Tue 6-May-2025

Dari Tahanan Rumah ke Sel Isolasi Cara Israel Siksa Bocah Palestina

Minggu 26-Januari-2020

Penjajah Israeladalah entitas kanker ganas yang masih terus mempraktikkan bentuk-bentuk penyiksaanterburuk terhadap rakyat Palestina anak-anak mudanya wanita dan bahkananak-anak kecilnya yang masih di bawah umur.

Kali ini sisigelap itu dipraktikkan oleh orang-orang asing terhadap para pemilik tanah. Munculsebuah kisah menyakitkan tentang seorang anak Mush&rsquoab Abu Ghazala. Bocah berusia15 tahun ini ditangkap oleh pasukan pendudukan penjajah Israel 18 bulan laludari kampung Bab Hatta di Kota Tua al-Quds yang diduduki penjajah Israel.

Menurut laporanHAM Mush&rsquoab Abu Ghazala mengalami pemukulan dan penyiksaan yang buruk dalamtiga hari pertama penahanannya. Saat itu usianya belum genap 14 tahun.

Biro Informasi Tawananmengutip dari ayah Mush&rsquoab bahwa pasukan penjajah Israel menangkap putranya danmemukulinya dengan kejam karena diduga melakukan pelemparan bom molotov kesebuah rumah yang ditempati oleh pemukim Israel di Kota Tua di al-Quds.

Kemudian setelahitu ungkap sang ayah anaknya dibebaskan dengan syarat sebagai tahanan rumahtidak boleh keluar ke mana-mana selama satu setengah tahun.

Dia menjelaskanbahwa selama masa sebagai tahanan rumah tersebut terjadilah apa yang terjadipada kejiwaan bocah kecial tersebut. Dia kehilangan seluruh dunianya untukbermain dan menyenangkan. Penjajah Israel melarangnya pergi ke sekolah. Sehinggadia kehilangan kesempatan belajar di kelas delapan dan sembilan.

Selama penahananrumah itu Mush&rsquoab hanya bica melihat dari balik jendela rumahnya ke arah teman-temannyayang sedang bermain di gang-gang Kota Tua. Tidak bisa ikut bermain bersamamereka. kesedihan dan kegalauan tumbuh bersama dirinya hari demi hari.

Setelah perdebatanpanjang di pengadilan penjajah Israel yang dengan sengaja menunda-nundakasus-kasus anak-anak al-Quds untuk menambah kelelahan mereka dan memperpanjangpenahanan rumah atau penahanan di penjara maka keluarlah keputusan untukmenahan Mush&rsquoab Abu Ghazala di dalam penjara selama tiga bulan. Yang mulaiditerapkannya pada tanggal 22 Desember 2019 lalu.

Mush&rsquoab masuksel isolasi

Belum sempat Mush&rsquoabmengakhiri rasa sakit akibat tahanan rumah yang berat yang dia jalani sampai akhirnyadia mulai menjalani kedzaliman dalam sel. Penjajah Israel memanfaatkan usianyayang masih di bawah umur dan dia ingin mempraktikkan kebencian sistematisterhadapnya.

Ayahnyamengatakan setelah anaknya menyerahkan diri di pusat penahanan Maskubiya untukmenjalani hukumannya pasukan penjajah Israel memindahkannya ke penjarakriminal bersama para tahanan kriminal Israel. Menurut sang ayah analnyamenolak dan menentang pemindahan tersebut.

Setelah itusebagai hukumannya penjajah Israel memindahkan anaknya ke sel-sel kurunganisolasi di penjara Ofek. Di sana dia mendekam selama hampir satu bulan. Di usinyayang masih kecil dia harus hidup di sel isolasi yang tidak tersedia saranaminimal untuk kehidupan manusia.

Sang ayahmenambahkan &ldquoDia mendekam dalam sel sempit. Dia dihukum dengan cara merampashak-hak dasarnya dalam hal makanan dan pakaian. Penjajah Israel tidak mempertimbangkanusianya yang masih muda di sana bahkan dia dihukum karena menolak dipindahkanke penjara para pelaku kriminal Israel.&rdquo

Setiap bocahyang sesuia Mush&rsquoab ditangkap pasukan penjajah Israel membawanya ke penjaratawanan anak-anak yang usianya di bawah 18 tahun. Tetapi karena penjajah Israelingin menghukum dan menyiksanya maka dia dipindahkan sel isolasi.

Sang ayahmenjelaskan bahwa ibu Mush&rsquoab belum lama mengunjungi anaknya di sel isolasi. Diaterkejut dengan penampilannya. Rambutnya panjang karena tidak ada tukang cukur.Nampak jelas tidak mendapatkan kebutuhan hidup yang paling minimal sekalipun. Namundia tidak mengelum sama sekali. Seakan dia tidak ingin memberatkan kedua orangtuanya dengan banyak fikiran meski dia masih anak-anak.

Keluarga masih terusberusaha bersama para pengacara untuk memindahkan anaknya ke bagian tawanananak-anak. Namun pihak penjajah Israel selalu menolaknya dengan mengatakanbahwa tempatnya adalah bersama dengan para pelaku kriminal Israel dengantujuan untuk membunuh semangat moralnya. Namun justru Mush&rsquoab mengejutkanpenjajah Israel dengan menyatakan mogok makan selama beberapa hari sebagaiprotes atas perlakuan dzalim yang mereka lakukan pada dirinya.

Dengan sikapini Mush&rsquoab telah memberikan keteladanan keteguhan seorang anak Palestina yangdirampas masa sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Dia tetap bersikeras dengansikapnya. Meski dengan sikapnya itu dia harus membayarnya dengan harga yangmahal. Namun dia tidak menyerah atau mundur meskipun sekarang harus menjalani kondisiyang sangat berat. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied