Jika Andaberjalan-jalan melalui jalan-jalan ibukota Austria Wina dan Anda menemukan aksi-aksimendukung Palestina Anda pasti akan menemukan wajah seorang aktivis wanita mudaPalestina “Iman al-Ghunaimi”. Anda akan melihat jejaknya dalammemperkenalkan isu Palestina di kalangan masyarakat Austria memperkenalkan kebijakan-kebijakanrasis penjajah Zionsi yang sistematis terhadap rakyat Palestina. Semua itu dia lakukandi tengah-tengah masyarakat yang dinilai termasuk salah satu yang paling memihakpada penjajah Israel.
Imanal-Ghunaimi aktivis wanita berusia 18 tahun ini lahir di Wina dan dibesarkandi sana di sebuah keluarga yang dengannya dia diilhami oleh afiliasi kepada tanahairnya dan berkorban demi tanah airnya jika perlu.
Sejak kecilIman telah terlibat dalam berbagai kegiatan lokal yang terkait dengan isu Palestinamulai dari unjuk rasa ceramah pameran diskusi panel dan lainnya.
Di alun-alunpusat kota Wina Iman berdiri berunjuk rasa bersama dengan sekelompok aktivisBDS dari berbagai negara untuk menyampaikan pesan dan informasi kepadaorang-orang yang lewat tentang gerakan boikot (Israel) serta berdialog dengan siapasaja yang mendukung perjuangan ini dan siapa yang menentangnya dan banyaklagi.
Kepada &ldquoAl-AwdaNews Network&rdquo Iman Ghunaimi mengatakan “Masyarakat Austria sangat memihakkepada cerita versi palsu dari entitas penjajah Israel dalam masalah Palestinasebagian sebabnya karena berkaitan dengan sejarah politik Austria terutamayang berkaitan dengan anti-Semitisme.”
Imanmengatakan “Akan tetapi bahaya terbesar terletak pada kekuatan lobiZionis. Inilah yang mendorong kami untuk lebih aktif memperbaiki pemahaman yangsalah ini dan kepalsuan yang digaungkan oleh klaim-klaim penjajah Israeltentang haknya di wilayah Palestina.”
Bersamaan dengankeberhasilan Iman dan semua anggota gerakan boikot Israel di Wina dalam mempengaruhimasyarakat Austria muncul suara-suara yang memusuhi dalam upaya untuk membunuhsuara kebenaran dengan menggelontorkan gelombang tuduhan terhadap kelompok paraaktivis ini. Salah satu tuduhan paling menonjol yang dituduhkan terhadap merekaadalah tuduhan “anti-Semitisme” sebuah istilah yang diberikan kepadamereka yang anti-Yudaisme sebagai kelompok ras agama dan etnis.
Selainaktivitasnya di gerakan boikot Israel (BDS) Iman juga aktif bersama tim”Eye On Palestine” yang merupakan salah satu halaman berita terbesarPalestina di situs jejaring sosial “Instagram” di mana beritaPalestina diterbitkan dari dalam dan luar Palestina dalam bahasa Arab InggrisPerancis dan lainnya.
Iman dengansegala kekuatannya telah membuktikan bahwa seseorang tidak harus tinggal ditanah airnya untuk membela rakyatnya demi kebebasannya. Akan tetapi dia dapat memobilisasimassa besar pendukungnya di mana pun dia berada. (was/pip)