Wed 7-May-2025

Korban Pekerja Palestina di Wilayah Pendudukan 1948 Terus Bertambah

Selasa 3-Desember-2019

Kematian pekerja Palestina MohammedNawajeh yang ditabrak oleh buldoser militer penjajah Zionis saat fajar padaKamis (28/11) ketika dia berangkat bekerja di wilayah Palestina yang didudukipenjajah Israel sejak tahun 1948 di dekat pos pemeriksaan militer Tarqumiya diselatan Hebron bukanlah yang pertama dan terakhir. Kematiannya menambahderetan daftar panjang korban pekerja Palestina yang bekerja di berbagaiwilayah penduduk 1948.

Jika Nawajeh meninggal ditabrakbuldoser saat dia berangkat dini hari untuk mendapatkan tempat antrian di pos yangpadat maka mayoritas korban lainnya meninggal karena kondisi kerja yang penuhtekanan atau karena dikejar-kejar pasukan penjajah Israel dengan alasan bekerjatanpa izin atau pada saat bermalam di asrama yang kondisinya sangat tidak layak.

Tiada hari berlalu kecuali selaluada korban baru dalam kasus ini. Sudah ratusan korban meninggal dan cedera parahyang mengabitkan cacat serius. Sekitar 30 pekerja dari Tepi Barat telahmeninggal dalam keadaan yang berbeda-beda saat bekerja di wilayah pendudukan 1948sebagian besar bekerja di sektor konstruksi.

Serikat pekerja telah berulang kalimeminta Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk menjatuhkan sanksi kepadaIsrael karena kondisi dan pembatasan yang diberlakukan terhadap para pekerjaPalestina yang bekerja di wilayah pendudukan 1948.

Korban meningkat

Sekretaris Jendral KonfederasiSerikat Buruh Palestina Shaher Saad mengatakan bahwa 40% dari korbanpekerjaan Palestina di wilayah pendudukan 1948 adalah mereka yang bekerja tidakteratur yang tidak mendapatkan izin masuk sebelumnya. Dia menegaskan bahwa iniadalah bagian dari meningkatnya siklus eksploitasi para pekerja melalui brokerkondisi kerja berdasarkan hak-hak pekerja penyediaan kebutuhan dan persyaratanpekerja yang sesuai.

“Para pengusaha Israel bekerja tanpapengawasan ketika urusannya menyangkut pekerja Palestina. Mereka mengabaikan langkah-langkahkeselamatan kerja tanpa ada sanksi pelanggaran. Bahkan hal itu terserah kepadapengawas ketenagakerjaan untuk mentolerir dan sebagian dari mereka menerimasuap sebagai imbalan untuk mentolerir kondisi tersebut&rdquo katanya.

Dia menyatakan bahwa 80% kematianpekerja Palestina di wilayah pendudukan 1948 terjadi pada pekerja di sektorkonstruksi. Dia menegaskan bahwa jumlah korban meninggal dan cedera terus meningkat.

Pekerja Palestina Walid Jaradatmenuturkan bagaimana pengusaha Israel yang menjadi majikannya membuangnya ke pospersimpangan Jalameh dua tahun lalu ketika dia terluka saat bekerja di bengkeldan dia bekerja tanpa izin (dari pemerintah pendudukan Israel). Hal semacam iniberulang kali terjadi pada pekerja Palestina yang terluka terutama mereka yangbekerja tanpa surat izin. Karena mereka yang mempekerjakan para pekerja dariTepi Barat tanpa izin takut jika polisi Israel mengenakan denda sangat besarkarena telah mempekerjakan para pekerja dari Tepi Barat tanpa izin.

Peluang dan gegabah

Menurut pengakuan orang Israelbahkan pekerja Palestina yang bekerja sesuai aturan dengan izin kerja yangmencakup paket hak-hak pekerja seperti asuransi kesehatan mereka tidakmendapat manfaat yang memadai dari paket tersebut sehingga membuat merekamempertimbangkan untuk mengalihkan tunjangan perawatan pekerja untuk pengnembanganpos pemeriksaan militer.

Menurut surat kabar Israel Haaretzbulan Juni lalu “KementerianKeuangan dan Otoritas Penduduk dan Imigrasi Israel sedang mempertimbangkanberbagai kemungkinan untuk memanfaatkan sekitar 380 juta shekel yangterakumulasi dalam Dana Kompensasi untuk penyakit yang dikumpulkan dari para pekerjaPalestina yang bekerja di wilayah pendudukan 1948 untuk mengembangkan pospemeriksaan militer dengan Tepi Barat.”

Menurut Haaretz data resmi Israelmengungkap bahwasanya hanya sebagian kecil pekerja Palestina yang menerimabiaya sakit. Pada 2014 hingga 2017 hanya 15% pekerja yang mendapat manfaatdari tunjangan sakit dan lebih sedikit pada 2018. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied