29 tahanan Palestina di penjara-penjara Israelmelanjutkan aksi mogok makan massal mereka. Enam tawanan diantaranya menolakpenahanan administratif terhadap mereka dan 23 tahanan lainya memprotes implementasiperjanjian yang telah disepakati untuk menghilangkan alat-alat pengacau suara danmengaktifkan penggunaan telepon umum.
Dalam pernyataanya para tawanan ini mengumumkan niatmereka untuk mengambil langkah-langkah baru dalam perjuangannya termasuk aksi 120tahanan yang akan ikut dalam mogok makan secara terbuka pada Kamis malam(12/9) jika administrasi penjara terus membandel dan menolak untuk memenuhituntutan mereka.
Para tahanan memberikan tenggang waktu 24 jam bagi pengelolapenjara untuk menanggapi tuntutan mereka terkait dengan pengaktifan kembali teleponumum selama lima hari mengeluarkan perangkat pengacau mengembalikan parapemogok yang dipindahkan dari Penjara Raymond ke penjara Nafha yang jumlahmereka mencapai 23 tawanan selain menghentikan tindakan penggeledahan.
Keenamtahanan yang melakukan aksi mogok makan massal ini menghadapi kondisi kesehatanyang serius. Mereka menderita sakit parah di seluruh tubuhnya berat badannyaterus menurun  penglihatan kabur dankelemahan gerakanya serta sangat kurus. Banyak di antara mereka tidak bisaberjalan dan hanya menggunakan kursi roda untuk bergerak.
Keenamtahanan itu adalah Ahmad Ghannam (42 tahun) asal Dura Hebron yang telahmelakukan aksi mogok makan selama 61 hari Sultan Khallouf (38 tahun) asal kotaBurqin Jenin. Ia sudah melakukan aksi mogoknya selama 57 hari. Ismail Ali (30tahun) asal kota Abu Dis di Al-Quds yang  telah melakukan aksinya selama 51 hari.
Kemudian Tareq Qadan (46 tahun) asal Jenin sudahmelakukan aksinya selama 44 hari Nasser al-Jada (31 tahun) asal Burqin Jenindan sudah 37 hari mogok makan Thaer Hamdan (30 tahun) asal Beit Sera Ramallahtelah telah mogok makan selama 32 hari. (asy/pip)