HishamYaqoub kepala departemen penelitian dan informasi di Al-Quds InternationalFoundation mengatakan pembakaran Masjid Al-Aqsha sejak saat dijajah hingga hariini masih bekobar. Oleh karena itu normalisasi dengan Zionis merupakan dukunganterbesar bagi Israel berikut serangan-serangannya terhadap Al-Aqsha.
Dalamwawancaranya dengan Kelompok &ldquoWa&rsquodul Intishar&rdquo berkaitan dengan peringatan kelima puluh tahun aksi pembakaran MasjidAl-Aqsha ia menganggap api yahudisasi dan penyerbuan serta penggalian dibawahnya untuk meruntuhkan masjid tersebut masih berlangsung.
Jika padatahun 1969 api membakar komponenmaterial masjid api yahudisasi terus-menerus menyala menargetkannya secaramaterial dan simbolis sekaligus mengancam konstruksinya dengan penggalian danpencegahan restorasi serta mengancam simbolisme dengan melanggar dan menodai kesuciannya.”
Diamengatakan perbedaan antara kasus pembakaran Al-Aqsha pada saat dulu tahun 1969dengan kondisinya saat ini dalam tungku yahudisasi dan ancaman yaitu bahwa pada tahun 1969 Israel berusaha membakar masjid dengan sembunyi-sembunyi di balik jarinya. Klaimekstrimis Michael Rohan yang membakar al-Aqsha dengan keputusan sendiri dantidak terkait dengan pemerintahan Yahudi adalah dusta. Ia berbohong tidak ada keterlibatanaparat Zionis pada saat itu. Namun saat ini aksi pembakaran Al-Aqsha dilakukansecara terang-terangan hari ini dengan beraninya mereka mengekspos pembakaran Al-Aqsha tanpa perlubersembunyi di balik sesuatu bahkan direstui oleh pemerintahanya
Diamelanjutkan Zionis menjadi lebih berani menodai kesucian Al-Aqsha dan membuatlangkah-langkah dengan cara memaksakan kontrol penuh atas masjid Al-Aqsha.
Terkait denganmetode untuk menolak bahaya dari Al-Aqsha Yakub mengatakan satu-satunyaperimbangan emas yang mampu melawan Zionis adalah pencegahan. Yaitu denganmembuatnya membayar harga untuk serangannya terhadap Al-Aqsha. Harga ini harus iabayar secara ekonomi citra keamanan dan keamanan pemukimnya. Selama yahudisasiAl-Aqsha ia sangat sombong dan melompat lebih jauh. Perimbangan pencegahan initidak diragukan lagi merupakan tugas warga Al-Quds dan Palestina serta semuaorang bebas dari kalangan bangsa Arab dan Islam. Perbekalanya adalah danakekuasaan media hukum kesabaran dan pengorbanan Politik dll. “
Beralih kebahaya Zionis Kristen terutama yang tinggal di Amerika Serikat. Yakoub berkataAl-Aqsha dan seluruh Palestina harus membayar harga dari gerakan ekstremis gilayang dikenal sebagai Zionisme Kristen yang membuka jalan bagi pendirian entitaspendudukan Israel yang di tataran ide dan keyakinan gerakan ini menyerapide-ide ekstremis. Sayangnya pendukung tren ini sedang meningkat di Amerikadan Eropa di mana banyak dari mereka yang berkuasa berbelok ke kanan. “
Diamenambahkan di Amerika khususnya tampilnya Trump ke tampuk kekuasaan memberikandukungan tambahan pada Israel untuk mengintensifkan penyerobotan tanah manusiadan situs suci di Al-Quds. Trump menyatakan AL-Quds sebagai ibukota Israel padaDesember 2017. Di antara ungkapan yang paling menonjol dari dukungan pejabat ASdalam pemerintahan Trump untuk Israel adalah apa yang diucapkan DavidFriedman Duta Besar AS untuk Israel juga Jason Greenblatt utusan GedungPutih untuk Timur Tengah yang akan berpartisipasi dalam pembukaan terowongandari Silwan selatan sebelah utara masjid pada 30/6/2019.
Peniliti HishamYakoub menekankan warga Al-Quds adalah ujung tombak dalam menghadapi agresi Israelterhadap Al-Aqsha. Jika kita melihat perjuangan mereka dalam melawan Zioniskita akan menemukan bahwa perlawanan itu tidak berhenti. Mulai dari IntifadahAl-Aqsha tahun 2000 gejolak Al-Quds pada 2015 gejolak gerbang Al-Asbath pada2017 dan gejolak gerbang Ar-Rahmah pada 2019. Ini pada tingkat konfrontasi secara besar-besaran.
Konfrontasiharian dengan Zionis terus berlanjut dan Al-Aqsha adalah tema utamanya.Sebenarnya warga Al-Quds telah melakukan yang terbaik untuk menghadapi agresi Zionisterhadap Al-Aqsha. Namun Israel mempunyai kekuatan ganda dan berusaha dengansegala cara untuk melelahkan mereka merusak ketahanan mereka menangkapaktivis mereka mendeportasi serta tindakan-tindakan brutal lainnya untukmenjadikan Al-Aqsha dan semua orang-orang Al-Quds tidak cukup untuk membelaAl-Aqsha tetapi kita perlu menggabungkan upaya seluruh bangsa untuk berdiri dihadapan kesombongan Israel selama ini.
Diamenegaskan tanggung jawab ummat dan rakyat jadi berlipat padahal merekaterluka. Telah banyak negara Arab yang tadinya hanya berlepas diri dan diamkini mereka ikut berkonspirasi terhadap Al-Aqsha dan Palestina. Dari sinilah munculperan rakyat untuk berdiri di depan kemerosotan moral politik dan agama daribeberapa rezim yang ingin menjual Al-Quds dalam bazaar kesepakatanmencurigakan dengan imbalan mempertahankan kursi mereka.
Diamenjelaskan yang perlukan bagi setiap elemen partai lembaga badan ilmuwanorganisasi pemuda wanita hak asasi manusia dan media yang terhormat dan semuaorang bebas di internasional menyadari bahwa tanggung jawab mereka terhadap sangatbesar untuk mendukung Al-Aqsha hari ini dua kali lipat setelah dibuka konspirasimereka secara jangka pendek maupun jangka panjang menyebar dan mempengaruhidunia.
Dia mengatakan ”Geng normalisasi melakukan kejahatan dengan mengerdilkan masalah Al-Aqshadan menghapusnya denganmelemparkan mereka ke pangkuan penjajahan.Mereka telah menawarkan untukmenjual Al-Aqsha kepada pemerintah AS dan Israel agar mereka mendapatkan dukungan yang cukup untuk kelangsunganhidup mereka di pemerintahan merekasendiri.” Klaim bahwa negara ini hanya memiliki dua masjid suci Al-Haram al-Makki dan al-Haram Al-Madani adalah bentuk terburuk dari normalisasiyang kita lihat baru-baru ini ketika beberapa datang untuk menyampaikan solidaritasnya pada penjajah Zionisdan kekagumannya akan “demokrasi” dari jantung Al-Aqsha yangberdarah setiap hari karena kejahatan Israel terhadap para pejuang perlawanan. (asy/pip)