Juru Bicara GerakanPerlawanan Islam Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa keputusan menteri perangIsrael Naftali Bennett untuk menyita harta tawanan Palestina di dalam wilayah Palestinayang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 merupakan kelanjutan dariperang Zionis terhadap para tawanan. Karena penjajah Israel menganggap paratawanan merupakan salah satu simbol terpenting dari masalah Palestina dan sekaligussebagai saksi atas kejahatan yang dilakukan penjajah Zionis.
Qassemmenegaskan bahwa pembajakan yang dipraktikkan oleh Menteri Perang Israel disamping langkah-langkah represif Zionis yang datang silih berganti terhadappara tawanan menegaskan perlunya menyatukan upaya nasional untuk menghadapi kebijakanpenjajah Zionis tersebut dan menjadikannya di puncak program aksi nasional.
Dia memintaOtoritas Palestina untuk tidak menyerah pada langkah-langkah penjajah Zionis. AgarOtoritas Palestina memulai inisiatif mengembalikan gaji para tawanan yangdipotong sebagai bagian dari respons dan reaksi terhadap keputusan penjajahIsrael tersebut.
Pada Rabu malam(1/1/2020) Bennett mengumumkan bahwa dia telah mengeluarkan keputusan untukmenahan harta keluarga 32 tawanan Palestina yang berasal dari wilayah Palestinayang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948.
Bennettmengklaim bahwa keluarga para tawanan selama beberapa tahun terakhir menerima gajidari Otoritas Palestina. Bennett mengatakan bahwa keputusan untuk menahan ini segeradilaksanakan dan akan dilakukan penahanan harta dalam beberapa jam mendatang.
KeputusanMenteri Perang Israel Naftali Bennett ini hanya berjarak sekitar satu pekan setelahkeputusan lain untuk menahan dan menyita gaji yang dibayarkan oleh OtoritasPalestina kepada delapan tawanan Palestina yang berasal dari tanah Palestina 1948.(was/pip)