Kepalabiro politik Hamas Ismail Haniyah mengatakan &ldquoHamas siap berunding secara taklangsung dengan penjajah zionis untuk membebaskan tawanan Palestina.
Hal itudisampaikan Haniyah dalam pertemuan pimpinan Hamas bersama para tokoh dan wargasipil kota Derbalah Gaza Tengah Ahad (18/8) kemarin.
Dalamkonteks ini Haniyah menegaskan kesiapan Hamas untuk melakukan perundingan taklangsung dengan catatan jika penjajah zionis siap untuk berdialog dalamkonteks ini.
Dalampernyataannya kepada para tawanan Haniyah menyatakan &ldquoKami tak akan meninggalkankalian ada barter yang berada dalam genggaman kita yang tak akan kitalepaskan kecuali jika mereka merespon tuntutan kita dan tuntutan bangsaPalestina.&rdquo
Wahaipara tawanan pihak perlawanan Palestina terutama Brigade Al-Qassam akanterus berupaya membebaskan kalian baik dengan sarana penculikan perlawanandan senjata seperti yang dikatakan syekh Ahmad Yasin suatu hari kami akankembali untuk membebaskan kalian tegas Haniyah.
Di forumregional kawasan tengah menghadapi ancaman berbahaya sehingga kita harusmenggunakan strategi yang seimbang dalam hubungan dan aliansi politik untukmencegah masuknya serbuan Amerika dan Israel.
Kepalabiro politik Hamas ini menegaskan keseriusan Hamas untuk membangun hubunganseimbang dengan semua saudara serumpun Arab dan Islam termasuk Saudi Arabiadan Iran.
Sementaradalam pesannya kepada warga Al-Quds Haniyah mengatakan Iman kami lumpuh jikatak membela kalian dengan nyawa darah roket dan senjata dan mempertahankankomitmen pada hak kepulangan.
Haniyahmenegaskan pentingnya menghadang semua upaya infiltrasi zionis di kawasanlewat normalisasi dan konferensi ekonomi yang dikenal dengan agenda salingberkunjung.
Terkaitinternal Haniyah menyatakan urgensi mengokohkan sikap Palestina bersatua untukmenghadapi deal of century.
Saatini masih terjadi perpencahan antara Fatah dan Hamas Gaza dan Tepi Barat sejaktahun 2007 pasca kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen dan penolakan Fatahdan otoritas mengakui hasil pemilu dan menerapkan blokade ketat terhadap Gaza.
Hampirsepanjang 12 tahun upaya mediasi mengakhiri perpecahan Palestina dilakukannamun belum membuahkan hasil nyata yang menjadi masa paling kelam dalamsejarah Palestina.
Terakhirdicapai kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah pada 12 Oktober 2017namun belum diterapkan secara menyeluruh. (mq/pip)