Limaorang tawanan Palestina melanjutkan mogok makan terbuka di penjara Israelsebagai protes perpanjangan masa penahanan administrative tanpa dakwaan maupunpersidangan di tengah kondisi kesehatan mereka yang makin memburuk dan tidakmendapatkan pengobatan medis.
Sejumlahsumber di kantor media urusan tawanan menyebutkan tawanan terlama yangmelakukan mogok makan adalah Husam Muhsin al-Rizah (60) dari kota Nablus yangmemasuki hari ke 40 mogok makan bertgurut-turut menolak perpanjangan penahananadministrative tanpa dakwaan dengan kondisi kesehatan yang mulai menurut dansaat ini ditempatkan di sel isolasi penjara Eisyel.
Sumbermenyebutkan tawanan al-Rizah ditahan sejak satu tahun lalu sebagai tawanan administrativeyang mendorongnya menggelar mogok makan terbuka pada 19 Maret lalu dan memicupenurunan bobot tubuhnya sekitar 16 kilogram.
Sejumlahpenyakit menderanya antara lain kolesterol tinggi tekanan darah tinggi danpenyakit lambung saat ini tak mampu berdiri. Sebelumnya pernah mendekamsebagai tahanan di penjara Israel selama 18 tahun.
Tawanankedua yang melakukan mogok makan adalah Muhammad Ied Thabanjah (38) dari kotaNablus ditahan sebagai tawanan administrative sejak 28 Juni 2018 dan telahdiperpanjang masa penahanannya selama 3 kali yang menyebabkan dirinyamenggelar mogok makan terbuka sejak 32 hari lalu saat ini mendekam di penjarapadang pasir Negev dengan kondisi kesehatan yang menurun di tengah penolakanIsrael merujuknya ke rumah sakit.
Tawananketiga Muhammad Hasyim Haimuni (36) dari kota Hebron menggelar mogok makansejak 31 hari lalu memprotes penahanan administrative tanpa dakwaan ekstahanan di penjara Israel selama 9 tahun dan ditangkap kembali pada Februarilalu.
Haimunimengalami kondisi kesehatan yang buruk bobot tubuhnya turun 15 kilo dan sulitbergerak serta sakit di sekujur tubuhnya di samping sakit kepalaberkelanjutan saat ini mendekam di penjara padang pasir Negev.
Tawanankeempat Hasan Uwaiwi (35) warga Hebron melanjutkan mogok makan terbuka sejak26 hari lalu sebagai protes atas penahanan administrative statusnya sebagaiseorang bapak dari 3 orang anak. Israel menangkapnya pada Januari tahun inidan menetapkannya sebagai tahanan administrative yang mendorongnya melakukanmogok makan sejak 2 April lalu.
Dan tawanankelima Audah Harub (32) dari Hebron melanjutkan mogok makan sejak 26 harilalu memprotes penahanan administrative ditahan Israel sejak Desember laludan divonis sebagai tahanan adminbistratif dan telah diperpanjang untuk keduakalinya. (mq/pip)