Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyatakan sangat prihatin dengan perkembanganterkini yang terjadi Badan Bantuan dan Pemberdayaan PBB untuk PengungsiPalestina (UNRWA). Terutama terkait dengan mundurnya Komisaris Jenderal UNRWA PierreKrähenbühl dari jabatannya.
Perkembangan ini dinilai Hamas memperkuat kekhawatiran yang adapada banyak orang seputar konspirasi yang menarget lembaga PBB tersebut. AnggotaKantor Hubungan Internasional Hamas Bassem Naim dalam pernyataan pers padahari Rabu (6/11/2019) mengatakan &ldquoPerkembangan ini menarget mandat yangdiberikan kepada UNRWA akibat tekanan AS – Zionis.&rdquo
Naim melihat bahwa waktu mundurnya Krähenbühl dari jabatannya initidak bersih terjadi pada waktu yang sangat sensitif. Yaitu saat terjadimusyawarah di Majelis Umum PBB untuk memperpanjang mandat UNRWA katanya.
Naim menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan menerima prahara keduaterjadi setelah mereka diusir pada tahun 1948 dan dicabutnya perlindunganhukum dan politik bagi para pengungsi dengan cara mengacak-acak ataumembubarkan UNRWA atau mengubah mandatnya.
“Ini bukan membenarkan atau melindungi korupsi atau kerusakanyang terjadi. Akan tetapi kami ingin transparansi dan menejemen yang baik diUNRWA dan tempat-tempat lainnya” kata Naim.
Kantor Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hariRabu mengumumkan penunjukan Christian Saunders sebagai penjabat KomisarisJenderal Badan Bantuan dan Pemberdayaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)untuk menggantikan Krähenbühl. (was/pip)