DirekturJenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Munir al-Burshmemperingatkan terjadinya penurunan drastis dalam persediaan obat-obatan dan fungsimedis di fasilitas kesehatan di Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa tingkat defisitmedis mencapai lebih dari 52%.
Dalam siaranpers Rabu (12/6/2019) Munir menjelaskan tingkat penurunan drastis obat-obatanini menyebabkan penderitaan besar bagi para pasien yang tidak ada obat-obatan untukmereka. Dia memperingatkan bahwa realitas defisit obat-obatan saat ini mengancamterjadinya bencana kesehatan pada sebagian besar pasien.
Pasien yang sangatterpengaruh oleh krisis obat-obatan ini adalah pasien-pasien ginjal. Krisis inimengencam nyawa 39 anak-anak yang sedang menjalani dialisis dengan risikokematian karena menipisnya trasporter darah salah satu kebutuhan pokok untuk setiapcuci darah bagi pasien-pasien ginjal.
Kelangkaan akutjuga terjadi pada persediaan hormon (arthropiotin) yang diperlukan untukpengobatan anemia pada pasien ginjal kronis. Dia menjelaskan bhawa keetiadaan hormonini akan memaksa 1.150 pasien gagal ginjal dan transplantasi ginjal menjalani prosestransfusi darah terus menerus.
Bahaya dari krisisobat-obatan ini juga mengancam anak-anak yang menerima susu terapeutik denganberagam variasinya. Di mana ebih dari 1000 anak-anak di Gaza membutuhkan susujenis ini. Tidak adanya susu untuk anak-anak ini berarti bisa menyebabkan cacatpermanen bagi mereka.
Sementara terkaitpasien kanker Munir memperingatkan bahwa 35 jenis obat akan habis stoknya setara62% dari protokol terapi untuk sekitar 8.000 pasien termasuk perawatan kanker payudarausus besar limfatik dan leukemia pada anak-anak.
Munir juga mengisyaratkanbahaya yang disebabkan kelangkaan faktor koagulasi darah pada pasien hemofilia.Di mana kelangkaan faktor 8 dan faktor 9 akan menyebabkan komplikasi parah padalebih dari 125 pasien di Jalur Gaza setengah dari mereka anak-anak.
Dia memperingatkanefek dari krisis obat-obatan ini pada pasien thalassemia akibat kelangkaan obatuntuk mengobati peningkatan endapan besi dalam darah pasien di samping tidakadanya obat-obatan untuk anak-anak termasuk obat rehydration solutionantibiotik dan obat penghilang rasa sakit.
Bahaya krisisobat-obatan juga mengancam pada kesehatan ibu dan anak. Di mana krisis inimencakup kelangkaan vitamin dan suplemen untuk wanita hamil serta menipisnyaobat-obatan untuk anak-anak di tingkat rehydration solutionantibiotik dan penghilang rasa sakit. Krisis ini juga menycakup kelangkaan 68% obatpenyakit kronis khususnya diabetes dan tekanan darah yang meningkatkanpenderitaan pasien usia lanjut dan membuat mereka rentan terhadap komplikasiserius.
Munirmenyatakan bahwa sistem farmasi di Jalur Gaza akan terus dipantau olehPerserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional sebagai bagian daritransparansi inspeksi obat-obatan tersebut. Dia menyatakan bahwa kementeriannyamengikuti kebijakan pintu terbuka bagi semua orang untuk melihat kondisi sulitobat-obatan yang dialami oleh fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
DirekturJenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza ini meminta masyarakat internasional danorang-orang yang berhati nurani untuk mempercepat pengiriman obat-obatan dan fungsi-fungsimedis untuk mencegah bencana kesehatan di Jalur Gaza. (was/pip)