Konferensi Gazayang terdiri dari faksi-faksi nasional maupun Islam Selasa (17/9) menyepakatipentingnya membangun strategi nasional yang komprehensif untuk memecahkankebuntuan dari kesepakatan Oslo yang telahmenghancurkan perjuangan Palestinadan mewariskan kerusakan serta perpecahan yang lebih parah bagi bangsa Palestina.
Para pesertakonferensi menekankan perlunya menyepakati program nasional berdasarkanpendekatan perlawanan dan kekuatan rakyat Palestina disamping memanfaatkankelemahan musuh Zionis serta mengembalikan bangunan PLO untuk menghimpun seluruhelemen nasional.
Kesepakatanini muncul ditengah dialog nansional bertajuk &ldquoKeluar dari Oslo&rdquo yang diadakangerakan Jihad Islam di Kota Gaza dihadiri seluruh perwakilan kelompok faksinasional dan Islam.
Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Ziad Nakholah mengatakan KesepakatanOslo adalah pelajaran dan pengalaman terburuk yang dialami suatu bangsa di muka bumi ini. Ia menegaskan perlawanandan kesatuan prioritas utama dalammenghadapi proyek Zionis.
Nakholahmenjelaskan sejak hari pertamapenandatanganan perjanjian Oslo semuapihak yang menandatangani atau menghadirinya tahu bahwa kita sebagai rakyat Palestina telah kehilangan 87% wilayah Palestina selamanya. Sementara sisanyajuga tidak yakin akan dapat dimilikinya.
Dia menekankan Palestina menghadapi tantangan dan hak baru. Oleh karena itu kita semua bertanggung jawab untukmemperbaiki jalur politik kita untuk memastikan pelestarian hak-hak bangsa Palestinake depannya.
Sementaraitu menurut anggota biro politik Jihad Islam Walid al-Qutti mengatakangerakannya tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya untuk keluar darikebuntuan Oslo. Ia menekankan jalan keluar dari Oslo telah menjadi prinsip yangpasti untuk memulai kembali proyek pembebasan dan hak kepulangan.
Dia menunjukkanuntuk keluar dari kebuntuan Oslo dibutuhkan tekad yang kuat dari semua elemen nasionaluntuk kemudian digabungkan untuk mengembangkan visi dan strategi nasional yangakan menjadi subjek konsensus nasional. (asy/pip)