Ada kesenjangantinggi antara sikap politik Israel terhadap Gaza secara khusus dengan OtoritasPalestina secara umum di tengah-tengah mengelindingnya roda “deal ofcentury” di Konferensi Ekonomi Manama (Bahrain) dan upaya mendapatkandukungan lebih dari sikap Arab.
Isyarat perangbaru ke Gaza adalah bagian dari pesan-pesan terbaru dan ancaman-ancaman penjajahIsrael yang berkaitan dengan kancah politik internal Israel yang tidak selesaisetelah Netanyahu gagal membentuk pemerintahan dan bersiap untuk pemilihanbaru.
Beberapa hariyang lalu penjajah Israel mengisyaratkan akan melancarkan agresi di Gaza jikapeluncuran balon api dari Jalur Gaza dan aksi-aksi pawai kepulangan terus berlanjutsementara dia sendiri mengabaikan pelaksanaan kesepahaman gencatan senjata.
PM Israel BenjaminNetanyahu mengatakan “Kami mungkin terpaksa melancarkan operasi militerskala besar di Jalur Gaza. Yang mengarahkan saya hanya satu hal: yaitu keamananNegara Israel.”
Tidak pilihanbagi Jalur Gaza kecuali dengan sikap spartan. Penjajah Israel telah mengingkarisemua kesepahaman gencatan senjata dari waktu ke waktu dengan mencarkan agresidan menolak mengakui hak Jalur Gaza untuk hidup.
Menurut analispolitik George Geqman terlontarnya kembali ancaman perang terhadap Gaza initerkait dengan penolakan Netanyahu sendiri untuk implementasi kesepahaman-kesepahamansetelah agresi tahun 2014 dan kesepahaman baru tahun lalu.
“Ancamanperang ini memperkuat posisi Netanyahu. Dia membutuhkan konsensus Israel. Karenapenjajah Israel percaya pada pembersihan etnis dan menolak untuk membuatkonsesi” kata analis politik Yusuf Sharqawi.
Pilihan-pilihanpolitik Gaza terbatas. Sedang dukungan Amerika untuk penjajah dengan dukunganbeberapa rezim Arab di tengah-tengah perpecahan Palestina memberi kekuatankepada penjajah Israel untuk melanjutkan agresinya pada rakyat Palestina.
Analis Geqman menyatakanbahwa setelah pembentukan pemerintahan penjajah israel yang akan datang Gazaakan dihadapkan pada satu-satunya proposal AS-Israel yang ditawarkan oleh “dealof century” yaitu sebuah otonomi terbatas di Gaza dan sebagian dariTepi Barat. Sedang analis politik Sharkawi menegaskan bahwa penjajah Israel mendapatmanfaat dari sikap dukungan AS.
Pembicaraantentang perang Gaza memang tidak dapat dipisahkan dari panggung politikPalestina atau rencana “deal of century” yang bertujuan untukmemberangus isu perjuangan Palestina dan pembatalan seperempat abad kesepahaman-kesepahamandengan Otoritas Palestina. (was/pip)