Tidak jauh daripagar perbatasan Jalur Gaza di propinsi Khan Yunis di wilayah selatan JalurGaza seorang petani Palestina Muhammad Sammur berdiri dengan sedih meratapi tanaman di lahan pertaniannya yang rusak.
Seperti biasahampir setiap tahun di saat seperti sekarang ini pesawat-pesawat penjajahIsrael kembali menyemprot tanaman ratusan petani di daerah perbatasan timur JalurGaza dengan pestisida beracun yang menghancurkan dan merusak semua tanaman yangterkena semprotan pestisida tersebut.
Saat inipesawat-pesawat penjajah Israel terus menyemprotkan pestisida beracun di atas tanahwarga Palestina yang ada di perbatasan selatan dan tengah di Jalur Gaza.
Kerusakantanaman
Sammur menanamitanah seluas 10.000 meter persegi dengan bayam dan peterseli (mirip seledrinamun ukuran daunnya lebih kecil dan keriting). Akan tetapi pestisida beracunyang disemprotkan oleh penjajah Israel membakar lebih dari setengah dari hasilpanen yang sudah siap untuk dijual dalam beberapa hari lagi.
Dalam wawancarakhusus dengan koreponden Pusat Informasi Palestina Sammur mengatakanbahwa penjajah Israel dalam menyemprotkan pestisida beracan bergantung padaarah angin dari timur ke barat yang akhirnya merusak area pertanian yang adadi perbatasan timur Jalur Gaza.
Dan menegaskanbahwa bekerja di daerah perbatasan sangat berbahaya. Dia menyatakan bahwa diadapat mati setiap saat akibat tembakan peluru tajam yang dilakukan pasukan penjajahIsrael yang dilakukan secara acak dari menara militer yang tersebar disepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Dia menyatakan bahwadirinya pernah terluka beberapa tahun yang lalu ketika bekerja di tanahnya diAbasan Besar di propinsi Khanyunis wilayah selatan Jalur Gaza.
Menggunakanhelikopter
Para petani Palestinayang menggarap tanah yang berdekatan dengan pagar perbatasan yang memisahkan antaraJalur Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki penjajah Israel pada tahun 1948mengeluhkan bahwa penjajah Israel terus menggunakan helikopter untuk menyemprotkanpestisida yang racunnya terbawa oleh angin dan merusak hasil panen para petaniPalestina di perbatasan timur Jalur Gaza.
Penjajah Israelberalasan untuk membenarkan tindakannya tersebut dengan mengatakan bahwapenyemprotan pestisida di daerah perbatasan tersebut dilakukan karena pertimbangankeamanan terkait dengan pembersihan tanaman yang pertumbuhannya bisamenghalangi para tentara dan aparat keamanan penjajah Israel untuk mengawasaidan memantau perbatasan. Akan tetapi faktanya adalah bahwa penyemprotanpestisida beracun merusak tanaman pertanian Palestina yang terletak lebih darisatu kilometer dari perbatasan.
Sebuah laporanhak asasi manusia yang baru mengkonfirmasi bahwa tindakan penyemprotanpestisida yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel di perbatasan Jalur Gazatelah menyebabkan kerusakan luas pada ladang dan tanaman di dalam wilayah JalurGaza.
Pestisidaberacun
Sebuahpenelitian yang dilakukan oleh kelompok riset yang berbasis di London”Fransec Architectural” menunjukkan bahwa tanah pertanian yang beradapada jarak lebih dari 300 meter dari perbatasan timur Jalur Gaza rusak karenakonsentrasi pestisida lebih tinggi dari yang diizinkan di Eropa sehingga membuattanah tersebut tidak cocok untuk ditanami.
Di antarapestisida yang digunakan adalah glifosat oxflox dan duron.Glifosat diyakini berbahaya bagi manusia.
WHO mengklasifikasikanglifosat di antara zat “berpotensi karsinogenik” (yang dalammenyababkan kanker). Akan tetapi pada Desember 2017 Uni Eropa memperbarui izin untukherbisida ini di seluruh Eropa selama lima tahun.
Laporan yangditerbitkan oleh Forensic Architectures didasarkan pada penelitian lapangan danupaya hukum yang dilakukan oleh lembaga-lembaga hak asasi manusia yang diakuioleh pihak penjajah Israel bahwa lima tahun terakhir penjajah Israel melakukan30 penyemprotan pestisida beracun di dekat pagar pemisah yang berbatasan denganJalur Gaza.
Laporan itumenambahkan bahwa sejak 2015 lembaga-lembaga tersebut sudah memperingatkankerusakan parah yang disebabkan oleh penyemprotan pestisida dari udara.Lembaga-lembaga tersebut juga sudah mengajukan gugatan ke pengadilan. Sertamelakukan upaya peradilan lainnya yang bertujuan untuk mengungkap informasitentang praktik-praktik destruktif ini dan memaksa penjajah Israel untukmenghentikannya.
Penelitian baruyang diterbitkan oleh Forensic Architectures membantah klaim-klaim penjajahIsrael yang menyatakan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untukmengurangi penyebaran pestisida kimiawi dan kerusakan yang diakibankannya. Analisisvideo yang mendokumentasikan penyemprotan menunjukkan bahwa penyemprotandilakukan ketika angin bertiup ke arah Jalur Gaza dan membawa bahan kimia yangsangat terkonsentrasi dan berbahaya ke wilayah Jalur Gaza.
Laporan itu menegaskanbahwa dalam keadaan seperti ini maka penyemprotan bisa menyebabkan kerusakanacak dan tidak dihitung. Penjajah Israel juga tidak menggunakan teknik untukmengendalikan dampak angin. Dalam hal apa pun tidak mungkin untuk mengontrolpenyebaran bahan beracun ini atau memprediksi tingkat kerusakan akibatpenyemprotan ini terhadap tanaman area penggembalaan ternak tanah parapetani dan penduduk wilayah tersebut secara umum.
Laporantersebut menyatakan bahwa penyemprotan pestisida dari udara menyebabkanpelanggaran terhadap hak asasi manusia serta melanggar undang-undang Israel danhukum internasional. Tidak ada alasan pembenaran atau dasar hukum apapun untukmelanjutkan praktik destruktif ini yang menyebabkan kerusakan parah dannon-normatif bagi penduduk Jalur Gaza dan tanaman pertanian.
Karena itupenjajah Israel diminta menghentikan penyemprotan pestisida beracun dari udaradi atas pagar pemisah dengan Jalur Gaza sehingga sektor pertanian di Gazadapat pulih dan berkembang. (was/pip)