Wed 7-May-2025

Terusir paksa dari Hadidiya bayi ini tewas ditabrak pemukim Israel

Selasa 13-Agustus-2019

Najeh OdehKaabneh membawa barang-barangnya dengan menggunakan traktor pada 5 Agustus 2019lalu setelah pasukan pendudukan penjajah Israel menghancurkan rumah tenda dan karavannyadi Khirbet Hadidiya di Lembah Yordan utara. Dia dengan terpaksa meninggalkantanahnya menuju tempat lain untuk bisa berlindung bersama anak-anaknya. Iniadalah pemandangan sehari-hari yang terjadi pada kehidupan penduduk desa-desaPalestina di Lembah Yordan terutama di Wadi al-Maleh dan sekitarnya.

Najeh OdehKaabneh harus meninggalkan Hadidiya sementara terik matahari membakar wajahputrinya yang baru berusia lima bulan Hanna. Tidak ada atap yang melindunginyadari sengatan panar matahari tidak ada tanah yang bisa menjadi tempatberlabuhnya.

Najeh danistrinya mengumpulkan sisa-sisa makanan pakaian dan lain-lain yang berserakan.Istri serta anak-anaknya mengendarai traktor dan pergi ke daerah Jiftlik. Denganair mata bercucuran dia meninggalkan Hadidiya melihat reruntuhan rumahnya yangdihancurkan tiga kali. Naasnya begitu keluar dari Hadidiya keluarga itumenjadi korban insiden lalu lintas yang fatal dan mematikan.

Kehidupan tidakmemberi banyak waktu bagi bayi perempuan Hanna setelah ayahnya membawanya melarikandiri dari terik matahari hingga dia menghembuskan nafas yang terakhir tidaklama setelah kepergianya dari tanah kelahirannya yang sudah diratakan dengantanah oleh pasukan penjajah Zionis Israel. Begitu keluarga itu keluar dariHadidiya kendaraan milik pemukim Yahudi yang melaju kencang menabrak traktor yangdikendarai keluarganya dan menjadi korban insiden yang menyakitkan.

Hanna meninggaldi tempat sementara ibunya terluka dan dalam kondisi kritis delapan anggotakeluarga lainnya terluka barang-barang yang dikumpulkan dari Hadidiyabersengarakan jalan-jalan seakan bumi telah menghimpit dan terasa sempit untukmenyambut keluarga yang menderita ini.

Kisah tragiskeluarga Kaabneh hanyalah adegan penderitaan yang pahit dan ketabahan individuyang legendaris dalam menghadapi alat-alat pembersihan etnis milik penjajah Israeldi Lembah Yordan di mana daerah Hadidiya adalah salah satu tempat paling panasyang menjadi target pasukan penjajah Israel.

Hidup di jalurneraka

Seorang pendudukHadidiya Eid Bisyarat kepada koresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan&ldquoKami dulu tinggal di Hadidiya sekitar 140 keluarga tetapi hari ini kami hanyamemiliki 12 keluarga. Masing-masing kami minimal rumah atau karavannyadihancurkan (pasukan penjajah Israel) sebanyak tiga kali.&rdquo

Dia menambahkan&ldquoKami tinggal di daerah yang diklasifikasikan sebagai zona “C” (yangsecara administratif dan keamanan berada di bawah penjajah Israel). Jadi meskipunkami memiliki surat-surat bukti otoritas penjajah Israel tidak mengakui semua itu.Mereka mengatakan pada kami: kalian pasti akan pergi dari sini kalian tidakakan mendapat manfaat apapun dari semua dokumen kalian setiap kali mereka menghancurkanproperti kami.&rdquo

Salah seorang wargasenior di Hadidiya Haji Abdul Rahim Bisharat Abu Saqer yang rumah tenda dan karavannyadihancurkan beberapa kali mengatakan kepada koresponden Pusat InformasiPalestina bahwa penduduk Hadidiya menerima banyak janji dukungan daripemerintah dan badan-badan resmi namun yang terjadi hanya kunjungan para pejabatuntuk mengambil gambar saja.

Hadidiya terletakmenghadap ke Lembah Bekaa di Lembah Jordan salah satu koloni dengan aktivitaspembangunan permukiman Yahudi yang sangat kuat di Lembah Yordan. Sebelas desaPalestina di daerah itu menjadi sasaran perampasan dari mendapatkan semua perangkatkehidupan.


Hadidiya tidakmemiliki layanan dan infrastruktur kehidupan yang minimal sekalipun. Tidak adaair tidak ada listrik dan tidak ada jalan beraspal yang menghubungkanmasyarakat ke jalan utama. Warga terpaksa mengangkut air dari jarak jauhmelalui truk tanker dengan biaya 25 shekel/cangkir jirigen 5 kali lipat dari hargaper meter kubik air yang dikonsumsi dari jaringan air publik di Tepi Barat.

Di Hadidiya ada37 anak yang terpaksa pergi ke sekolah di Tammoun dan Tubas setiap hari. Hal inimemaksa mereka untuk menempuh perjalanan dengan jarak sangat jauh. Yang akhirnyamemaksa warga enggan mengirim anak-anak mereka ke sekolah.

Hadidiyya dikepungoleh tiga koloni permukiman Yahudi: pemukiman Raiya dan permukiman Baakot dibarat pemukiman Hamdat di timur dan ditambah beberapa barak militer yang dibangunmenggunakan tanah warga sebagai tempat pelatihan militer dengan senjata beratsementara warga terjebak di daerah bernama zona militer tertutup. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied