Wed 7-May-2025

Beginilah Warga Palestina Melawan Tembok Apartheid Israel

Selasa 21-Mei-2019

Dengan menggunakangunting besi seorang warga Palestina bernama Ahmad membuat lubang di kawatberduri yang ada Tembok Apartheid Israel. Melalui celah tersebut diamenyeberang ke tanah Palestina 1948 (yang diduduki penjajah Israel tahun 1948)untuk bekerja dan mendapatkan rezeki sehari-harinya tidak peduli dengan bahayayang terjadi terbebas dari para calo dan penyelundup yang membatasinya untukbisa masuk ke wilayah Palestina 1948.

Belakangan iniAhmad biasa menggunakan celah-celah kawat berduri untuk masuk dengan hati-hati kewilayah Palestina 1847 dengan cara menyusup setelah pihak otoritas penjajah Israeltidak memberinya izin masuk ke wilayah Palestina 1948.

Kasus Ahmad inibukanlah satu-stunya dan tidak hanya terbatas pada daerah-daerah tertentu sajadan dalam bentuk serta cara yang berbeda-beda untuk bisa melintasi tembokApartheid Israel ini.

Para pekerja sudahbiasa menggunakan celah khusus di tembok apartheid ini sejak dibangun. Baik diAzzun Atma di Qalqilya dan Batir di Betlehem. Atau dengan cara memanjattembok melalui tangga di daerah-daerah yang berdekatan dengan al-Quds. Akan tetapibersamaan dengan berjalanan waktu setelah bertahun-tahun mereka menggunakancara yang berbeda-beda. Yang paling umum adalah dengan membuat celah denganmemotong kawat berduri. Demikian menurut keterangan banyak pekerja dan wargayang ikut menggunakan berbagai cara tersebut.

Bertambah danlokasi-lokasi baru

Di kota Taibahsebelah barat Jenin di Tepi Barat utara penjajah Israel tidak memilikikontrol atas aksi-aksi pemotongan kawat berduri setelah kawat-kawat tersebut keroposselama bertahun-tahun. Penjebolan kawat berduri ini menjadi hal yang biasa dansegala ancaman dan penangkapan yang dilakukan pasukan penjajah Israel untukmemberangus fenomena ini tidak pernah bisa berhasil untuk menghentikannya.

Seorang wargadari kota Taibah dari keluarga Mahameed mengatakan kepada koresponden PusatInformasi Palestina bagaimana dia menghadapi tembok yang begitu tinggi ituselama bertahun-tahun. Semua orang takut untuk mendekatinya karena dipantaumelalui kamera cctv dan dipasang kawat-kawat listrik. Setelah itu warga mulaiberani membuat celah. Sebagiannya di dalam rumah-rumah atau yang lainnya. Dari sanamereka mengirim para pekerja ke wilayah Palestina 1948 dan akhirnyatembok-tembok raksasa tersebut menjadi bahan tertawaan.

Apa yangterjadi di Taibah belakangan ini dicontoh oleh warga lain dari kota Zabubayang berdekatan dengan Taibah. Mereka bermain-main dengan pasukan penjajah Israellayaknya permainan kucing dan tikus selama bertahun-tahun. Mereka menyerangdinding tembok apartheid dan membuat lubang untuk bisa masuk ke wilayahPalestina 1948. Bahkan sebagian mereka sengaja berkali-kali mengikat tembokdengan traktor bertanian dan kemudian ditarik. Akibatnya merekapun ditangkappasukan penjajah Israel.

Warga lainbiasa menggunakan tangga panjang di kota-kota yang berdekatan dengan al-Quds danBetlehem. Mereka memanjat melalui tangga panjang yang dihubungkan ke tembok dandisambut dengan tangga lain di seberang tembok. Ini juga sering digunakan wargaPalestina untuk memasuki al-Quds pada hari Jumat untuk bisa shalat di dalam MasjidAl-Aqsha.

Dengan melihat banyaknyakasus menembus tembok apartheid penjajah Israel ini jelas bahwa itu menjadisumber keuntungan bagi banyak orang yang berani menciptakan celah dan memasukanpara pekerja ke wilayah Palestina 1948 dengan imbalan sejumlah materi. Di mana adajaringan yang jelas dibentuk untuk beroperasi dalam sistem ini.

Apakah tindakankumulatif untuk mengatasi tembok apartheid dengan cara-cara ini menjadi salahsatu alat di tahap selanjutnya dalam konteks perjuangan untuk bertahan hidupdi mana warga Palestina tidak memiliki cara yang membuatnya mampu hidup denganfakta-fakta yang dipaksakan oleh penjajah Israel? (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied