Begitu musim dingin tiba semua jenis (penganan ringan) manisanterhidang dan memenuhi rumah-rumah dan toko-toko di Jalur Gaza.
Kousha Shatawi atau Ras al-Abed adalah nama-nama hidangan penutup makandi Palestina yang terkenal dan mengambil hati kaum muda dan orang tua tanpakecuali.
Shatawi adalah salah satu manisan populer yang dikenal di JalurGaza dan juga di beberapa kota Palestina lainnya di Tepi Barat yang didudukipenjajah Israel.
Shatawi dibuat dengan komponen sederhana. Komponen utamanya adalah biskuitsebagai alas bundar krim di atasnya dan lapisan cokelat yang renyah.
Pembuatan Shatawi di Palestina dimulai 30 tahun yang lalu dan saatini ada puluhan pabrik yang memproduksi Shatawi hanya di musim dingin saja.
Pembuatan Shatawi
Bahan utama Shatawi terdiri dari putih telur kering yangdilarutkan dan dimasukkan ke dalam air selama 12 jam. Kemudian ditambahkan sirupyang berdiri campuran: air gula dan glukosa.
Pembuatan Shatawi dimulai dengan menyiapkan sirup yang terdiri darigula air dan glukosa. Kemudian masuk ke proses pencampuran semua bahan yangsudah disiapkan ke dalam mixer. Kemudian krim disiapkan dan dituangkan di atas biskuitbulat sebagai dasarnya kemudian ditutup dengan lapisan coklat. Kemudian potonganShatawi masuk ke proses pendinginan. Selanjutnya potongan-potongan itudibungkus dikemas dan disiapkan untuk dijual.
Shatawi dikenal karena harganya yang murah sehingga dapatdijangkau oleh semua orang. Satu potong Shatawi berharga setengah shekel dansatu karton dijual seharga 6 shekel (satu setengah dolar).
Banyak keluarga Gaza menjadikan Shatawi sebagai hadiah sederhanaselama melakukan kunjungan atau silaturahmi ke sanak famili mengingat harganyayang murah dan kondisi kehidupan yang sulit di Jalur Gaza akibat blokade yangsudah berlangsung selama belasan tahun.
Pengiriman pertama ke luar negeri
Pada akhir Desember 2019 lalu untuk pertama kalinya Jalur Gaza mulaimengekspor Shatawi 100% buatan lokal ke negara-negara Teluk dalam jumlah besar.Demikian seperti dinyatakan oleh Departemen Hubungan Masyarakat dan Media di pospenyeberangan Karam Abu Salem.
Ini adalah pertama kalinya komoditas pangan yang diproduksi diJalur Gaza diizinkan diekspor ke luar negeri. Biasanya Gaza hanya diperbolehkanmengekspor produk pertanian seperti stroberi tomat dan mentimun ke luarnegeri.
Sekitar 8 ton Shatawi dimuat ke sebuah truk yang meninggalkan JalurGaza melalui penyeberangan Karam Abu Salem melalui penyeberangan Allenby menujuYordania lalu ke Bahrain.
Pada gilirannya Sarayo al-Wadia for Food Industries mengeluarkanpernyataan pers yang isinya mengatakan bahwa groupnya telah berhasil mengeksporpengiriman pertama Shatawi yang dibuat di pabrik-pabriknya di Jalur Gazadengan tujuan untuk memasarkan produk lokal ke pasar-pasar dunia.
Sarayo al-Wadia mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya groupnyadan sebagai perusahaan pertama di Gaza yang telah berhasil mengekspor produkmakanan nasional ke pasar luar negeri. (was/pip)