Asosiasi Nurani (Al-Dameer) untuk Perawatan Tahanan danHak Asasi Manusia mengatakan  ada halyang disembunyikan oleh tim investigasi dan peradilan juga staf medisnyatentang status kesehatan tahanan Samer Arbid di rumah sakit Hadassah Israel.
Surat kabar Israel Maariv yang terbit pada Jumat (25/10)menyebutkan tawanan Arbid telah dua pecan menghirup udara melalui tabung gasdi dalam kamarnya di rumah sakit Hadassah. sebelumnya ia terkena tembakan gasair mata yang ditembakan seorang sipir penjara saat menyerbu ruangan tahanan.
Dia menyebutkan tahanan Arbid masih menderita masalahserius di paru-paru sebagai akibat dari penyiksaan dan patah tulang sekitar 11tulang rusuk di dadanya patah.
Dia menambahkan sementara itu pengacara pembela tidakdiberitahu tentang insiden yang menimpa Samer saat menjadi sasaran penyiksaandan penahanannya di ruang perawatan intensif di rumah sakit pada 22-10-2019lalu. Pihak pengacara bahkan dicegah mengunjungi kliennya.
Sementara menurut laporan medis yang diberikan kepalaunit perawatan intensif kepada pengacara hanya menyebutkan tentang penurunan statusparu-parunya sebagai akibat dari kontaminasi. Selain itu hakim tidak membahas dalam keputusan ini terkait dengan perpanjangan masa penahanan Samer hingga delapan hari ke depan untuk penyelidikan.
Padatanggal 23-10-2019 diadakan sidang di Mahkamah Agung untuk mempertimbangkan penolakan terhadap pemerintah yang menolakpengacara Samer sejak saatpenangkapan hingga 24-10-2019 padamalam hari.
Selamapersidangan pengacara tidak diberikan informasi apa pun tentangapa yang terjadi. Menerima pengajuanmengkonfirmasikan tentang  urutan pelarangan serta kemungkinan perpanjangan hingga30-10-2019 pada malam hari. Ia mengklaimia menerima pembaruan selama persidangan rahasia tentang status kesehatan Samer.
Selamaperpanjangan ini perintah mencegahterjadinya pertemuan antara pengacara dengan tawanan di pengadilan militer yangdiadakan di pusat penyelidikan “Maskobia. Hakim pun tidakmembahas status kesehatan Samer yangdibahas justru perpanjangantahanan dan pencekalan pengacara hingga 28-10-2019.
Al-Dameer menegaskan adanya keterlibatan hakim di pengadilan militer dan bahkanPengadilan Tinggi Israel dengan membiarkan pengacara dicegah untuk bertemudengan tahanan untuk tujuan interogasi mengingat situasi kesehatan yang seriusini terutama dengan kelanjutan dari peristiwa-peristiwa ini yang menimbulkankekhawatiran dan kecurigaan hinggapercobaan membunuhnya.
Dia menganggapdokumentasi dari pihak dokteryang mengungkapkan tentang rincian apa yang sedang dilakukan kepada tahanan Arbid merupakan kolusi kejahatan dan penyiksaan. Ia menganggap pemerintah otoritas bertanggung jawab penuh atas keselamatannyawa Arbid.
Dia mengingatkan penyiksaan adalah kejahatan perang yang tidak akan batal hanya karena adanya kemajuan negosiasi. Tindakanmereka harus diajukan ke pengadilan internasional untuk dipertanyakan dandipertanggung jawabkan atas apa yang mereka telah kerjakan selama ini.(asy/pip)