Tue 6-May-2025

Ksatria di ranjang pasien melawan kematian perlahan di penjara Israel

Senin 29-Juli-2019

Ratusan tawananPalestina yang sakit menghadapi kematian perlahan di penjara-penjara penjajahZionis karena kebijakan pengabaian dan penelantaran medis secara sengaja dansistematis yang dilakukan oleh pihak administrasi penjara Zionis Israel.

Dalam sebuahlaporan yang dirilis pada hari Ahad (28/7/2019) Komite Urusan Tahanan Palestinamengatakan bahwa lebih dari 700 tawanan Palestina yang sakit termasuk penderitakanker jantung ginjal tulang cacat dan lainnya terbaring dipenjara-penjara penjajah Israel. Otoritas penjajah Israel sengaja mengabaikankondisi kesehatan para tawanan yang sakit di berbagai penjara dan mendorong merekake ujung kematian.

Laporan itu memaparkankondisi kesehatan yang buruk dari sejumlah tawanan Palestina di penjara gurunNegev yang hari demi hari semakin buruk akibat kebijakan pengabaian danpenelantaran medis yang disengaja dan sistematis dari pihak administrasipenjara penjajah Israel.

Ksatria di ranjangpasien

TawananMuhammad Farouk Abu Rab (45 tahun) dari Qabatiya selatan Jenin telah dipenjarasejak 2002 dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara menderita infeksi telingamenderita sakit kepala dan pusing juga menderita masalah dengan katup jantungdan radang lutut kiri. Dia tidak mendapatkan perawatan yang semestinya.

Imad Abdul KarimAbu Zeina (30 tahun) dari Jericho menderita cedera di tangan kanannya karenamasalah tendon (jaringan tebal yang berfungsimenempelkan otot ke tulang) dan saraf. Dia juga menderita sakitdi testis karena varises dan kantung air serta menderita pembengkakan daniritasi kulit di bawah kedua mata.

Menurut KomiteUrusan Tahanan Palestina tawanan Palestina Saher Abu Omar (35 tahun) dari desaJamain selatan Nablus menderita patah siku tangan kanan karena seranganterhadap dirinya selama interogasi dan fraktur (patah tulang) dengan cara yangtidak benar. Ini mengakibatkan munculnya dislokasi pada siku. Ketika diadiangkut dengan bus bertambah lagi akibat jatuh. Dan otoritas penjajah Israel hanyamemberinya prostesis tanpa memperbaiki fraktur atau melakukan perawatan medisyang diperlukan.

Tawanan AbdullahKharouf (30 tahun) dari Nablus menderita hernia tulang belakang atau HNP diruas keempat dan kelima dan belum dilakukan perekaman yang diperlukan ataumemberikan perawatan yang diperlukan untuk kesehatannya dan penjajah Israel hanyamemberinya obat penghilang rasa sakit saja.

Pihak administrasipenjara Israel di Ashkelon terus menunda pemberian perawatan yang diperlukanuntuk tawaanan yang sakit bernama Nasan (24 tahun) dari desa Mughayir utaraRamallah di wilayah tengah Tepi Barat yang diduduki penjajah Israel.

Komite UrusanTahanan Palestina mengatakan bahwa Na&rsquosam mengeluh tentang cedera sebelumpenangkapannya di kaki kirinya selain menderita luka tembak selamapenangkapannya pada tahun 2015 yang menyebabkan dia mengalami masalah denganotot-otot usus dan anus sehingga dibuatkan dua kantong eksternal untuk buangair besar dan urin. Dia sengat membutuhkan sesegera mungkin operasi tetapi pihakadministrasi penjara Ashkelon menunda-nunda untuk merujuk ke rumah sakit ataumelakukan proses operasinya.

Na&rsquosan ditangkappada 8 Desember 2015 dan dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dengan tuduhanmelakukan operasi di pos pemeriksaan militer Israel Zatara sebagaimana diklaimoleh penjajah Israel bersama Qassim Sbaana yang mati syahid pada tanggal yangsama yang saat ini mengalami luka parah.

Penelantaran medis

Direktur PusatStudi Tahanan Raafat Hamduna mengatakan bahwa pihak administrasi penjara Israeltelah melakukan kebijakan penelantaran medis terhadap para tawanan Palestina denganpenyakit kronis dan mereka yang membutuhkan operasi bedah.

Dia menyebutapa yang dilakukan pihak administrasi penjajah penjajah Israel tersebut “bertentangandan melanggar prinsip-prinsip dasar perawatan tawanan yang diadopsi olehMajelis Umum PBB pada tahun 1979 dan tahun 1990 yang menegaskan kewajiban perlindungankesehatan kepada para tawanan dan perawatan medis pada orang-orang yangditahan.”

Dia menjelaskanbahwa sejumlah besar tawanan yang sakit sedang menunggu giliran operasi yang kadang-kadangmembutuhkan waktu selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan ketika sedangmenunggu mereka mengalami penelantaran medis yang mengakibatkan kematiansejumlah besar tawanan.

Dia mengingatkanada bahaya yang menganca para tawanan yang sakit karena kurangnya perawatandan pemeliharaan kesehatan keterlambatan dalam prosedur bedah kurangnya stafmedis khusus kurangnya obat-obatan yang diperlukan kurangnya pemeriksaanmedis berkala terhadap tawanan dan penolakan masuknya staf medis dariKementerian Kesehatan Palestina.

Peneliti dalamurusan tawanan ini meminta lembaga-lembaga internasional yang bekerja di bidangkesehatan untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina yang sakit di penjara-penjaraIsrael termasuk puluhan yang menderita penyakit kronis. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied