Suara peluruyang ditembakkan berhenti. Setelah itu seorang gadis tersungkur jatuh di dekatkawat pembatas keamanan di perbatasan Timur Gaza. Darah mengucur membasahi wajahnya.Paramedis segera tiba dan membawanya ke mobil ambulans.
Dalam adeganyang mengerikan seorang penembak jitu penjajah Israel timur dari kamppengungsi Al-Bureij membidik seorang gadis Palestina. Korban bernama Mai AbuRuwaida berusia 20 tahun. Peluru mematikan yang ditembakkan sniper penjajahIsrael mengenai matanya hingga mengalami luka parah.
Di awal-awalsaat terluka Mai Abu Ruwaida menjalani perawatan berpindah-pindah antara perawatanlapangan dan Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha di Deir Balah hingga sampai ke RumahSakit Mata Al-Uyun dan menjalani operasi pelepasan mata kanannya.
Tentarapendudukan penjajah Israel telah menembakkan peluru eksplosif yang terlarang secarainternasional terhadap para demonstran damai dalam pawai kepulangan diperbatasan timur Jalur Gaza hingga puluhan orang gugur dan terluka diantaranya mengalami luka parah.

Ancaman yangdiimplementasikan
&ldquoSaya tidak tahudetail kejahatan yang dialami Mai Abu Ruwaida di detik-detik pertama diaditembak sniper. Karena perbannya sangat besar menutupi seluruh wajahnya. Yangsaya pahami saya mengambil fotonya di dekat kawat pemisah. Lukanya ada di mata sementara darah menutupisyal dan telapak tangannya yang gemetaran&rdquo ungkap koresponden PusatInformasi Palestina.
Ini adalah harikedua kedatangan Mai Abu Ruwaida sebagai tamu Rumah Sakit Al-Uyun di KotaGaza setelah para dokter melepas mata kanannya beberapa jam setelah diaditembak oleh pasukan penjajah Israel di sebelah timur kamp pengungsiAl-Bureij.
“Saya sudahpernah terluka enam kali dengan luka ringan selama mengikuti aksi damai pawaikepulangan. Pada hari Jum&rsquoat saat awal-awal dimulai pawai saya ditembak sniperdi mata saya dan para dokter telah melepas mata saya karena peluru yangmengenai mata menyebabkan patah tulang tengkorak dan rahang. Mereka membawasaya dari lokasi cedera ke Rumah Sakit Al-Aqsha dan kemudian ke Rumah SakitMata. Sekarang saya membutuhkan perawatan dan transplantasi kornea”terang Mai Abu Ruwaida.

Dalam wawancaradengan koresponden Pusat Informasi Palestina Mai mengatakan bahwa salahsatu tentara penjajah Israel berada di sebelah kendaraan militer sambil memegangsenapan. Tentara tersebut berbicara padanya sambil mengarahkan jarinya kewajahnya sendiri yang mengisyaratkan bahwa dia berniat menembak mata korban.
Mai melanjutkan”Saya merespon secara normal. Kemudian dia menembaki saya langsung denganmeriam gas namun tidak mengenai tubuh saya. Setelah satu menit sayadikejutkan oleh peluru yang mengenai wajah saya dan saya jatuh ke tanah. Saya tidaktahu apa yang terjadi sementara saya berlumuran darah.”
Mai memintaPresiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas untuk segera turun tangan dan memberikanperawatan yang tepat setelah dia kehilangan mata. Sementara pecahan pelurumenyebabkan masalah kesehatan di kepalanya yang belum stabil sampai sekarang.
Meski sudahkehilangan mata Mai Abu Ruwaida tetap memiliki semangat yang tinggi untukterus berpartisipasi dalam pawai kepulangan. Tidak peduli dengan kekejaman yangdilakukan pasukan penjajah Israel padanya.

Penargetan yangdisengaja
Sahabat Mai JacquelineShehadeh (32) yang juga dalam kondisi terluka menemani Mai Abu Ruwaida selamadua hari di Rumah Sakit Mata di Kota Gaza untuk memberikan dukungan moral padanya.
Kepada PusatInformasi Palestina Shehadeh mengatakan “Saya melihatnya pada saatdia terkena tembak. Jaraknya tiga puluh meter dari saya. Saya sedang melihatnyaketika dia jatuh ke tanah dan mengalami pendarahan sebelum paramedis tiba kelokasi.”
Shehadeh yangterluka pada November 2018 membenarkan bahwa pasukan pendudukan penjajah Israelsengaja melukai mata gadis-gadis saat mereka ikut berpartisipasi dalam aksi damaipawai kepulangan di perbatasan timur Jalur Gaza.
“Sayamenderita cedera serupa dengan sahabat saya ini setahun yang lalu ketikaseorang tentara penjajah Israel menembakkan peluru yang mengenai mata saya. Akibatnyakemampuan mata saya berkurang hingga 90% di mata bagian tengah retina matasaya robek.”
Sementara itu korbanlain Sabreen Arami yang menyaksikan Mai Abu Ruwaida saat terluka menegaskanbahwa apa yang terjadi adalah penembakan dan penargetan yang disengaja dengandirencanakan terlebih dahulu.
Dia mengatakanbahwa saat itu dia sedang berdiri di samping Mai saat korban menjadi sasarantembak. Di mana sekelompok gadis berunjuk rasa dengan damai sambil mengibarkanbendera Palestina di dekat pagar kawat pemisah di perbatasan.

Dia menambahkan”Yang mengkonfirmasi bahwa pasukan penjajah sengaja menarget anak-anakgadis Palestina adalah karena serangan berulang pada saya. Saya juga ditembak denganpeluru karet di wajah saya. Saat saya terkena tembak saya merasa pusing dikepala saya. Dan hari ini saya kehilangan sebagian penglihatan di mata kirisaya.”
Arami terlukapada bulan Maret tahun ini dalam insiden serupa yang dialami oleh Mai AbuRuwaida. Akibatnya bekas luka yang dalam terlihat di wajahnya. Dia sudah menjalaniperawatan di Rumah Sakit Mata Al-Uyun. Akan tetapi dia masih membutuhkanperawatan (operasi plastik) di daerah hidung dan mata.
Para korban yangterluka dalam aksi damai pawai kepulangan mengalami masalah kesehatan yangtidak dapat diobati oleh rumah sakit di Jalur Gaza. Terutama masalah pembuluhdarah saraf dan operasi plastik. (was/pip)