Tue 6-May-2025

Melarikan diri Netanyahu dianggap lakukan pelecehan nasional

Kamis 12-September-2019

Perdana MenteriBenjamin Netanyahu menjadi sasaran bahan “olok-olok” para tokohpolitik Israel setelah dia menghentikan konferensi pers dan memotong pidatonyadi kota Ashdod di dalam wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun1948 dan melarikan diri ke ruang-ruang perlindungan setelah ditengarai terjadipeluncuran roket-roket perlawanan Palestina dari Jalur Gaza.

Pada Selasa (10/9/2019)malam Netanyahu dipaksa untuk memotong dan menghentikan tur pemilunya danmelarikan diri ke tempat perlindungan setelah terdengar suara sirene di Ashdodsebagai peringnatan adanya peluncuran roket dari Jalur Gaza.

Kantor Netanyahumenghapus siaran langsung pidatonya di kota Ashdod dari halaman Facebook-nyadi mana dalam siaran langsung tersebut nampak dia sedang melarikan diri setelahterdengar bunyi sirene. Para tokoh Israel menilai apa yang terjadi tersebutsebagai “pelecehan nasional”.

AvigdorLieberman mantan menteri perang Israel menilai bahwa kebijakan Netanyahu yangdidasarkan pada asas “tunduk pada teror” sebagai kegagalan danmenyatakan kebangkrutan.

Ketua partai &ldquoKacholLavan&rdquo atau &ldquoBlue and White Party&rdquo Benny Gantz mengatakan “Sebelumberbicara tentang penerapan kedaulatan Israel di Lembah Yordan pertama-tamakita harus mempertahankan kedaulatan Israel di selatan.”

Dia menambahkan”Kami telah melihat dan mendengar slogan-slogan besar saling bergantiandengan tindakan nol. Daripada kami membuat pernyataan-pernyataan kosong tanpasubtansi tentang Lembah Jordan kami berniat mempertahankan kedaulatan di wilayahselatan negeri.”

Gantzmelanjutkan “Kami tidak akan menerima pelanggaran apapun terhadap kedaulatankita. Baik itu berupa roket yang ditembakkan kepada kita atau layang-layangapu atau granat berpeluncur roket.”

Ketua partai”Kanan Baru” Naftali Bennett berpendapat bahwa tindakan Netanyahuyang “melarikan diri saat sedang berpidato di Ashdod setelah ada seranganroket dari Jalur Gaza adalah pelecehan nasional dan Hamas tidak takutapa-apa.”

“Sekarang Netanyahuharus memutuskan bagaimana membalas suatu negara yang menembakkan roket secara biadabyang telah membuat perdana menteri turun podium di depan mata dunia di sisilain dia harus memutuskan bagaimana agar tidak menyeret Israel ke dalamperang” kata Roi Sharon dari jaringan televisi KAN Israel.

Sementara itu TzachiDaboush dari Radio Militer Israel mengomentari “Agak memalukan baginegara adikuasa regional dengan tentara terkuat di Timur Tengah perdanamenterinya turun dari podium melarikan diri ke tempat perlindungan depan sorotankamera.”

Sedang darikalangan pengamat Palestina pakar dan spesialis dalam urusan Israel Adnan AbuAmer mengomentari peristiwa ini dengan mengatakan bahwa rekaman Netanyahu yangmelarikan diri dari podium “adalah pelecehan bagi seluruh entitas Israelbukan hanya pada perdana menteri.”

Dia berseloroh”Cover surat kabar Israel edisi besok pagi akan penuh sesak denganadegan-adegan ini yang mungkin akan diganti dengan gambar lain bukan dariAshdod tetapi dari Gaza.”

Abu Amermenimpali “Akan tetapi pilihan Netanyahu hampir tidak ada alias nihil. Apakahmembalasnya cara konvensional yang akan meningkatkan serangan oposisiterhadapnya atau memperluas agresi dan terlibat dalam konfrontasi yang akan membawanyalebih dekat kepada kekalahan pemilu.”

Saleh Naamiseorang penulis dan spesialis dalam urusan Israel menyerukan perlawananPalestina untuk waspada. Dia mengatakan “Pelecehan dan penghinaan dengansuara dan gambar dan melalui udara dapat mendorong Netanyahu untuk melakukanhal-hal di luar apa eskalasi yang terjadi sebelum ini dan menggiring lawanpolitiknya terpinggirkan hingga kehilangan ruang untuk bermanuver di hadapannya.”

Dia mengingatkan”Pada akhirnya Netanyahu tahu bahwa ada alat regional yang dapat melakukanintervensi untuk menekan.” (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied