Komite Kristen Islam untuk Al-Quds dan Tempat-Tempat Suci Palestina menegaskan selama Oktober 2019 terjadi peningkatan intensitas penodaan terhadap Masjid Al-Aqsadan kota Al-Quds terjajahterutama selama liburan Yahudi.
Dalam laporanbulananya pada Kamis (31/10) lembaga ini menjelaskan bulan iniditandai dengan meningkatnya penyerbuandan pelanggaran bersamaan dengan hari raya Israel “Hari Tahta”Yahudi di mana gerombolan pemukim mengadakan perayaan di istana Umayyah yangberdekatan dengan Tembok Al-Aqsatermasuk lantunan -lagulagu dan tarian yang provokatif.
Pada bulan Oktober pasukan Israel menutup dua jalan diwilayah gerbang al-Asbat dan distrik Silwan selatan Al-Aqsa bersamaan dengan perayaan hari singgasanaZionis. Demikian juga dengan tumbangnya salah satu dahan dari pohon besar yangada di dekat Masjid Al-Aqsha dan menimpa para pejuang di Al-Aqsha.
Pasukan pendudukan dan intelijen Israel menangkap WakilDirektur Jenderal Departemen Wakaf Islam di Al-Quds Sheikh Najeh Bakirat dan kepala komite kebudayaaan di klub staf Aziz al-Ada. Disamping menyerbu hotel “Aldar” yang berada di lingkungan Sheikh Jarrah Al-Quds tengah yang sedang menggelar seminar berjudul:”Adegan budaya Al-Quds.”
Mengenai langkah-langkah Yahudisasi di kota itulaporan itu mengungkapkan rencana penyelesaian yang mencakup pembangunansekitar 250 unit rumah baru di tanah Betlehem.
Selama Oktober polisi Israel melancarkan kampanye dibeberapa lingkungan di kota Silwan untuk melecehkan dan menindak wargatermasuk pembebasan penangkapan parkir pelanggaran keuangan dan distribusipelanggaran terhadap mobil yang diparkir di kedua sisi jalan utama dansekunder.
Menurut laporan itu buldoser Zionis menghancurkan sebuah bangunan dualantai di sekitar pos pemeriksaan militer “Qalandia” di utara Al-Quds. Sebagai warga seperti Sultan Bashir terpaksa menghancurkan rumahnya sendiri menyusul keputusan pemerintah kotamadya Zionis bahwa rumahnya ilegal. (asy/pip)