk bisa mengunjunginya dilakukan pada tahun 2003 yangberakhir dengan kegagalan setelah penjajah Israel menghalangi saudaranya untukmenyeberang persimpangan Beit Hanun (Erez) di utara Jalur Gaza.

Sa&rsquodi Gharabali menderita diabetes tekanan darah serta pendengarandan penglihatan yang buruk. Akan tetapi kanker prostat telah menyusup ketubuhnya dalam beberapa tahun terakhir dan telah sepenuhnya menghancurkankesehatannya.

Dia menambahkan “Kami menerima seruan permohonan dari dalampenjara Israel bahwa ayah saya tidak lagi dapat berbicara. Para tawanan mengatakanbahwa ayah saya mengalami penyumbatan saluran kencing. Sudah berusaha selama berjam-jamsetiap hari tanpa hasil. Mereka meminta kami agar bertindak segera. Karena ayahsaya berteriak kesakitan sepanjang malam.”

Otoritas Penjara Israel menolak untuk memindahkan Sa&rsquodi Gharabali untukmendapatkan perawatan di klinik penjara Ramleh. Mereka sengaja membiarkan Sa&rsquoditanpa pengobatan penyakit kanker yang dideritanya. Hal ini yang menyebabkan penurunankesehatannya secara drastis dalam beberapa pekan terakhir.

Wassam Gharabali meneegaskan bahwa nasib ayahnya menjadi tidak jelas.Keluarga mengkhawatirkan hidupnya setelah tidak dapat memberikan bantuankepadanya dan belum mendapatkan kontak komunikasi dengan istitusi resmi ataulembaga kemanusiaan untuk menyelamatkannya.

Dia menambahkan “Ayah saya dipenjara 26 tahun yang lalu. Saatitu dia tidak menderita penyakit apa pun. Akan tetapi isolasi yangberkepanjangan menyebabkan dia sekarang menderita penyakit kronis dan kanker yangmemperburuk kondisi tubuhnya dan mengancam hidupnya. Mungkin prostatnya perludiangkat.”

Krisis corona dan penjara

Para tawanan yang ada di dalam penjara penjajah Israel terutama merekayang sudah lanjut usia dan mereka yang menderita penyakit kronis tidakdiisolasi dari virus corona yang menyapu dunia. Hal ini menyebabkan paratawanan dalam bahaya.

Sebelumnya Gerakan Tawanan di penjara penjajah Israel Sabtu(28/3/2020) mengirim seruan permohonan mendesak ke lembaga-lembagainternasional dan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa Sa&rsquodi Gharabali yangberusia 75 tahun yang sedang dalam kondisi kesehatan berbahaya.

Seruan tersebut mengatakan &ldquoSa&rsquodi Gharabali menderita penyakitkronis. Terutama adalah gula darah tinggi dan tekanan darah kesehatannya telahmenurun drastis belakangan ini ada tumor yang belum diketahui sifatnya diprostat dan saluran kemih yang menyebabkan dia menderika sakit parah sehinggaberteriak kesakitan sepanjang malam dan tidak bisa tidur.&rdquo

“Yang dikhawatirkan adalah tumor yang dia derita adalah tumor ganasdan perlu operasi segera. Akan tetapi pihak penjara sengaja mengabaikan pengobatandia&rdquo imbuh pernyataan tersebut.

Naser Farwana seorang ahli masalah tawanan mengatakan bahwa pihakpenjara penjajah Israel belum mengambil tindakan apa pun untuk melindungi tawanansecara umum dari risiko tertular virus corona. Mereka yang sudah lanjut usia danyang menderita penyakit kronis lebih rentan terhadap pandemi ini.

Bukan hanya tidak memberikan bantuan medis pihak penjara jugamerampas berbagai jenis bahan pembersih dan makanan yang dibeli oleh paratawanan dengan uang mereka sendiri dari kantin penjara.

Seruan ini menambahkan “Sa&rsquodi Gharabali adalah salah satutawanan tertua setelah tawanan Fuad Shobaki. Penderitaannya lama dan kondisikesehatannya membuatnya berisiko tertular coronavirus. Otoritas Penjara Israel belummemberikan tindakan pencegahan apa pun di penjara. Ini yang menimbulkan kekhawatiran.”

Bukan hanya tidak memberikan bantuan medis Otoritas Penjara Israeljuga melarang kunjungan lembaga-lembaga hak asasi manusia lembaga-lembagakemanusiaan dan keluarga para tawanan. Hal ini yang menambah penderitaan para tawananterutama mereka yang sakit dan membiarkan mereka menghadapi nasib yang tidak jelas.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied