Sat 10-May-2025

Israel Lakukan 104 Penggalian di Bawah Al-Quds Sejak 1967

Selasa 10-Desember-2019

Komite Islam-Kristen untuk MendukungAl-Quds dan Tempat-tempat Suci bersama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Selasa(10/12/2019) menyatakan bahwa penggalian yang dilakukan penjajah Israel dibawah Al-Quds sejak tahun 1967 mencapai 104 galian. Penggalian ini mencakup 22galian yang sedang dikerjakan di bawah Al-Aqsha 5 galian di Silwan 5 galiandi Kota Tua 8 galian di situs-situs purbakala serta 57 galian dan terowonganyang menembus Masjid Al-Aqsha.

Komite Islam-Kristen dan OKImemperingatkan bahaya pembangunan pemakaman Yahudi yang besar di bawah kuburantua yang membentang dari Bukit Zaitun hingga Silwan dengan luas lebih dari1.600 meter persegi dan di bawah ke dalaman 50 meter yang dapat menampunglebih dari 23.000 kuburan dengan biaya 90 juta dolar.

Sekretaris Jenderal Komite Islam-KristenHanna Issa menjelaskan yang paling berbahaya dari keputusan Presiden Donald Trumppada 6 Desember 2017 bukan hanya soal pemindahan ibukota Israel ke al-Quds akantetapi menganggap kota Al-Quds sebagai kota Yahudi. Karena dengan itu telahmenyangkal eksistensi Islam dan Kristen di dalamnya di samping menghancurkan MasjidAl-Aqsha. Hanna Issa menyatakan bahwa apa yang dilakukan penjajah Zionis dibawah Al-Quds membangun sebuah kota yang lengkap di bawah Al-Aqsha.

Dia menyatakan saat ini di kota Al-Qudssudah ada 29 permukiman ilegal Yahudi. Sebanyak 15 permukiman di antaranyaberada di bagian timur Al-Quds dan sisanya di bagian barat. Adapun di sekitar Al-Qudsterdapat 43 permukiman ilegal Yahudi yang dibangun di atas tanah seluas 46 ribuhektar. Tujuannya adalah untuk mengubah karakter kota Al-Quds melaluipenggalian dan yahudisasi yang sedang berlangsung secara beriringan. Sekitar Al-Aqshasekarang ini dikelilingi oleh 105 sinagog Yahudi. Sementara di al-Quds sekaranghanya ada 107 masjid dan 95 gereja.

Lebih lanjut Hanna Issa mengnatakan semuaini terjadi secara terprogram dengan tujuan untuk mengosongkan kota Al-Qudsdari penduduk aslinya menciptakan karakter baru khas Yahudi dan membangun ibukota besar bagi Israel besar di area seluas 600 kilometer persegi.

Sementara itu perwakilan OKI diPalestina Ahmed Ruwaidi yang mewakili Sekretaris Jenderal OKI Yusuf Ahmad Utsaiminmengatakan &ldquoDalam kerangka upaya media dan budaya kami berusaha mengatursecara berkala untuk menunjukkan identitas Islam dan Arab di Al-Quds. Serta untukmenghadapi kebijakan Israel yang bertujuan untuk melakukan yahudisasi kotaal-Quds bertepatan dengan peringatan 50 tahun OKI yang komitmennya diwujudkandengan kuat dalam kerjsama dan solidaritas terutama dalam masalah Palestinadan Al-Quds sebagai persoalan sentral untuk menciptakan penyelesaian yang adilguna mengakhiri pendudukan Israel.

Dia menegaskan komitmen OKI untuk memperkuatdan meningkatkan komunikasi dengan warga Al-Quds untuk meneguhkan kedudukanmereka dan memantau serangan penjajah Israel yang berkelanjutan terhadapmereka terutama serangan terhadap Masjid Al-Aqsh. Serta terus bekerja untukmengkoordinasikan sikap dan upaya guna menggalang dukungan internasional danmembelanya. Juga untuk mengekspresikan penolakan mutlak terhadap perubahanstatus hukum dan historis Al-Aqsha.

Ruwaidi menilai bahwa sikap yang tidakbertanggung jawab dari beberapa negara mengenai pengakuan Al-Quds sebagai ibukota Israel dan menganggap permukiman ilegal Yahudi tidak bertentangan denganhukum internasional hanya akan memicu konflik.

Sementara itu Sekretaris Jenderal KongresNasional Rakyat untuk Al-Quds Jenderal Bilal Natsheh mengatakan bahwa upaya pembagian Al-Qudsbertujuan untuk mengusir komunitas Arab di dalam kota al-Quds yang oleh Israeldianggap sebagai beban besar dan membebani anggaran umumnya. Israel khawatirsuatu hari nanti Al-Quds akan didominasi oleh mayoritas Arab.

Pada gilirannya Mufti Umum Al-QudsSyaikh Muhammad Hussein mengatakan bahwa penggalian di bawah al-Quds sudah dimulaisebelum 1967. Para peneliti tahu betul bahwa penggalian itu dimulai melalui SekolahArkeologi Inggris yang ada di al-Quds. Penggalian pertama kali di wilayah WadiHilweh kemudian terus berlanjut dengan penghancuran kampung Mughrabi (yang adadi barat Masjid Al-Aqsha) yang kemudian diubah oleh penjajah Israel sebagai pintugerbang penyerbuan yang hampir tiap hari dilakukan ke area Masjid Al-Aqsha.

Anggota Komite Eksekutif PLO ketua DepartemenAl-Quds Adnan Husseini menegaskan bahwa penggalian-penggalian di al-Quds adalahbagian dari konspirasi besar yang dimulai pada tahun 67. &ldquoKami mengalami detailtahap ini melalui praktik-praktik dan langkah-langkah penjajah Israel yang belumpernah terjadi sebelumnya&rdquo tegasnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Propinsial-Quds Abdullah Shiyam mengatakan &ldquoPenggalian adalah rencana besar sebagaibagian dari langkah-langkah pengusiran pembunuhan dan tekanan yang dihadapioleh warga al-Quds melalui program berkelanjutan seputar al-Quds seperti pengusiranwarga aslinya menempatkan para pemukim pendatang Yahudi di sana penutupanlembaga-lembaga Palestina sehingga menjadi pemandangan sehari-hari di manakota suci ini mengalami Israelisasi dan Yahudisasi akibat keberpihakan Amerikayang besar dan rencana yang kontinyu.

Dia menegaskan bahwa penggalian yang sudahdimulai oleh penjajah Israel dengan narasi penelitian agama yang diakhiridengan langkah-langkah penghancuran tidak hanya terjadi di Kota Tua al-Quds. Akantetapi juga terjadi di seluruh al-Quds. Dengan tujuan untuk menghubungkan KotaTua dengan permukiman-permukiman ilegal Yahudi di sekitarnya. Karena itu dia memintaadanya sikap tegas yang diterjemahkan dengan tindakan nyata untuk menghadangrencana ini. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied