Puluhan pemukimpendatang Yahudi pada hari Senin (19/8/2019) menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha denganmendapatkan perlindungan militer yang diperkuat dari pasukan pendudukan penjajahIsrael.
Pejabat Humas DepartemenWakaf Islam Faras al-Dabs dalam pernyataan pers mengatakan sebanyak 114 pendatangekstrimis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha dengan dijaga oleh pasukan polisiIsrael.”
Sejak tahun 2003polisi penjajah Israel telah mengizinkan para pemukim pendatang Yahudi untuk menyerbuarea Masjid Al-Aqsha.
Departemen WakafIslam di Al-Quds yang menjadi kepanjangan tangan Departemen Wakaf Islam diYordania dan yang bertanggung jawab untuk pengelolaan urusan Masjid Al-Aqsha memintaagar dihentikan serangkaian serangan ini Akan tetapi polisi Israel tidakmenanggapi permintaan ini.
Sebelumnya anggotaunit khusus polisi Israel menyerbu area masjid dan mengusir warga Palestinadari jalur penyerbuan kawanan pemukim pendatang yang melakukan tur provokatifdi area masjid dan menerima penjelasan tentang “Kuil Sholomon” yangmereka klaim beberapa di antaranya berusaha untuk melakukan ritual Talmud didepan Kubah Shakhrah dan mushallah Bab al-Rahma sebelum keluar melalui gerbangSisila.
Penyerbuan tersebutterjadi pada saat Kementerian Luar Negeri Yordania memanggil duta besar Israeluntuk Amman Amir Weissbord dan memberi tahu dia tentang “pesantegas” yang menuntut penghentian “pelanggaran-pelanggaran” diMasjid Al-Aqsha.
Para pemukim dananggota polisi Israel meningkatkan serangan dan pelanggaran mereka terhadapkesucian Masjid Al-Aqsha dan menyerang para jamaah dan penjaganya serta mendeportasipuluhan dari mereka dari masjid untuk jangka waktu yang berbeda-beda.
Menurut PusatInformasi Wadi Hilweh sebanyak 2.233 pemukim pendatang Yahudi dan pelajartelah menyerbu Masjid Al-Aqsha selama Juli lalu di bawah penjagaan ketat daripolisi Israel di tengah-tengah pembatasan bagi warga Palestina untuk memasukimasjid dengan cara menahan kartu identitas mereka dan melakukan penggeledahan bagisiapa saja yang hendak masuk ke masjid. (was/pip)