Tue 6-May-2025

22 ancaman pembongkaran awali tahun ajaran sekolah Badui Ka’abneh

Senin 26-Agustus-2019

Dengan dimulainyatahun ajaran baru anak-anak Badui Kaabneh di komunitas Badui di lerengAl-Marajj dekat Jericho di sebelah timur Tepi Barat berangkat ke sekolahmereka dalam kondisi yang sangat keras. Mereka berangnkat penuh dengan tekaddan tantangan.

Ali AmalAhmed dan yang lainnya membawa tas sekolah mereka sementara para tetua Kaabnehmengatur agar anak-anak tiba di sekolah mereka yang merupakan simbol perlawanandi kawasan itu.

Sekolah BaduiAl-Kaabneh tidak pernah luput dari pengawasan mata tentara Israel yang sejauhini telah menyerahkan 22 surat peringatan pembongkaran tetapi warga tidak mempedulikan.

Tidak mudahbagi para siswa di Badui Ka&rsquoabneh untuk sampai ke sekolah mereka. Jalannya bergelombangturun naik dan jalurnya sulit. Demikian menurut Haji Ali Ka&rsquoabneh.

Otoritaspendudukan penjajah Israel tidak mengizinkan penyelesaian proyek infrastrukturapa pun di daerah tersebut yang tidak hanya diklasifikasikan sebagai daerahzona C tetapi juga sebagai area aktivitas militer khusus untuk tentara Israelselain sebagai area perbatasan dengan Yordania.

Tetap belajarmeski dijajah

Selain darisemua lika-liku yang ada ini Asma Al-Amour salah seorang guru di sekolahKa&rsquoabneh menyambut murid-muridnya di sekolah pada hari pertama tahun ajaranbaru (25/8/2019). Dia bersama guru-guru lainya mempersiapkan kurikulum untuktahun ajaran baru yang penuh harapan dan tantangan.

Amourmengatakan kepada koresponden Pusat Informasi Paestina &ldquoSekolah ini telahberdiri sejak berupa sebuah tenda pada tahun 1967. Di sekolah ini sekarang ada 22ruang kelas. Masing-masing memiliki kisah ketabahan dan kegigihan tentang hak untukmendapatkan pendidikan meskipun harus berhadapan dengan penjajah Israel.&rdquo

Dia menegaskanbahwa pendidikan di sekolah ini berlangsung dalam kondisi yang sangat sulit. Jalanmenuju sekolah kasar tidak rata dan sulit dilalui. Tidak ada listrik diwilayah tersebut. Ruang kelas yang terbuat dari seng (timah) menyebabkan suhu panaslebih tinggi di bandingkan dengan daerah yang suhu panasnya lebih tinggi. Ini yangmembuat siswa belajar dalam suasana sangat panas yang tak tertahankan.

Meskipunsekolah dilengkapi dengan panel energi surya yang ditempatkan di atap sekolahuntuk menyediakan listrik sebagai bagian dari ketahanan mereka penel-penek inisering tidak bekerja dan baterainya tidak berfungsi serta tidak menjadi solusikonkrit dan praktis.

Bertahan tanpa perangkat

Sekolah Badui Kaabnehyang terletak di barat laut Distrik Jericho ini terdiri dari ruang-ruang kelasyang terbuat dari seng (timah) dan karavan yang digunakan belajar oleh sekitar80 siswa dari kelas satu hingga sembilan.

Selain masalahpembangunan listrik air dan pengaspalan jalan yang dilarang aktivitas pasukanpendudukan penjajah Israel terus berlanjut di daerah itu yang lokasinya dekatdengan kamp-kamp pasukan penjajah Israel. Kondisi ini menjadi ancaman bahaya secarapermanen. Meskipun demikian sekolah tersebut berkembang atas kemauan warga didaerah tersebut. Setiap karavan berubah menjadi ruang kelas yang membuat marahtentara Israel dan selalu mendapatkan peringatan ancaman pembongkaran dan pengosongan.

Menurut Mahmoudal-Jarmi sekolah ini didirikan dari sebuah tenda pada tahun 1967. Tenda tersebutadalah kelas pertama di sekolah ini. Akan tetapi meskipun ada larangan pembangunansekolah ini tetap bertahan sampai hari ini dalam kondisi yang dianggap mustahil.

Kepada korespondenPusat Informasi Palestina Mahmoud menegaskan bahwa para siswa sekolahini terpinggirkan dan dilarang mendapatkan fasilitas. Mereka belajar dalamkondisi yang tidak mungkin bisa ditanggung oleh siapa pun. Karena itu harus adadukungan dan sokongan dengan segala bentuknya bagi mereka dan wilayah tersebutagar dapat berlanjut dan bertahan. Di satu sisi sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolahlain juga sebagai bentuk perlawanan terhadap pengusiran di Lembah Yordan.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied