Dr. RomiAyashirah
Ketika semuaummat manusia menghadapi wabah Corona mereka merasakan hal yang sama. Tentu ininormal karena terkait dengan hak hidup dan kehidupan. Hak hidup adalah halalami setiap manusia di muka bumi ini berhak hidup dan hak ini tak bolehdibagi.
Akan tetapikatakanlah pada mereka bagaimana perasaan itu ada saat terjadinya peperangandemi peperangan di kawasan kita dimana puluhan ribu manusia laki-lakiwanita orang tua dan anak-anak tewas dalam peperangan di Suriah. Sebelumnyadi Irak sejak Amerika menjajah negeri tersebut tahun 2003. Sebelumnya bahkanmereka mengepung negeri tersebut hingga susu bayi tak sampai ke bayi-bayi Irak.Setengah juta anak-anak Irak tewas. Demikian juga peperangan yang terjadi diAfganistan menewaskan puluhan ribu manusia tak berdosa.
Hal yangsama dilakukan penjajah Zionis sejak 70 tahun yang lalu memusnakan hak-hakbangsa Palestina. Tidakkah ingat bagaimana hari-hari intifadhah AL-Aqsha tahun2000 yang menewaskan 4412 syuhada serta 48322 terluka.
Setiap haritak kurang dari 150 orang gugur syahid. Ketika tank-tank Merkava Zionis mengobrakabrik kamp-kamp pengungsian di Jenin. Tak lekang dari ingatan ketika takseharipun kejahatan Zionis menebar kematian pembunuhan dan penghancuran. Setelahlebih dari 10 hari baru Zionis mengizinkan media-media massa untuk memasuki wilayahpembantaian mereka yang terjadi dibawah reruntuhan bangunan yang sudah ratadengan tanah. Pada saat yang sama sikap diam internasional justru lebih jahatlagi karena membiarkan pembantaian dan kejahatan itu terjadi di depan.
Ingatkan kalianperang yang bertubi-tubi dilancarkan militer Zionis ke Gaza yang sedangterkepung diblokade menjadikan wilayah tersebut bagaikan penjara raksasa yangada di muka bumi ini tentunya ini menjadi aib dan akan terus menjadi aib bagisemua bentuk kemanusiaan yang ada.
Apakahkalian tidak melihat bagaimana gedung-gedung yang tinggi berjatuhan ambruk satudemi satu di Gaza menimpa anak-anak wanita dan orang tua?.
Hari iniwabah Corona telah menghentikan sendi kehidupan mayoritas manusia di seluruhdunia. Aktivitas perdagangan nadi kehidupan nyaris lumpuh di semua kota didunia.
Corona telah menghentikan segala sesuatu. Namun ia gagal menghentikanpeperangan di Libiya dan serangan di Tripoli.
Corona berhasilmenghentikan semuanya. Tapi ia gagal menghentukan peperangan di Yaman yangtelah mengembalikan negeri tersebut 100 tahun ke belakang dimana menyebarnyakembali wabah Colera dan berbagai macam penyakit lainya.
Apakah hakhidup bisa dibagi dengan pandangan kosong antara sesama manusia?
Apakah orang-orangCina Jepang Korea Iran dan Rusia di timur Italia Prancis SpanyolInggris dan Amerika di barat dan semua negara di dunia yang terkena penyakitini memiliki hak untuk disimpatikan oleh semua orang di muka bumi sementaramereka juga menghadapi epidemi Corona mata dunia ditutupi dengan air mata melihatadegan demi adegan di mana pasien terlihat sekarat di koridor rumah sakit karenarumah sakit tidak dapat menampung pasien dan mengumumkan runtuhnya sistemkesehatan mereka. Mereka sekarang sedang menunggu “kekuatan langit”setelah mereka menyerah dari orang-orang di bumi seperti yang diungkapkan olehPerdana Menteri Italia ??
Apakahmereka berhak atas semua simpati ini sementara orang-orang Palestina yangtertindas tidak berhak menemukan orang-orang bahkan tidak boleh menumpahkanair mata dalam hal perasaan manusia biasa dan hak mereka untuk hidup?
Apakahmanusia dan tatanan dunia yang ada memiliki hak untuk membagi hak untuk hidupmereka? Itu diberikan kepada orang lain dan dilarang.
Jika Andapara pemilik negara maju mungkin putus asa hari ini dari para pendukungorang-orang di bumi dan bantuan mereka maka kita bangsa Palestina yangberduka telah menyerah pada mereka selama beberapa dekade. Mereka hanya bergantungpada Allah SWT saja atas semua bantuannya kekuatan dan lamanya karena itu adalahberkah dari Tuhan dan berkah dari para pendukungnya. (asy/pip)