Ketua GerakanPerlawanan Islam Hamas Ismail Haniyeh Senin (27/1) menghubungi Khotib MasjidAl-Aqsa Sheikh Ikrima Sabri untuk mengungkapkan solidaritasnya atas keputusan pengadilanIsrael menangkap dan mendeportasinya dari masjid.
Dalampernyataannya pada Pusat Informasi Palestina Haniyeh menegaskan pihaknya menolakkeputusan ini dan menganggapnya sebagai pelanggaran baru terhadap kebebasanberibadah dan hak-hak Palestina.
Haniyehberkata mencegah Sheikh Ikrima Sabri termasuk dalam upaya Israel untukmencegah revolusi atau kemarahan warga Al-Qudsdi kota suci dan mengosongkannya dari penduduk aselinya. Mereka berupayamenguasai warganya.”
Diamelanjutkan Kesepakatan Deal of Century yang mencakup masalah-masalah utama sepertiAl-Quds tanah atau para pengungsi adalah pertempuran yang akan kita lawan. Kemenangantelah Allah tetapkan untuk kita insya Allah.”
Haniyehmenjelaskan seperti dalam pernyataan Hamas bahwa dirinya melakukan serangkaianpembicaraan dan pertemuan adalah dalam rangka Al-Quds dan dalam rangka menolakapapun yang akan mengganggu hak bangsa kita dan Ummat Islam di Al-Quds danmasjid Al-Aqsha terutama yang terkait dengan Deal of Century.
Kepada SyekhIkrima Sabri Haneya menyampaikan sikap otentik gerakanya yang dia perdengarkanselama pertemuan eksternalnya terkait perasaan bangsa Palestina dan Ummat Islamterhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Haniyehmenekankan pihaknya akan tetap melanjutkan upaya politik dalam rangkamendukung menolak kesepakatan tersebut. Dan demi merealisasikan dukungan semuakomponen untuk menyelematkan Masjid Al-Aqsha dan Kota Raya disamping untukmemberikan unshur-unsur ketabahan kepada bangsa Palestina dan rakyat kita didalamnya untuk bekerja untuk mencari solusi tanpa mengganggu hak-hak permanenrakyat kita ungkapnya. (asy/pp)