Lembaga DuniaPBB pada hari Kamis (25/4) mengatakan bangsa Palestina menghadapi tantanganyang belum pernah dialami oleh manusia manapun di dunia selain ada ketegangan yangterjadi di Gaza.
Laporan dikeluarkanKantor Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah yangmenyebutkan meskipun relatif tenang antara Gaza dan Israel namun berbagaitantangan yang dihadapi bangsa Palestina sungguh luar biasa.
Laporan itumenunjukkan bahwa krisis keuangan yang sangat parah ditambah denganmeningkatnya kebutuhan kemanusiaan dan tidak adanya prospek politik untuksolusi negosiasi mengancam stabilitas Tepi Barat serta upaya berkelanjutan untukmembangun negara Palestina secara mandiri.
Laporan juga menunjukkan yang paling dikhawatirkan adalahkrisis keuangan yang disebabkan oleh keputusan Israel untuk menahan 6 persendari pendapatan pemerintah Palestina serta keputusan Palestina untukmenerimanya secara tidak lengkap.”
PemerintahPalestina menghadapi krisis keuangan sejak 2018 yang terus meningkat hingga Februarikarena penolakannya yang tidak akan menerimauang pajak kliring dari “Israel” menyusul penerapan pemotonganterakhir untuk para tahanan dan keluarga para syuhada.
Pada 17Februari lalu pemerintah Israel memutuskan untuk menahan 502 juta shekel sekitar$ 138 juta dollar dari dana kliringPalestina. Mereka beralasan kebijakan ini sebagai respon atas usulan alokasikeuangan dari Otoritas Palestina khusus untuk para mantan tawanan editor dankeluarga para syuhada.
Pendapatankliring adalah dana perizinan yang dikumpulkan Tel Aviv atas nama Palestina terhadapbarang-barang yang diterima atau diekspor ke dan dari Palestina melintasiperbatasan internasional dengan nilai bulanan rata-rata $ 175 juta.
Di bawahProtokol Ekonomi Paris yang ditandatangani antara Palestina dan pendudukanIsrael pada tahun 1994 yang terakhir Israel mengumpulkan pajak atasbarang-barang yang melewati perlintasan ke wilayah Palestina dan mentransfernyakepada pemerintahan Ramallah setiap bulanya. (asy/pip)
