Mon 5-May-2025

Bakirat: Israel terus membakar Al-Aqsha di tengah sikap diam Arab

Kamis 22-Agustus-2019

Wakil DirekturJenderal Wakaf Al-Quds Syaikh Najeh Bakirat mengatakan Masjid Al-Aqsha masihmenjadi sasaran pembakaran Israel yang apinya berlum padam sejak lebih dari 50tahun. Dia menyerukan untuk mengeksplorasi keteguhan warga al-Quds danmemperkuat eksistensi mereka dalam menghadang konspitasi dan rencana yahudisasiyang dilakukan penjajah Israel.

Dalam sebuahwawancara dengan Pusat Media Palestina Bakirat mengatakan bahwakebakaran yang melahab Masjid Al-Aqsha dan kota al-Quds bervariasi dan dalamberbagai bentuk. Dia mengatakan “Kebakaran tidak berhenti selama terusberlanjut pendudukan Israel penggalian-penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha pembangunanpermukiman Yahudi di sekitarnya dan penyerbuan-penyerbuan berulang yangdilakukan oleh pemukim pendatang Yahudi.”

Pengosongan al-Qudsdan Al-Aqsha

Bakirat melanjutkan”Penjajah Israel tidak akan berhasil melakukan yahudisasi Al-Aqsha. Sudah sangatjelas bahwa penjajah Israel ingin mengusir warga al-Quds dan mengosongkanMasjid Al-Aqsha serta menghancurkan moral masyarakat al-Quds sebagai hadiahpemilu bagi para kalangan ekstrim kanan Israel.”

Dia menjelaskanbahwa kebijakan Israel adalah terus membakar al-Quds dan memperluas hingga ibukota-ibukotadan negara-negara Arab dan menarget manusia dan apa saja. Dia menegaskan bahwahal itu bertujuan untuk “menghancurkan sejarah dan tempat-tempat suciIslam dan mengalihkan perhatian orang dan rakyat dari kota al-Quds yangdiduduki penjajah Israel.”

Dia menegaskan bahwawarga al-Quds adalah ujung tombak dalam mempertahankan tempat-tempat suci tersebut.Dia mengingatkan bahwa warga al-Quds lebih memilih untuk hidup menghadapi yahudisasidan penindasan Israel di bawah kondisi hidup yang sulit tanpa mengorbankan tempat-tempatsuci mereka.

Dia menambahkanpenjajah Israel terus melanjutkan rasisme mereka di Masjid Al-Aqsha dan al-Qudsdengan melakukan israilisasi kurikulum dan yahudisasi semua fitur kota.

Pada 21 Agustus1969 seorang ekstrimis Zionis bernama Dennis Michael Rohan menyerbu MasjidAl-Aqsa dari Bab El-Ghawanima dan membakar mushalla al-Kibli di Masjid Al-Aqsha.Kebakaran melahap sisi timur mushalla yang berada di sisi selaran MasjidAl-Aqsha.

Api membakar bagiandepan Masjid Al-Aqsha atapnya karpet dan dekorasinya yang langka. Api jugamembakar semua isi masjid mulai dari mushaf Al-Quran dan perabotan. Bangunannyarusak parah. Butuh bertahun-tahun untuk merenovasi dan mendekor kembali sepertisemula.

Api jugamelahap minbar masjid yang bersejarah yang dibawa oleh Shalahuddin dariAleppo ketika umat Islam merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187. Minbarindah ini memiliki kedudukan khusus di mana Sultan Nuruddin Zanki yangmemerintahkan untuk menyiapkannya pada hari pembebasan Al-Aqsha.

Berbagaieskalasi

Bakirat yangdideportasi oleh penjajah pada malam Idul Adha dari Masjid Al-Aqsha selama tigabulan mengatakan “Pelanggaran-pelanggaran Israel meningkat danbervariasi terhadap Al-Aqsha di tengah-tengah sikap diam Arab atas apa yangterjadi tidak marah atas pembakaran Al-Aqsha 50 tahun yang lalu serta padapelanggaran-pelanggaran dan rencana rasisme yahudisasi yang terus berlangsungterhadap Al-Aqsha.”

Dia menegaskan bahwaserangan terhadap kota al-Quds dan Masjid Al-Aqsha tidak akan bertahan karena sikapspartan rakyat Palestina dan keberanian warga al-Quds dalam membelanya. Dia merujukkepada keberhasilan warga al-Quds dalam aksi massa mereka sejak revolusi Buraqpada tahun 1929 sampai Bab ar-Rahma dalam menghadang yahudisasi tempat-tempatsuci Islam.

Dia mengatakan”Warga al-Quds telah membuktikan kemampuan mereka untuk mengatasirintangan mengirim pesan mereka kepada penjajah bahwa mereka adalahorang-orang yang memiliki keteguhan perlawanan dan para penjaga setia pada MasjidAl-Aqsha.” Bakirat mengingat bahwa warga al-Quds telah memadamkan api yangmembakar Masjid Al-Aqsha dengan tangan mereka ketika penjajah Israel mencegahmasuknya petugas pemadam kebakaran.&rdquo

Dia mengatakanbahwa penjajah Israel berhasil mengubah al-Quds dan perkampungannya serta kotalamanya menjadi barak militer yang membantu para pemukim pendatang Yahudisampai ke Masjid Al-Aqsha dan menyerbunya. Dia menegaskan bahwa warga al-Quds memilikikewaspadaan untuk menghadapi setiap serangan yang mungkin terjadi kapa saja tidakakan pernah kendor untuk mempertahankannya dengan sikap spartan mereka kemauandan inspirasinya untuk memenangkan peristiwa-persitiwa bersejarah di al-Quds.

Bakirat mengecamberlanjutnya kejahatan yang dilakukan penjajah Israel terhadap al-Quds danAl-Aqsha dalam kerangka keterlibatan internasional dan Arab. Dia mengingatkanbahwa hal itu terjadi dalam kerangka implementasi rencana Amerika bernama &ldquokesepakatan abad ini&rdquo(deal of century) yang bertujuan untuk memperluas pendudukan Israel di timurtengah.

Mengenaikebijakan deportasi yang dilakukan penjajah Israel terhadap para pembela Al-Aqshadan tokoh-tokoh agamaannya Bakirat menegaskan bahwa hal itu tidak akanmempengaruhi tekad dan kehendak warga al-Quds untuk mempertahankan Al-Aqsha. Diamengatakan “Pendeportasian ini adalah dzalim dan rasis. Untuk wargaal-Quds saya kataka: jangan terlalu perhatian pada hal ini kita wajib membelaMasjid Al-Aqsha dan menolak kebijakan penjajah Israel Al-Aqsha harus selaluada di di hati kita dan kita lindungi dengan tubuh kita.”

Diamelanjutkan “Menjadikan Al-Aqsha di hati kita lebih baik daripada shalat dimihrabnya dengan merendahkan kepala (tunduk) menerima apa yang dilakukan penjajahIsrael.” Dia menyatakan bahwa perlawanan pada penjajah Israel memilikiharga dan pajak (yang harus dibayar). Dan kita harus membayarnya agar Al-Aqshatetap ada. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied