Tue 6-May-2025

Basem El-Sayeh Akhirnya Gugur di Dalam Penjara

Minggu 8-September-2019

OtoritasPenjara Zionis mengumumkan seorang tawanan Palestina Bassam al-Sayeh akhirnyamenghembuskan napas terakhirnya pada sore hari tadi (8/9) di dalam ruangpengawasan super ketat di dalam penjara tahananrumah sakit Asaf Harofe Israel.

Sebelumnya Pihakberwenang Israel tidak menanggapi permintaan pembebasan El-Sayeh meskipunkesehatannya terus memburuk. Ia menderita kanker darah dan tulang.

Perawatan kimiayang dilakukan tanpa tindak lanjut nyata oleh dokter spesialis menyebabkanmunculnya air di paru-parunya peningkatan air yang signifikan pada paru-parupembesaran hati dan kelemahan dalam pekerjaan otot-otot jantung.

Gerakantawanan di dalam penjara Israel mengancam untuk meningkatkan kondisi penjarajika terjadi kematian Sayeh saat ditahan.

Patutdisebutkan Bassam Amin Mohammed al-Sayeh warga penduduk Nablus ditahan dipenjara-penjara Israel sejak 8 Oktober 2015.

BassamSayeh lelaku berusia 44 tahun ini saat ini berada di penjara Israel Jalboasetelah perjuangan panjang menghadapi pihak menejemen penjara agar bisadipindahkan ke sana setelah sebelumnya dia berada di penjara Ramleh.

Istrinyamengatakan bahwa secara psikologis Rumah Sakit Ramleh mempengaruhi semua orangyang ada di dalamnya. Bahwa permintaan suaminya untuk dipindahkan dari RSRamleh adalah sudah benar.Tawanan yang sehat di penjara Jalboa dapat lebihmembantu dan menjaganya.

Tetapiistrinya menjelaskan bahwa “Bassam” walaupun dia berada di”Galboa” namun dia masih berada di lingkungan yang tidak cocok untukseorang tawanan dengan penyakit kanker darah dan tulang karena seccarakontinyu membutuhkan perawatan obat penghilang rasa sakit dan penyakitnyabanyak.

Bassam Sayehmenderita masalah paru-paru infeksi paru-paru masalah dalam bergerakkelemahan secara umum infark miokard akut dan osteoporosis.

Meskipunsudah lebih dari tiga tahun ditawan Bassam Sayeh masih ditahan tanpa adadakwaan dan proses persidangan. Kejaksaan penjajah Israel meminta agar BassamSayeh dihukum penjara dua kali seumur hidup ditambah 30 tahun. Bassam didakwaberpartisipasi dalam perencanaan Operasi Itamar pada tahun 2015 yangmengakibatkan tewasnya dua pemukim Israel. Saat itu sedang sengit-sengitnya intifadhahal-Quds yang baru saja meletus. (asy/pip)

Tautan Pendek:

Copied