Tentara Zionis hari Rabu (26/2) menangkap salah seorang pahlawanpemudi Palestina Madeleine Issa yang senantiasa menjaga Masjid Al-Aqsa setelahserbuan yang dilakukan tentara untuk menangkap dan menyabotase isi rumahnya diKafr Qasim wilayah Palestina jajahan.
Penjajah Zionis mengulangi penangkapannya terhadap Madeleine.Lebih dari sekali ia ditangkap dan diputuskan untuk deideportasi dari MasjidAl-Aqsa selama beberapa kali.
Kemarin Selasa (25/2) Facebook-nya Issa membuat seruan untukmengintensifkan kehadiran jamaah Palestina pada shalat Subuh akbar di MasjidAl-Aqsa sebagai bagian dari kampanye “Fajar agung”.
Dia menjelaskan panggilannya tersebut bertujuan untuk memobilisasimasayarakat dalam beribadah di Al-Aqsa agar kemungkinan adanya partisipasi besardari kalangan orang-orang pedalaman dan Al-Quds untuk mendukung Al-Aqsa dan mendukungorang-orang yang bertahan di dalamnya.
Sementara itu menurut organisasi hak asasi manusia danyang khusus menangani penangkapan wanita Palestina mengatakan selamapendudukan penjajah Israel atas Palestina lebih dari 16 ribu wanita Palestina(dari yang di bawah umur hingga usia lanjut) ditangkap dan ditahan di dalampenjara penjajah Israel. Selama periode Intifadhah Palestina pertama pada tahun1987 terjadi penangkapan terbesar terhadap para wanita Palestina mencapaihampir tiga ribu wabita Palestina.
Selama bertahun-tahun pendudukan Israel di wilayahPalestina operasi penangkapan bervariasi kadang-kadang meningkat dankadang-kadang turun. Jumlah wanita Palestina yang masih ditahan di dalampenjara penjajah Israel hingga tanggal 11 Desember 2019 mencapai 49 orang.
“Dinas intelijen Israel Shin Bet memiliki rencanauntuk menjinakkan rakyat Palestina dengan menangkap anak-anak perempuran daridalam rumah mereka. Sekaligus merupakan pesan rasis dari negara penjajah iniyang sedang melakukan terorisme terorganisir terhadap gadis-gadis mudaPalestina” ungkap eks tawanan Walid Houdali.
Dia menyatakan bahwa dalih yang digunakan penjajah Israelketika mereka menangkap anak-anak gadis Palestina di pos-pos pemeriksaan adalahbahwa mereka mencoba melakukan operasi penikaman. Sedangkan dalih yangdigunakan ketika mereka menangkap anak-anak gadis Palestina dari rumah-rumahmereka adalah karena mereka melakukan kegiatan ekstrakurikuler di dalam kampusatau sebagai akibat dari kegiatan jurnalistik dan media mereka. (asy/pip)