Tue 6-May-2025

Solusi Ekonomi Memasarkan Ilusi untuk Menguasai Sumber Daya Gaza

Rabu 3-Juli-2019

Melalui aspekekonomi dari &ldquodeal of century&rdquo pemerintah Presiden AS Donald Trump berusahamemasarkan ilusi bahwa “solusi ekonomi” adalah sebentuk murah hatiuntuk rakyat Palestina dengan mengorbankan hak dan tanah mereka. Munculpertanyaan tentang ketidakmungkinan pelaksanaan proyek-proyek ini dan pemenuhanrinciannya dalam kerangka kontrol Israel terhadap sumber daya ekonomi danpenguasaan pada detail kehidupan warga Palestina.

Dokumen tentangsektor ekonomi ini juga tidak membahas bagaimana penggalangan 50 miliar dolaryang dialokasikan untuk proyek-proyek ini. Namun penasihat Trump JaredKouchner mengisyaratkan bahwa jumlah tersebut akan berasal dari pinjaman danhibah dengan harapan bahwa negara-negara Teluk akan menjadi donor terbesar.

Memuluskan dealof century!

PemerintahAmerika Serikat dan Israel melalui lokakarya “pemulihan ekonomi” diBahrain sebagaimana klaim mereka berusaha memuluskan deal of century (kesepakatanabad ini) dimulai dari gerbang reformasi ekonomi terlebih dahulu untukselanjutnya diikuti dengan aspek politik.

Orang-orangPalestina memandang pesoalan mereka adalah murni masalah politik dan solusinya yangbisa mengakhiri pendudukan Israel atas tanah-tanah mereka yang diduduki Israeldan mendirikan negara mereka dengan al-Quds sebagai ibukotanya bukan melaluilokakarya ekonomi dan memperbaiki kondisi hidup dan kehidupan.

Menurut paraanalis lokakarya ekonomi di Manama (Bahrain) merupakan kelanjutan dari proyekTrump yang dimulai dengan penutupan kantor PLO di Washington pemindahankedutaan AS ke al-Quds atau Yerusalem pemotongan bantuan untuk para pengungsiPalestina dan pengeringan sumber daya keuangan UNRWA.

Keterlibatan negaraTeluk dalam kesepakatan Trump

Penulis BasimUtsman menjelaskan bahwa “Lokakarya Bahrain” terselenggaran untukmengumumkan keterlibatan rezim-rezim Teluk Arab secara mayoritas dalam mengadopsi”kesepakatan Trump” dan visi Netanyahu yang didukung Amerika pada “PerdamaianEkonomi” sebagai solusi untuk konflik Arab dan Palestina dengan penjajah Israel.

Israel sedang berusahamengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara bekas kolonial menggunakan”perdamaian ekonomi” dalam penghapusan hak-hak ekonomi rakyatPalestina sampai ada kesempatan untuk melontarkan kembali masalah tersebut. Itulahyang dilakukan hari ini bersama dengan pemerintah AS dan keterlibatan Arab.

Sumber dayaPalestina

Dalam sebuahwawancara dengan pakar Palestina Anis Qasim dia menjelaskan bahwa rencana inidan kompleksitas irasionalnya dapat dibatalkan dan diabaikan jika komunitas internasionalterutama Kouchner mengatakan kepada penjajah Israel: “Angkat tanganmu darigas Gaza.”

Dalam sebuahwawancara dengan Pusat Informasi Palestina Qassim mengatakan bahwa”cadangan gas Jalur Gaza akan memberi kita 8 miliar dolar setahunsedangkan rencana Amerika dalam kemitraan dengan Arab akan memberi kita 10miliar dalam 10 tahun.” Dia menegaskan yang seharusnya adanya penjajah Israelmelepaskan tangannya dari sumber-sumber pendanaan Palestina.

Dan kembalimenegaskan bahwa rencana Amerika ini bertujuan untuk kemakmuran penjajah israeldan permukiman-permukimannya. Dia menambahkan “Palestina hanya akan mendapatkanremah-remah saja.”

Sementara itu spesialisekonomi Main Rajab mengatakan bahwa “perdamaian ekonomi” yangdipromosikan oleh penjajah Israel agar mulus diterima orang-orang Palestinaibarat seperti makan yang dihidangkan untuk mengendalikan korban.

Rajabmengatakan bahwa penjajah Israel yang banyak mengabaikan resolusi sah internasionaldi tingkat Dewan Keamanan atau Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bukanlahpihak yang netral. Karena itu proposal yang ditawarkannya dalam rangka promosiekonomi Palestina adalah bohong belaka tidak ada gunanya.

Dia menegaskan bahwapenjajah Israel bertindak bias dalam pertumbuhan ekonomi Palestina dan tidakmemperhatikan atau menghormati perjanjian yang ditandatangani untukmenghidupkan kembali ekonomi Palestina. Dia menegaskan bahwa “perdamaianekonomi” adalah buang-buang waktu selain juga merupakan penjarahan terhadapkekayaan Palestina.

Dia menjelaskanbahwa penjajah Israel mengekspor produk Palestina ke luar negeri sebagai produknyasetelah membelinya dengan harga terendah dan kemudian menjualnya dengan hargayang sangat tinggi.

Dia menjelaskanbahwa melalui hegemoni terhadap perbatasan dan pos-pos perlintasan penjajahIsrael mengontrol ekspor dan impor Palestina. Dengan demikian penjajah Israelberusaha untuk menjaga keseimbangan untuk menjaga impor Palestina agar sebagianbesarnya dari pasar Israel.

Rajabmengatakan bahwa dengan hegemoninya terhadap daerah-daerah zona C di Tepi Baratpenjajah Israel menghalangi rakyat Palestina memanfaatkan sumber daya alamPalestina di Tepi Barat dan menghalangi Jalur Gaza dari menggunakan gasnya.Selain itu juga menghambat pelaksanaan proyek-proyek pembangunan.

Dia kembali menegaskanperlunya memboikot produk-produk penjajah Israel yang menguras sumber daya alamPalestina dan memperkuat produk nasional. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied