Mon 5-May-2025

Pembantaian Kafr Qasim hari yang diwarnai darah dan teror Israel

Selasa 29-Oktober-2019

PembantaianKafr Qasim. Sudah 63 tahun berlalu. Pembantaian ini dilakukan oleh pasukanpendudukan penjajah Israel di kota “Kafr Qasim” di wilayah Palestinayang diduduki penjajah Israel. Hari di mana pasukan penjajah Israel membunuhdan menumpahkan darah puluhan orang-orang tak bersalah.

Ini adalahsalah satu dari puluhan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israelselama bertahun-tahun pendudukan mereka di tanah Palestina. Akan tetapipembantaian ini memiliki dimensi khusus karena bertepatan dengan agresitripartit terhadap negara Mesir.

Tujuanpembantaian

Menurut para sejarawanpembantaian yang terjadi pada 29 Oktober 1956 ini bertujuan untuk mengusirPalestina di daerah “perbatasan segitiga” yang terletak antara wilayahPalestina yang diduduki penjajah Israel sejak tahun 1948 (Palestina 1948) danTepi Barat yang saat itu merupakan bagian dari wilayah Yordania di mana kotaKafr Qasim berada di wilayah tersebut. Target pengusiran ini dilakukan denganmengintimidasi penduduk kota seperti yang terjadi dalam pembantaian Deir Yassindan pembantaian-pembantaian lainnya.

Para sejarawan menyatakanbahwa penjajah Israel &ndash yang tidak mentolerir sejumlah besar penduduk Arab diwilayah tersebut &ndash membunuh dengan darah dingin selama tahun 1949-1956 sebanyaktiga ribu warga Palestina. Sebagian besar korban adalah mereka yang mencobakembali ke kampung halamannya setelah pengusiran mereka ke negara-negaratetangga. Pembantaian-pembantaian ini dilakukan oleh unit khusus yang dipimpinoleh Ariel Sharon yang dikenal dengan nama &ldquo101&rdquo.

Dimulainnyapembantaian

Dalam suasanapembunuhan dan dominasi mentalitas pembantaian di Israel terjadilah pembantaianKafr Qasim. Yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel menjelang pembantaianpada 11 September 1956. Di mana mereka membunuh 20 tentara Yordanian dalamserangan ke barak-barak mereka. Kemudian membunuh 39 warga Palestina di desaHusaan di pinggiran Betlehem dan 88 lainnya di Qalqilya di bulan yang sama.

Pembantaian KafrQasim dimulai ketika komando militer Israel memberi perintah untukmemberlakukan jam malam di desa-desa Arab di “perbatasan segitiga”yang meluas dari daerah Ummu al-Fahm di utara ke Kafr Qasim di selatan mulaipukul 17:00 pada tanggal 29 Oktober 1956 hingga 6 pagi keesokan paginya.

Keputusan itutegas karena disertai dengan perintah keamanan yang memberi wewenang kepadatentara untuk menembak dan membunuh siapa saja yang berkeliaran setelah jammalam diberlakukan &ndash bukan untuk menangkapnya tapi menembak dan membunuh &ndashbahkan jika orang itu berada di luar rumahnya pada saat jam malam diumumkan. Karenakomando militer Israel mengatakan “Komando militer tidak ingin berurusandengan penduduk dengan perasaan.”

Pasukan militerpendudukan penjajah Israel dikerahkan ke desa-desa Palestina di daerahperbatasan segitiga (termasuk Kafr Qasim Kafr Barra al-Tira JaljuliehTayyibah dan Qalansuwa). Pasukan Israel saat itu dipimpin oleh Mayor Shamuel Melinkyyang menerima perintah langsung dari komandan batalyon militer di perbatasanLetnan Kolonel Yashar Shedmi.

Sekelompoktentara menuju ke kota Kafr Qasim. Mereka dibagi menjadi empat tim. Satu diantaranya tetap berada di pintu masuk barat kota. Komandannya Yehuda Zshinskymenyampaikan kepada pemimpin kota kala itu Wadi Ahmad Sarsur tentang jammalam dan meminta dia untuk memberi tahu kepada penduduk agar patuh dan komitmendengan jam malam tersebut yang dimulai dari jam lima sore.

Sarsurmengatakan kepada petugas Zshinsky bahwa masih ada 400 orang dari penduduk KafrQasim yang bekerja di luar kota dan belum kembali. Zshinsky memberikan kepadaSarsur bahwa mereka yang masih di luar akan lewat dengan aman saat merekakembali dan mereka tidak akan diganggu oleh siapapun.

Namun sore itumenjadi hari tragedi yang tak terlupakan dalam sejarah Kafr Qasim dan rakyatPalestina secara umum. Pada jam 5 sore suara rentetan tembakan terdengar didalam kota dan memekakkan telinga sebagian besar penduduk. Tentara pasukanpenjajah Israel menembaki sekelompok warga yang kembali dari ladang pertanianmereka yang baru kembali pulang di sore hari. Pasukan penjajah Israel membunuh49 warga dan melukai puluhan lainnya dengan luka serius dengan dalih mereka(sekelompok warga tersebut) melanggar jam malam yang tidak mereka ketahuikarena diumumkan secara mendadak tersebut.

Para korban pembantaianKafr Qassem ini adalah para lansia 23 anak-anak berusia 8-17 tahun dan 13wanita. Kala itu jumlah penduduk Kafr Qasir tidak lebih dari 2 ribu jiwa. Di pintubarat kota saja sebanyak 43 warga gugur menjadi korban pembantaian ini.

Para pelakupembantaian

Pembantaian KafrQasim ini dikaitkan dengan nama-nama sejumlah personil militer Israel sepertiPerwira Yashar Shadmi yang memanggil Shmuel Melinky dan memberitahukankepadanya tentang keputusan yang mempercayaan kepadanya untuk mengemban tugas menjagaperbatasan dan memberlakukan jam malam di desa-desa Palestina termasuk di KafrQasim. Kemudian dia memberi instruksi untuk melakukan pembantaian tersebut.

Pemerintah Israelyang dipimpin oleh David Ben-Gurion berusaha menyembunyikan fakta kebenaran pembantaianKafr Qassem ini. Karena berita pertama yang dipublikasikan di media-media barumuncul sepekan setelah pembantaian itu terjadi pada 6 November. Mengenai detailperistiwanya pemerintah melarang dan mencegah agar tidak sampai ke opinipublik hingga 17 Desember 1956.

Namun dua anggotaparlemen dari kelompok sosialis Tawfiq Tobi dan Mayer Flaner berhasil mengungkapkeadaan insiden tersebut setelah mereka menyusup ke kota Kafr Qasim untukmenyelidiki fakta-fakta secara langsung dari para saksi mata dan para korban yangterluka. Mereka menyiapkan dokumen-dokumen untuk disampaikan dalam sidang KnessetIsrael serta mengirimkan dokumen-dokumen khusus yang terkait dengan insidentersebut kepada media-media kedutaan-kedutaan asing dan semua anggota Knesset(parlemen).

Upaya mereka berhasilmemaksa pemerintah penjajah Israel untuk membentuk komite pencari fakta danmemulai penyelidikan yang menghasilkan persidangan terhadap mereka yangbertanggung jawab atas pembantaian tersebut yang dilakukan oleh pemerintahIsrael. Maka digelarlah sidang pengadilan formalistik di mana perwira Shmuel Melinkydijatuhi hukuman penjara 17 tahun Gabriel Dahan dan Shalom Ofer dijatuhihukuman penjara 15 tahun dan prajurit lainnya dijatuhi hukuman penjara delapantahun.

Sedangkan KomandanPasukan Penjaga Perbatasan Letnan Kolonel Shedmi yang memerintahkan pembantaiantersebut dibebaskan dari kejahatan dan didenda satu sen. Dalam sebuahwawancara dengan surat kabar Israel Haaretz Shedmi mengatakan bahwa dia telahmelakukan “perintah tertinggi” ketika dia memerintahkan tentaranyauntuk membunuh warga sipil dengan mengatakan “Habisi mereka.”

Vonis terhadappara pelaku kemudian diubah dan diperingan menjadi 14 tahun untuk Melinky 10tahun untuk Gabriel Dahan dan sembilan tahun untuk Shalom Ofer. Kemudiandikurangi sekali lagi menjadi penghapusan hukuman secara final. Karena adaintervensi dari kepala negara maka hukuman hanya dikurangnya menjadi lima tahununtuk Melinky Ofer dan Dahan. Dari mereka yang bertanggung jawab ataskejahatan tersebut yang terakhir dibebaskan apda awal tahun 1960. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied