Tue 6-May-2025

Penyiksaan Brutal dan Mengerikan di Penjara Israel

Jumat 24-Januari-2020

Foto-fotomengerikan tentang kondisi tawanan Palestina Walid Hanatsya yang bocormenunjukkan penyiksaan mengerikan yang dia alami di penjara-penjara penjajah Israel.Ini mengingatkan kembali kepada kebijakan penyiksaan yang dilakukan oleh penjajahIsrael terhadap para tawanan Palestina.

Foto-foto yang sampaike keluarga korban dan yang beredar di akun-akun Palestina di media sosialmengungkap bekas penyiksaan dan memar di seluruh tubuh korban terutama bagianbawahnya termasuk dua kaki dan telapak kaki.

Pasukan penjajahIsrael menangkap Hanatsya pada 3 Oktober 2019 lalu terkait dengan operasi”Ein Bubin” yang terjadi pada akhir Agustus 2019 lalu di dekat desaDeir Ibzia sebelah barat Ramallah wilayah tengah Tepi Barat. Dalam aksi ini seorangpemukim Israel tewas dan dua pemukim lainnya terluka. Pihak Israel menduduh selFront Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) sebagai pihak yang berada dibelakang aksi tersebut.

Penjajah Israelmengakitkan Hanatsya dalam aksi tersebut karena dianggap bertanggung jawab membiayaisel yang terlibat dalam operasi tersebut. Pada akhir Desember 2019 penjajahIsrael pendudukan melakukan survei teknik pada rumah Hanatsya di Ramallah sebelumdihancurkan.

Selamapenahanan Hanatsya menjalani tiga sesi pemeriksaan yang dilakukan oleh dinaskeamanan Israel yang pertama berlangsung selama 12 hari. Sidang pemeriksaanberlangsung selama 23 jam setiap hari dengan berganti petugas lain yangmenginterogasi setiap 8 jam.

Brutal

Bayan Hanatsyaistri Walid Hanatsya mengatakan bahwa keluarga meyakini dan memprediksi bahwa Walidmengalami penyiksaan. Karena pihak administrasi penjara Israel melarang keluargadan pengacara untuk mengunjungi dia di dalam penjara selama 25 hari.

Diamelanjutkan “Saya sudah memprediksi dia akan dipukuli. Akan tetapi tidak sebrutalyang kami lihat ini.” Dia menegaskan bahwa Walid Hanatsya dalam setiap keteranganyang disampaikan di pengadilan dia mengatakan kepada hakim: Sayadisiksa.”

Dia menjelaskanbahwa foto-foto yang dibocorkan suaminya ini “mengejutkan”. Karenafoto-foto tersebut menunjukkan bekas-bekas penyiksaan yang dilakukan oleh intelijenpenjajah Israel selama menjalani pemeriksaan.

Foto-fototersebut menunjukkan bekas-bekas penyiksaan dan memar yang terlihat di sekujurtubuhnya terutama pada kedua kaki dan telapak kakinya yang tampak seperti dipukulidengan jeruji besi.

Bayan Hanatsyamengnatakan &ldquoFoto-foto itu mengejutkan terutama karena saya melihatnya saat Walidsedang menjalani pemeriksaan dan foto-foto itu dibocorkan kepada kami. Saya benar-benarterkejut dan shock saat melihatnya dan saya tidak bisa mengungkapkan perasaansaya. Saya dilarang memberikan pernyataan tentang foto-foto tersebut. Padawaktu itu sayang dilarang menyebarkan foto-foto tersebut oleh pengadilan penjajahIsrel.&rdquo

Mengenaimekanisme bocornya foto-foto penyiksaan Walid tersebut istrinya menjelaskanbahwa saat Walid memasuki ruang sidang tanpa kehadiran pengacara dia berjalanmasuk dengan dipapah di pundak tentara Israel. Saat itu hakim bertanya kepadaWalid: mengapa Anda memasuki ruang sidang dan kondisi Anda seperti ini? Walidmenjawab: saya disiksa tidak bisa berjalan dan bergerak di atas kursi rodadari satu sel ke sel lainnya.

Bayan Hanatsya melanjutkan”Di ruangan itu Walid diminta oleh panitera pengadilan untuk keluarsampai hakim melihat bekas-bekas penyiksaan brutal yang terjadi di seluruh tubuhnya.Hakim memutuskan dia harus dipindahkan ke klinik (penjara Maskubiyya) untukmemotret tubuhnya. Dan yang terjadi ketika dokter memotretnya dia mengirim foto-fototersebut kepada pengacaranya. Dari situlah kemudian foto-foto tersebutterserbar ke publik.”

Dia menjelaskanbahwa suaminya Walid Hanatsya telah menjalani 3 sesi pemeriksaan militer.Yang pertama berlangsung selama 12 hari. Interogasi berlangnsung selama 24 jamberturut-turut setiap hari dengan dilakukan penggantian petugas yangmenginterogasi setiap 8 jam.

Dia mengatakan”Dalam pemeriksaan militer Walid menjadi mengalami pemukulan kekerasanfisik dan hingga ke tingkat pembunuhan.”

Dia menjelaskanbahwa keluarga bekerja sama dengan lembaga HAM akan mengajukan gugatan terhadapmereka yang menyalahgunakan dan menyiksa Walid. Kemudian membawa kasus ini kePengadilan Kriminal Internasional.

Bayan Hanatsya menegaskanbahwa penjajah Israel menggunakan metode penyiksaan yang kejam dan kerasterhadap para tawanan Palestina untuk memaksa para tawanan agar bisamewujudkan tujuan mereka dengan cara merusak semangat tawanan dan keluarganya.

“Merekatidak akan bisa mengintimidasi kami dengan menyiksa suami saya. Sebelumnya merekatelah melakukan tindakan-tindakan pada kami termasuk surat perintahpenangkapan dan keputusan untuk menghancurkan dan menyerbu rumah lebih darisekali” tegas Bayan Hanatsya istri korban.

Metodepenyiksaan

Hanatsyamenceritakan kepada pengacaranya aparat penjajah Israel menggunakan sekitar 5metode penyiksaan terhadapnya. Di antaranya adalah dengan memukulinya setelahkedua tangan dan kakinya diikat ke belakang di ruang interogasi sampai jatuhke tanah kemudian seorang petugas yang menginterogasi duduk di perutnya danmemukulinya di daerah dada dan juga mencekiknya.

Dua petugaslain yang menginterogasi menekan kedua bahunya dan menggerakkan wajahnya dari satusisi ke sisi dengan keras mencabut rambut jenggot dan bagian depan kepala sepanjangwaktu dengan pemukulan berat pada wajah dan berusaha mencekiknya.

Lembaga HAM Al-Dameermengatakan bahwa pihaknya mendampingin 40 tawanan yang ditangkap karena kasus EinBubin 95% dari mereka mengalami segala bentuk penyiksaan dan dengan metode danperiode yang beragam. Diketahui kemudian bahwa semuanya tidak ada hubungannyadengan kegiatan militer. Ada banyak tahanan Palestina yang mereka itu adalahpelajar aktivis politik pembela HAM. Mereka ditangkap dalam rangka sebagaiupaya untuk mengkriminalkan semua tindakan damai. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied