Tue 6-May-2025

32 Tahun Intifadhah Batu Rakyat Tetap Teguh dan Spartan

Senin 9-Desember-2019

Sudah 32 tahun berlalusejak meletusnya intifadhah pertama yang disebut dengan “Intifadhah Batu”.Peringatan intifadhah tahun ini bertepatan dengan berlanjutnya aksi Great March of Return(pawai kepulangan akbar) di Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama 21 bulan secaraberturut-turut. Aksi yang digelar sejak 30 Maret 2018 ini digelar untukmemprotes dan menolak berlanjutnya blokade di Jalur Gaza dan menyerukan hakkembali pengungsi Palestina ke tanah dan kampung halamannya.

Intifadhah Batumerupakan aksi massal terbesar untuk melawan pendudukan penjajah Israel setelahmereka menduduki sisa wilayah Palestina lainnya pada tahun 1967. Sebanyak 1.300warga Palestina gugur syahid dan hampir 90.000 orang lainnya terluka.

Peringatan IntifadhahBatu kali ini juga berlangsung di tengah-tengah peristiwa penting dankonspirasi yang bertujuan untuk melikuidasi dan memberangus isu persoalan Palestinamulai dari &ldquokesepakatan abad ini&rdquo (the deal of century) pengetatan blokadedi Jalur Gaza hingga deklarasi Presiden Amerika Donald Trump soal al-Quds atauYerusalem sebagai ibukota entitas pendudukan penjajah Israel dan pernyataanMenlu Amerika Mike Pompeo yang menyatakan bahwa permukiman-permukiman ilegalYahudi di Tepi Barat adalah ilegal ditambah tekad penjajah Israel untukmencaplok wilayah Lembah Yordan ke dalam wilayah entitas penjajah Israel.

Hari-haripertama pecahnya Intifadhah Batu ini bertepatan dengan keluarnya pernyataanpertama berdirinya Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan dimulainya aksi dan operasigerakan ini melawan pendudukan penjajah Israel.

Hamas telah menempuhjalan perlawanan dalam segala bentuknya terutama perlawanan bersenjatasebagai cara dan upaya untuk mengembalikan hak-hak Palestina yang dicuri dandirampas oleh penjajah Israel. Gerakan Hamas menegaskan bahwa perlawanan adalahpilihan strategis untuk membebaskan tanah Palestina dan tempat-tempat sucinya bekerjauntuk mengkonsolidasikan budaya perlawanan dalam menghadapi budaya menyerah diridan tunduk.

Pada hari-hari pertamaIntifadhah Batu gerakan Hamas bekerja untuk menggelorakan bara api perlawanan denganberbagai sarana yang tersedia kala itu mulai dari menggunakan batu pisaukatapel dan molotov. Gerakan Hamas juga membentuk organ-organ pemuda yang dipercayakanuntuk melakukan aksi rakyat seperti membakar ban-ban bekas menulis slogan-sloganrevolusioner di tembok-tembok dan dinding-dinding serta mengorganisirdemonstrasi-demonstrasi dan aksi-aksi pemogokan.

Dengan berlanjutnyakejahatan yang dilakukan pendudukan penjajah Israel terhadap rakyat Palestina makagerakan Hamas menggunakan metode lain. Karena itu Brigade al-Qassam sayapmiliter Gerakan Hamas melakukan puluhan aksi dan operasi melawan tentara penjajahIsrael dengan menembaki patroli pasukan penjajah Israel dan menikam prajuritnyadengan pisau.

Meletusnya intifadhah

Percikan IntifadhahBatu berkobar setelah warga Palestina pada hari itu mengiringi pemakaman 4pekerja Palestina dari kota Jabalia di Gaza utara yang meninggal akibatkecelakaan mobil “yang disengaja” ditabrak oleh sebuah trailer Israelsaat mereka pulang dari pekerjaan di wilayah Palestina yang diduduki penjajahIsrael sejak tahun 1948.

Aksi-aksidemonstrasi terjadi di seluruh kota Jabalia dan kamp pengungsi di kota tersebutyang diselingi dengan aksi ribuan pemuda yang melempari pasukan penjajah Israeldengan batu botol-botol kosong dan molotov. Aksi-aksi ini menyebar dan meluas kesetiap jalan dan gang di kamp pengungsi yang dihadapi oleh pasukan penjajah Israeldengan tembakan peluru tajam. Akibatnya seorang pemuda Palestina bernama HatemAs-Sisi berusia 21 tahun gugur sebagai martir pertama dalam intifadhah ini.

Penjajah Israelmeyakini bahwa konfrontasi-konfrontasi ini hanyalah respon selintas terhadapkejahatan penabrakan oleh trailer tersebut. Pada hari berikutnya masalah ini akantenang kembali. Namun ternyata konfrontasi-konfrontasi tersebut kembali berkobardan meningkat sampai menyebar ke seluruh kamp pengnungsi di Jalur Gaza dan perkampungKota Gaza dan kemudian merembet ke Tepi Barat.

Kosa kata “intifadhah”masuk ke dalam kamus bahasa Arab dan kamus-kamus dalam bahasa lain. Di manaterjemahan kata ini dan peristiwanya menjadi sensasi hebat di media massaterutama di media Barat meskipun ada upaya penjajah Israel untukmengaburkannya.

