Tue 6-May-2025

Hani Abu Salah bermain peluru mewujudkan harapan!

Jumat 2-Agustus-2019

“Menuju permainanpeluru yang menderingkan hatiku dan berdetak tergoda ketika diajak bertemuentah kemenangan yang menghantam orang-orang dzalim atau memberi minum merekakesedihan rasa pahit.&rdquo

Inilah kalimatterakkhir yang ditulis oleh Hani Abu Shalah pemudan revolusioner Palestinayang gugur dalam aksi baku tembak dengan pasukan penjajah Israel di Khanyuniswilayah selatan Jalur Gaza Rabu malam (31/7/2019).

Para netizenlangsung memviralkan kalimat terakhir yang ditulis Abu Shalah di situs jejaringsosial. Mereka mengungkapkan kebanggaannya pada Abu Shalah dan apa yangdilakukan. Baku tembak di Khanyunis ini mengekibatkan tiga tentara Israel terluka.Demikian menurut pengakuan pihak tentara penjajah Israel.

Sedang dicacatan komputernya Hani Abu Shalah menulis &ldquoHakikat dunia seperti apaadanya Allah menjadikan dari setiap butir kesedihan dalam jiwa setiap hamba cahayayang dengannya Allah menerangi mata hatinya sampai ia menyadari dunia iturendah meski dengan keindahannya dan kenyataan segala sesuatu.&rdquo

Sementara duahari sebelumnya dia menulis “Saya tidak hidup untuk merasakan kehinaanatau untuk melebur di pangkuan kasih sayang sungguh celaka jika kita hidup terhina.”Kalimat yang menegaskan sikapnya menolak penghinaan dan pelecehan sekaligusmenegaskan rencananya untuk melakukan sesuatu yang heroik.

Hani Abu Shalahjuga selalu memikirkan saudaranya Fadi Abu Shalah yang telah gugur lebihdulu.&nbsp Dia mengenangnya dengan kata-kata yangmenyakitkan kenangan yang sangat berat. Dia (Fadi) dibunuh oleh pasukanpenjajah Israel selama pawai kepulangan yang digelar warga Palestina disepanjang perbatasan timur Jalur Gaza. Padahal dia hanya bisa duduk di ataskursi roda dan tidak menimbulkan ancaman apapun bagi penjajah Israel.

Sang ibu mengatakan”Kejutan pertama yang saya alami adalah hari di mana dua kaki Fadi diamputasi.Dua hari kemudian Fadi gugur ditembak pasukan penjajah Israel dan Hani. Segala pujibagi Allah ya Tuhan kami. Yang telah menerimanya sebagai martir.&rdquo

Dengan nadasabar dan sedih dia menambahkan “Orang-orang mendoakan keberkahan untuksaya dengan kesyahidan Hani. Akan tetapi hati saya terbakar. Tahun lalu sayaberpisah dengan Fadi dan hari ini saya berpisah dengan Hani.”

Dia mengatakan”Hatiku benar-benar mendidih. Dia selalu pergi menunaikan sholat subuh dimasjid. Yang ada dalam benaknya hanyalah mati syahid. Dia terus memimpikannya.”

Sang ibumenyatakan bahwa semua postingannya berbicara mati syahid tentang saudaranyaFadi dan rasa sedihnya akibat tindakan pasukan penjajah Israel yang membunuhnyapadahal dia duduk di atas kursi roda.

Aktivis politikAhmed Abu Rutaima mengatakan “Martir yang menjadi pahlawan hari ini adalahHani Abu Shalah. Dia berhasil melukai tiga tentara Israel sebelum dia gugursyahid. Dia adalah saudara kandung Fadi Abu Shalah yang gugur setahun lalu dibunuholeh tentara Israel saat ikut dalam aksi damai pawai kepulangan di atas kursirodanya.&rdquo

Dia menambahkanbahwa Hani merasa penuh kesedihan dan kemarahan atas pembunuhan saudaranya padahaldia tidak menimbulkan bahaya atau ancaman apapun bagi tentara penjajah Israel.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied