Wed 7-May-2025

Israel Tangkap 421 Selama Mei 5500 Palestina di Penjara Israel

Senin 17-Juni-2019

Pasukan penjajahIsrael telah menangkap 421 warga Palestina dari Wilayah Pendudukan Palestina selamabulan Mei 2019 termasuk 78 anak-anak dan 6 wanita.

Menurut datadan fakta yang dirilis oleh lembaga-lembaga HAM yang konsen pada masalahtawanan Senin (17/6/2019) pasukan penjajah Israel telah menangkap 145 wargaPalestina dari al-Quds 59 dari Ramallah dan al-Bireh 60 dari Hebron 30 dariHebron 30 dari Jenin dan 21 dari Betlehem.

Mereka juga menangkap32 warga dari Nablus 13 dari Tulkarem 19 dari Qalqiliya 8 dari Tubas 8 dariSalfit 14 dari Jericho dan 12 dari Gaza.

Berdasarkan dataterakhir jumlah tawanan Palestina yang mendekam di dalam penjara penjajahZionis hingga akhir Mei sekitar 5.500 orang termasuk 43 wanita. Sedangkan jumlahanak-anak Palestina yang mendekam di penjara penjajah Israel sekitar 220 anak. Dantahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum) sekitar 500 orang.

Sejumlah tawananterus melakukan aksi mogok sebagai bentuk penolakan atas penahanan merekasebagai tahanan administratif. Di antaranya adalah tawanan Hassan al-Aweiwiyang memulai aksi mogoknya pada bulan April hingga kondisi kesehatan sangatburuk. Namun aksi itu direspon dengan keras kepala pihak penjajah Zionis agarmemenuhi tuntutannya dan mengakhiri penahanan administratifnya.

Lembaga-lembagaHAM tersebut mendokumentasikan sejumlah tindakan balas dendam yang dilakukanoleh pihak penjara terhadap para tawanan yang melakukan aksi mogok. Di antaranyaadalah dengan mengisolasi dalam sel dilarang mendapatkan kunjungan keluargadipindah berulang-ulang dari satu penjara ke penjara lain dan dari rumah sakitke rumah sakit lain bulum lagi langkah-langkah intimidasi yang dilakukan olehpara sipir penjata sepanjag waktu.

Masih ada lebihdari 750 tawanan yang terus menderita akibat kebijakan penelantaran medis dari pihakadministrasi penjara Israel di mana mereka secara sistematis menerapkannyasebagai sarana balas dendam dan tekanan.

Realitas penelantaranmedis terhadap para tawanan di penjara-penjara Israel menjadi lebih serius bersamaandengan setiap gelombang eskalasi yang dilakukan pihak administrasi penjara. Yangterbaru adalah serangkaian langkah-langkah restriktif yang diikuti dengandikeluarkannya rekomendasi dari Komite Menteri Israel Gilad Ardan untukmembatasi para tawanan Palestina pada bulan September tahun lalu. Pembatasan (tindakanrestriktif) ini mencakup eskalasi kebijakan penelantaran medis terhadap paratawanan yang sakit dan terluka yang menyebabkan penderitaan dua kali lipat padamereka dari efek penyakit bahkan setelah pembebasan mereka.

Penjajah Zionismenggunakan kebijakan penelantaran medis ini sebagai metode penyiksaan dantekanan terhadap para tawanan untuk mendapatkan pengakuan dari mereka atauuntuk menghancurkan moral mereka dan menggandakan penderitaan mereka dipenjara. Yang dilakukan melalui pelembagaan penelantaran medis yang mengakar padakarakter sistem penjara dan pusat-pusat penahanan penjajah Israel. Klinik-klinikpenjara misalnya kekurangan staf medis khusus atau peralatan medis untukmelakukan pemeriksaan yang diperlukan dan semua masalah yang dikeluhkan tawananditangani dengan obat penenang.

Penjajah Israelsengaja menunda-nunda memberikan perawatan kepada para tawanan yang sakit baikdalam memberikan obat-obatan atau dalam pemeriksaan yang diperlukan untukmendiagnosis kondisi pasien yang memperburuk kondisi mereka dan sering timbulmasalah kesehatan baru. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied