Pusat Studi TawananPalestina menegaskan bahwa pihak penjara penjajah Israel terus menarget paratawanan Palestina di penjara penjajah Israel dengan berbagai langkah intimidasidan represif selama bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan istirahatibadah dan stabilitas.
Peneliti danjuru bicara Pusat Studi Tawanan Palestina Riyad Ashqar mengatakan bahwa penjajahIsrael tidak suka tahanan hidup dalam suasana spiritual selama bulan Ramadhandan memfokuskan diri untuk beribadah. Karena itu khususnya di hari-hari belakanganini pihak penjara penjajah Israel meningkatkan praktik-praktik yang lebihrepresif dan mengganggu para tawanan. Kejadian terakhir adalah dengan mengurangijumlah barang yang boleh dibeli dari kantin hingga setengahnya.
Menurutnyapara tawanan Palestina sangat bergantung pada barang-barang yang dibeli darikantin penjara meskipun harganya sangat mahal. Karena menu yang diberikan olehpihak penjara sangat buruk baik dari sisi kualitas dan maupun . Atau keperluanlain yang mereka butuhkan untuk melanjutkan kehidupan di dalam penjara sepertiselimut sepatu minuman dan yang lainnya. Pengurangan jumlah hinggasetengahnya akan berdampak buruk terhadap kondisi kehidupan para tawanan.
Ashqar menyatakanbahwa sebagai kelanjutan dari tindakan intimidasi dan gangguan terhadap para tawanandi bulan Ramadhan unit-unit khusus penjajah Israel menyerbu penjara Ashkelonuntuk ketiga kalinya selama sebulan dengan dalih memindahkan perwakilan para tawanandi penjara Nasser Abu Humaid. Barang-barang para tawanan dikeluarkan danmereka dilarang mendapatkan kunjungan serta pengenaan denda untuk setiapnarapidana senilai (500) shekel dan penarikan peralatan listrik dari kamar.
Pihak penjarajuga tidak memu membasmi serangga-serangga berbahaya yang tersebar di dalampenjara akibat suhu panas yang hebat selama beberapa hari terakhir dan bisamembahayakan nyawa para tawanan.
Meski dalamsuasana puasa pihak penjara israel masih terus melanjutkan penyiksaan para tawanandengan cara memindahkan mereka menggunakan &ldquomobil besi&rdquo yang memakan waktusepanjang hari ketika mereka dibawa ke pengadilan atau dipindahkan ke penjaralain. Hal ini membuat tekanan besar bagi pata tawanan terutama di hari-hariyang panas Sehingga seorang tawanan Muhammad Maharimah (29 tahun) dari Hebronterlepas bahunya setelah terjadi di dalam mobil besi saat dipindahkan dari penjara”Raymond” ke Pengadilan Militer di Ofer. (was/pip)