Bersifatkerakyatan

Intifadhah inimemiliki karekter kerakyatan kesatuan sikap solidaritas sosial solidaritaskeluarga kemenyeluruhan konfrontasi dan perluasan medan konfrontasi langsungdengan penjajah Israel di semua kota dan desa Palestina.

Semua elemen masyarakatdan kelompok umur turut berpartisipasi dalam intifadhah ini. Terlebih senjataperlawanan intifadhah ini dapat diakses oleh semua orang (batu dan ketapel)dan kadang-kadang menggunakan pisau dan molotov sebelum kemudian berkembang denganmenggunakan senjata.

Dengan terusberlanjutnya demonstrasi dan konfrontasi sehari-hari dengan pasukan penjajahIsrael secara terus-menerus tanpa henti para pemuda intifadhah mulaimendapatkan lebih banyak kepercayaan untuk melanjutkannya dan menjadikanintifadhah ini sebagai cara hidup mereka dengan menyerukan untuk melakukan konfrontasidan pemogokan yang terjadi di seluruh Tepi Barat dan Jalur Gaza sehinggamereka membentuk komite-komite rakyat untuk memimpinnya.

Di sisi lainotoritas pendudukan penjajah Israel merasa putus asa dan frustrasi dalammenekan kobaran intifadhah terutama di tengah-tengah pemberitaan media Barat yangmelaporkan demonstrasi-demonstrasi tersebut.

Mematahkan tulang

Intifadhah berlangsunghingga berganti-ganti pemerintahan penjajah Zionis yang berhaluan kiri dankanan serta pemerintahan yang menggabungkan antara keduanya “pemerintahpersatuan” yang dipimpin oleh Yitzhak Shamir dan Yitzhak Rabin yang saatitu menjadi sebagai menteri militer dan memutuskan untuk menggunakan kebijakan”mematahkan tulang” rakyat Palestina.

Pasukanpendudukan penjajah Israel menggunakan berbagai cara represif untuk menekanintifadhah dan menghentikannya namun tanpa hasil. Mereka melakukan serangkaianpembantaian terhadap rakyat Palestina yang paling terkenal adalah pembantaian diarea Masjid Al-Aqsha pada 8 Oktober 1990 yang mengakibatkan 21 warga Palestinagugur.

Demikian jugapembantaian di Masjid Ibrahimi di kota Hebron pada 20 Februari 1994 yang mengakibatkan34 warga Palestina meninggal dunia setelah diberondong peluru saat merekasedang melaksanakan sholat subuh.

Pasukanpendudukan penjajah Israel juga melakukan beberapa pembantaian di Nahalin kamppengungsi Nuseirat kampung Sheikh Ridwan Sabra dan Daraj di Kota Gaza dan pembantaianKhanyunis.

Setelah meletusIntifadhah Batu ini pasukan penjajah Israel segera melakukan penangkapanbesar-besaran terhadap ribuan warga Palestina. Mereka membuka sejumlah penjaradan pusat-pusat penahanan untuk menampung para tahanan batu.

Di antarapenjara-penjara baru yang dibuka adalah penjara Ansar 2 di barat Kota Gaza penjarapadang pasir Negev (Ansar 3) serta penjara Ofer dan Megiddo di Tepi Barat.

Sebagian besartahanan dipindahkan ke penahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses pengadilan).Jumlah warga Palestina yang ditangkap dan ditahan selama intifadhah ini diperkirakanmencapai 200.000 prang 42 di antaranya meninggal dunia karena penyiksaankelalaian medis dan pembunuhan langsung setelah ditangkap.

Gelombang penangkapanini tidak mempengaruhi jalannya intifadhah atau jumlah mereka yang berpartisipasidi dalamnya juga tidak menghalangi rakyat Palestina untuk melanjutkanperlawanan sah mereka terhadap pendudukan penjajah Israel untuk mendapatkankembali hak-hak mereka dan untuk mendapatkan kebebasan mereka. Rakyat Palestinatetap teguh dan spartan (gagah-beranitangguh tak kenal menyerah yakin dan percaya diri sepenuhnya).

Penjajah Israeljuga menggunakan kebijakan “mematahkan tulang” yang kemudian membuatmasyarakat internasional menentangnya setelah tersebar foto-foto tentaranya sedangmenyerang secara agresif pemuda-pemuda Palestina dan dengan sengaja mematahkantangan dan kaki mereka terutama di Nablus.

Perjanjian Oslo

Ketika otoritaspendudukan penjajah Israel menyadari bahwa penggunaan kekuatan dam kekerasantidak akan membantu menghentikan intifadhah mereka menggunakan “solusidamai”. Maka mereka membuka jalur negosiasi langsung dengan PLO yangmenyebabkan perpecahan dalam masyarakat Palestina.

Negosiasi ini menghasilkanpenandatanganan perjanjian “Oslo” antara PLO dan pemerintah penjajah Israelpada 13 September 1993 yang menetapkan pembentukan Otoritas Palestina yangdibentuk setelah 6 bulan kemudian. Perpanjian ini menetapkan pengaruh kekuatanOtoritas Palestina hingga di Jalur Gaza dan kota Jericho masuknya PasukanKeamanan Nasional Palestina pembentukan organ-organ keamanan keluarnyapasukan pendudukan penjajah Israel dari dalam kota-kota Palestina danpenyebaran mereka di perbatasan dan mempertahankan kelangsungan permukiman-permukimanYahudi. Maka dengan demikian banyak aksi massa yang padam. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied