Parapeneliti dan pakar hukum dalam work shop yang digelar di ibukota TurkiIstanbul menyerukan untuk membentuk front pembela hukum Arab bersatu gunamembela hak-ahk pengungsi Palestina dan meningkatkan upaya diplomasiinternasional dan membangun lobi-lobi yang bisa membela hak ini.
Parapeserta work shop merekomendasikan penguatan upaya Arab guna mengokohkanperjuangan pengungsi Palestina di luar dan di dalam serta bekerja menghambatnormalisasi dengan penjajah Israel yang mengabaikan hak-hak Palestina.
Workshop digelar dengan tema: &ldquoKampanye Internasional Untuk Membela Hak KepulanganPengungsi&rdquo dalam rangkaian agenda konferensi para pembela Baitul Maqdis danPalestina ke 11.
Workshop membahas sejumlah inisiatif membela para pengungsi Palestina dalammenghadapi tantangah yang menerpa persoalan Palestina yang dikenal dengan Dealof Century gagasan Amerika seperti dilaporkan asosiasi Turki untuk Palestina:Vidar via jejaring social facebook.
Penelitiurusan pengungsi Ibrahim Ali menjelaskan kondisi terkini yang dialami parapengungsi Palestina di Suriah Libanon Iraq dan Jordania.
Ibrahimmenyebutkan berkurangnya jumlah pengungsi di Suriah pasca meletusnya konfliktahun 2011 dari 530 ribu pengungsi menjadi 450 ribu menurut data lembagaurusan pengungsi PBB (UNRWA).
Penelitijuga membahas krisis yang dialami pengungsi Palestina di sejumlah kamppengungsian di Libanon serta kebijakan tak ramah pihak pemerintah yangmelarang mereka bekerja dan mendapatkan hak-hak sebagai pengungsi.
Ibrahimmenyebutkan bahwa kondisi sulit berperan besar dalam eksodus ribuan keluargapengungsi ke luar Libanon dengan bantuan sejumlah pihak.
Kasusberkurangnya jumlah pengungsi juga terjadi di Iraq dari sekitar 35 ribupengungsi sebelum perang Iraq (tahun 2003) menjadi 3 ribu pengungsi saat inijuga disebutkan adanya sejumlah kebijakan pemerintah Iraq yang mendorong merekauntuk keluar dari Iraq.
Sementaradi Jordania jumlah pengungsi yang memiliki dokumen seperti pengungsi di Libanondan kebanyakan dari warga Gaza berjumlah sekitar 140 ribu orang.
Direkturlembaga HAM Syahid Mahmud Hanafi menyatakan bahwa persoalan pengungsiPalestina merupakan inti persoalan dari persoalan Palestina.
Dalampaparannya Mahmud menyebutkan bahwa pengungsi terlama adalah pengungsiPalestina dan proses pengungsi sudah berakhir di dunia.
MenurutMahmud hukum internasional memberikan hak kepulangan bagi pengungsi Palestinake Negara mereka sehingga semua upaya menghapus persoalan pengungsi sejakprahara Palestina tahun 1948 adalah tidak sah secara hukum.
Banyakhal yang mengancam engungsi Palestina terutama keseriusan pihak musuh untukmenghapus persoalan Palestina seperti work shop ekonomi Bahrain keputusanAmerika menghapus bantuan bagi UNRWA dan lainnya.
Di akhirwork shop ada dua inisiatif pertama dengan tema: Membela pengungsi Palestinadalam menghadapi Deal of Century seperti diapaparkan Hanafi bahwa kampanyainernasional untuk membangun opini yang bertujuan menggalang dukungan umatuntuk menghadapi deal of century dan bekerja mengenalkan persoalan Palestinadan mengembalikan spirit Palestina di semua forum.
Sementarainisiatif kedua dengan tema &ldquoPara Duta Kepulangan&rdquo dengan membentuk sejumlahforum kordinasi di sejumlah Negara untuk menyiapkan kader pemuda Arab dan Islamguna membela persoalan Palestina dan mensosialisaikannya. (mq/pip)