Kepala Biro PolitikGerakan Hamas Ismail Haniyah mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsha dan al-Quds akantetap menjadi situs Islam. Dia menegaskan bahwa aliansi Zionis-Amerikanormalisasi dan konspirasi tidak akan mengubah realitas al-Quds danidentitasnya.
Hal tersebutdisampaikan Haniyah dalam pidato di forum pertemuan tentang masjid “MasajidunaQala&rsquouna war Rijalus Shadiq Udatuna&rdquo yang digelar di Gaza Rabu (19/6/2019). Diamengatakan &ldquoMasjid Al-Aqsha akan tetap Islami dan al-Quds akan tetap Islamibukan Timur atau Barat Islam dan Islam.”
Dia menambahkan”Al-Quds bukan Timur atau Barat namun Islam. Tidak ada yang bisa merubahfakta-fakta ini. Baik oleh Presiden Trump pemerintah Amerika aliansiZopmos-Amerika kebisuan internasional konspirasi dan juga normalisasi ataupemindahan kedutaan ke al-Quds. Bahkan rencana deal of century  atau kesepakatan apapun tidak akan merubahnyadan tidak akan bisa merebut al-Quds Masjid Al-Aqsha dari kami.&rdquo
Dia menegaskan bahwaPalestina dicintai karena Masjid Al-Aqsha dan menjadi istimewa karena kiblat pertamakepada umat Islam. “Allah memuliakan kami agar kami menjadi orang yangsenantian bersiaga di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis.&rdquo
Haniyahmenjelaskan bahwa forum ini membawa tiga indikasi. Pertama adalah bahwa masjidmenjadi titik fokus dalam proyek Islam. Yang kedua bahwa gerakan ini hari ini cukupbesar. Sudah menjadi urusan umum tidak hanya dalam hal politik dan jihadtetapi juga dakwah.
Dia berkata”Siapa pun yang berpikir bisa menggerogoti pilar-pilar gerakan ini makadia sedang berilusi. Karena ini adalah gerakan yang mengakar. Mereka tidak akanpernah bisa merusaknya.”
Yang ketiga adalahbahwa “kami sedang menunggu tahap baru dari kerja dakwah dan masjid diJalur Gaza.” Hamas berjalan di tiga jalur yaitu dakwah perlawanan danpolitik dan markas dari semua ini adalah masjid. (was/pip)