Tue 6-May-2025

73 tawanan Palestina gugur karena disiksa di penjara Israel sejak 1967

Kamis 3-Oktober-2019

PalestinianPrisoner Club (Klub Tawanan Palestina)organiasi non-pemerintah yang giat dalam mengususi masalah tahanan dan tawananPalestina sejak 1967 menyebutkan bahwa sebanyak 73 tawanan Palestina telahmati syahid akibat penyiksaan yang dilakukan pasukan penjajah Israel selama merekamenjadi pemeriksaan dan interogasi.

Dalam sebuahpernyataan yang dirilis pada hari Rabu (2/10/2019) Klub Tawanan Palestinamengatakan bahwa otoritas pendudukan penjajah Israel menggunakan berbagaimetode untuk menyiksa tawanan Palestina secara fisik dan psikologis sebagai carauntuk balas dendam terhadap para tawanan dan merampas kemanusiaan mereka dan yanglebih paling adalah untuk menekan mereka demi mendapatkan pengakuan selama interogasidan pemeriksaan.

Sebanyak 95persen tawanan mengnalami penyiksaan sejak saat penangkapan yang terusberlangsung dalam penyelidikan dan interogasi bahkan setelah mereka ditempatkandi pusat-pusat penahanan umum melalui sistem kekerasan yang komprehensif danberbagai metode penyiksaan.

Selama enam tahun terakhir muncul kasus Arafat Jaradat muncul pada tahun2013 yang mati syahid di sel pusat penahanan Israel Megiddo. Dia meninggaldunia hanya lima hari setelah penangkapan sebagai akibat dari penyiksaan dipenjara. Pada tahun 2014 pasukan Nahshon (kesatuan khusus di penjara Israel untukmenekan tawanan) membunuh Raed Jabari setelah disiksa secara fisik.

Pada 2018pasukan penjajah Israel membunuh Yassin Saradih pada saat dia ditangkap setelahdisiksa dan ditembak dari jarak dekat. Pada tahun yang sama pasukan Nahshon membunuhAziz Oweisat setelah disiksa di sel-sel pusat penahanan Eshel. Dia dipindahkanke rumah sakit Israel sampai saat kematiannya pada 20 Mei 2018. Pada bulanSeptember tahun yang sama pasukan Israel membunuh Mohammed Khatib (al-Rimawi)pada saat penangkapan dari rumahnya setelah disiksa. Tawanan terakhir yangdibunuh penjajah Israel akibat penyiksaan selama pemeriksaan dan interogasiadalah tawanan Nassar Taqatqa pada 16 Juli 2019 lalu.

Yang dimaksud penyiksaantidak terbatas pada kekerasan yang digunakan terhadap tawanan selamapenangkapan dan interogasi tetapi semua tindakan penyiksaan yang dihadapi olehtawanan di dalam pusat-pusat penahanan termasuk dalam kerangka penyiksaan. Yangpaling menonjol adalah kurungan isolasi penahanan tawanan dalam kondisi keras yangtidak memenuhi syarat kesehatan minimum. Ditambah proses pemindahan merekayang terjadi melalui apa yang disebut “Bosta” yang merupakanperjalanan penyiksaan lain seperti yang dijelaskan oleh para tawanan. Kemudiankebijakan penelantaran medis juga termasuk dalam metode kekerasan fisik danpsikologis di mana tawanan dibunuh secara perlahan.

Aksi-aksirepresif yang dilakukan oleh pasukan penekan di Penjara Israel adalah salahsatu metode paling menonjol untuk melakukan penyiksaan kolektif terhadap para tawanan.Sejak awal tahun 2019 unit-unit ini telah melakukan beberapa tindakan represiyang berlangsung sejak bulan Februari ketika mereka menyerbu sebuah penjaraOfer dan selama konfrontasi puluhan tawanan terluka akibat penggunaan gaslada bom suara peluru karet pentungan dan anjing polisi. Disusul aksirepresif di pusat penahanan Megiddo dan Raymond. Pada bulan Maret puluhan tawanancedera hingga sebagian mengalami cedera serius akibat menjadi sasaran penyiksaandi antaranya dengan pemukulan disemprot dengan gas diikat selama beberapahari tanpa diberi pengobatan bagi yang terluka selain itu mereka juga dilucutidari semua barang-barang mereka dan dipindahkan ke sel isolasi kolektif.

Pasukanpendudukan penjajah Israel mempraktikkan metode penyiksaan psikologis dan fisikterhadap tawanan sejak saat awal penangkapan dengan memukuli merekamenggunakan popor senapan di berbagai bagian tubuh tanpa mempertimbangkan kondisitawanan yang sebagiannya menderita berbagai penyakit dan masalah kesehatan yangmenyertai mereka kemudian bahkan setelah mereka dibebaskan. Beberapa kasus adatawanan yang ditembak langsung yang mengakibatkan luka parah hingga diamputasidan penyakit-penyakit lain yang kemudian menyertai mereka bahkan setelah merekadibebaskan.

Klub TawananPalestina menegaskan bahwa selama bertahun-tahun ada ratusan kesaksian diterimadari para tawanan di pusat-pusat penahanan pertama seperti pusat penahanan Etziondan Huwwara. Kesaksian-kesaksian ini menyatakan bahwa mereka dipukuli dandiancam selama proses penangkapan dan ini berlaku untuk semua tawanantermasuk anak-anak wanita pemuda dan orang tua.

Waktu interogasimenjadi tahap paling penting bagi nasib tawanan. Di mana penyelidik yangmenginterogasi mengintensifkan penggunaan penyiksaan terhadap tawanan untukmendapatkan pengakuan yang mengutuk tawanan dengan menggunakan metodepenyiksaan fisik dan psikologis. Hal itu sudah dimulai sejak saat pertama merekadipindahkan ke pusat-pusat interogasi.

Ada metode penyiksaanlain yang disebut dengan “interogasi militer”. Ini adalah metode yangdigunakan dalam kasus-kasus yang disebut sebagai “bom waktu” dan itu dibenarkansecara hukum di bawah slogan “necessity of defense”.

Hal ini yangterjadi pada Samer Arabeed (44 tahun) dari Ramallah di pusat interogasi “Maskoubia”salah satu pusat interogasi Israel terburuk. Korban saat ini masih terbaring dirumah sakit Hadassah Israel dalam kondisi kritis. Menurut pengacaranya Arabeedkehilangan kesadaran menderita patah tulang rusuk memar dan pemukulan tandadi seluruh tubuhnya serta mengalami gagal ginjal parah.

Pusatinterogasi Israel yang paling menonjol dan terburuk adalah pusat interogasi MaskoubiaPetah Tikva Ashkelon dan Jalame.

Klub TawananPalestina menegaskan bahwa praktik-praktik penyiksaan terus dilakukan penjajahIsrael meskipun penyiksaan dalam segala bentuknya dilarang konvensi danperjanjian internasional. Karena itu semua lembaga HAM nasional Arab daninternasional penting untuk menjalankan peran yang diperlukan untuk menghadapi kejahatanpenjajah Israel ini termasuk kejahatan penyiksaan yang merupakan ancaman bagikemanusiaan dan perannya.

Menurut data resmiyang dikeluarkan oleh Badan Urusan Tawanan (yang berafiliasi dengan OrganisasiPembebasan Palestina/PLO) jumlah tawanan Palestina di penjara-penjara penjajahIsrael sekitar 5.700 orang. Termasuk 48 tawanan wanita 230 anak-anak dan 500tahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum dan bisa diperpanjangkapan saja). (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied