Militerpenjajah Israel pada Selasa (29/10/2019) malam mengumumkan bahwa jet tempurnyatelah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak (drone) yang terbang diketinggian dekat pagar keamanan yang memisahkan Jalur Gaza dengan wilayahPalestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948.
Media-media penjajahIsrael melaporkan kejadian ini dengan penuh kekhawatiran dan keprihatinan.Mereka melaporkan bahwa sistem militer Israel berhasil mencegat pesawat tanpaawak Palestina yang terbang di atas Jalur Gaza dekat pagar pernatasan padaketinggian “sangat tinggi&rdquo lebih dari 10.000 kaki.
Seorang jurubicara tentara Israel mengatakan sebuah pesawat tanpa awak terlihat terbang diketinggian tidak normal di atas Jalur Gaza. Karena itu pesawat tempur diperintahkanmenuju ke arah di mana drone tersebut untuk menembak jatuh.
Dalam konteksini kata analis militer Israel untuk televisi Channel 13 Alon Ben Davidmengatakan “Pesawat tempur F-15 milik tentara penjajah Israel menghalau sebuahdrone. Pesawat tanpa awak tersebut terbang di ketinggian 12 ribu kaki di ataslangit Jalur Gaza.”
Tidak biasa danmengkhawatirkan
Wartawan IsraelAlmog Bucky menegaskan tentang ketakutan pihak penjajah Israel terhadap pesawattanpa awak ini dengan mengatakan “Insiden drone ini tidak biasa dan mengkhawatirkan.Ini berarti bahwa Hamas saat ini memiliki kendaraan udara tak berawak di JalurGaza yang dapat terbang di ketinggian 12.000 kaki.”
Bucky mengklaimbahwa “keputusan untuk mencegat pesawat tanpa awak tersebut adalah bagian pesanyang dikirim kepada Hamas bahwa Israel tidak akan membiarkan operasi udarasemacam itu.”
Terbang diketinggian lebih 10 ribu kaki
Namun seorang jurnalisIsrael untuk surat kabar Yedioth Ahronoth Elior Levy mengomentari peristiwatidak biasa ini dengan mengatakan “Ceritanya bukan soal penghalauan pesawatdi atas udara Gaza. Tetapi cerita utamanya adalah bahwa di Gaza sudah adakemampuan militer untuk menerbangkan pesawat tanpa awak di atas ketinggian lebihdari 10.000 kaki.”
Saluran TV12Israel mengutip bahwa sebuah pesawat tak berawak terlihat terbang di ketinggianyang tidak biasa dekat dengan pagar perbatasan. Pesawat tersebut terbang diketinggian 4 km. Ini adalah ketinggian yang digambarkan oleh tentara Israel sebagai”tidak normal”.
Sementara pihakmiliter Israel mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak menimbulkan ancaman bagipasukan atau penduduk Israel.
Apa artinyaitu?
Apa artinya bahwaperlawanan sudah memiliki kemampuan militer yang mampu menerbangkan dronehingga di ketinggian lebih dari 10.000 kaki? Demikian bunyi sebuah judulkomentar seorang pakar keamanan dan militer Rami Abu Zubaydah.
Dia mengatakan&ldquoIni berarti bahwa pesawat tersebut dapat terbang untuk jangka waktu yang lamadan ketinggian ini bisa digunakan sebagai platform untuk pengawasan danpengintaian udara. Pesawat-pesawat ini juga bisa dipersenjatai dengan senjataudara-ke-darat untuk digunakan sebagai kendaraan udara tanpa awak.&rdquo
Abu Zubaydah menyatakanbahwa di antara tugas kendaraan udara tanpa berawak adalah memberikan peringatandini perlindungan pasukan dan mengirim gambar yang diambil ke stasiun kontroldarat atau sejenis sistem penerimaan lainnya. Sebagian besar pesawat tersebutdapat terbang dengan beban lebih dari 30 kg.
Dia menambahkanjelas bahwa drone-drone tersebut adalah salah satu pencapaian paling pentingdari industri militer perlawanan dan akan memiliki peran penting dan menonjoldalam setiap konfrontasi yang akan datang.
Diamenyimpulkan “Disebutkan bahwa drone Ababil 3 buatan Iran mampu terbanghingga ketinggian 15 ribu kaki dan jarak sejauh 250 kilometer. Drone ini dapatmembawa berbagai jenis peralatan “pengawasan pengintaian dan peralatan tempur”.Dibekali kemampuan melakukan pemantauan udara jarak jauh dan penghancurantarget di beberapa waktu dan tempat yang berbeda dengan akurasi tinggi. Diantara kemampuan pesawat ini adalah mengirim informasi pada waktu yangdiperlukan di siang dan malam hari ke pusat komando dan kontrol serta dibekalikemampuan melakukan pengawasan mata-mata secara ekstensif di sekitar operasi.&rdquo(was/pip)