Wed 7-May-2025

Dengan Hujan Batu Pemukim Yahudi Yitzhar Usir Keluarga Syahadah

Selasa 16-April-2019

Mereka adalahorang-orang luar dan asing. Mereka tidak menyerupai tanah yang mereka tempati tidakada hubungan antara tanah dan mereka tidak ada sama sekali. Mereka adalah parapencuri melakukan penindasan dan teror terhadap pemilik tanah dan warga aslinya.

Ziad Syahadahwarga daerah Wadi al-Sarar di kota Urif selatan Nablus adalah korban baruteror para pemukim Yahudi yang dilakukan tanpa berhenti sejenak pun dikota-kota Tepi Barat yang diduduki penjajah Israel. Aksi-aksi tersebut terjadi dibawah perlindungan otoritas penjajah Israel.

Ziad yangrumahnya terletak 200 meter dari permukiman Yahudi Yitzhar dia sedang sibukmemasang pagar besi di sekitar rumahnya untuk melindungi dirinya dariterorisme pemukim Yahudi.

Saat diabekerja para pemukim Yahudi yang datang dari permukiman Yahudi Yitzhar menyerangrumah Syahadah dengan batu secara brutal setelah mereka menyusup dari jalan lembahWad dekat lokasi.

Ziad yangberprofesi sebagai guru menggambarkannya peristiwa tersebut sebagai”hujan batu&rdquo. Dia menjelaskan bahwa serangan ini adalah yang keempat kalinyadengan cara serupa tujuannya adalah untuk membunuh.

Yang menguasai ZiadSyahadah selama terjadi serangan para pemukim Yahudi adalah ketakutan akankehidupan istri dan anak-anaknya. Dia berlari dengan cepat untuk melindungianak-anak dan istrinya yang mengendong bayinya yang baru berusia dua setengahbulan di samping dua anaknya yang masih berusia beberapa tahun.

Kejahatan yangdilakukan para pemukim Yahudi tidak hanya sebatas itu bahkan istri Ziad SyahadahRaja Syahadah diserang oleh para pemukim Yahudi di mobilnya di dekat rumah.

Istri Ziad tidaktahu apa yang harus diperbuat dia melihat batu-batu berhamburan darimana-mana. Dia mengatakan “Saya sangat mengkhawatirkan dua pritri sayayang yang ada di samping saya dan dua anak saya lainnya yang duduk di kursibelakang.”

Di harusmenjalani malam yang berat. Dia tidak bisa tidur di rumah. Dia mennambahkan. diatakut akan terjadi pembantaian terhadap keluarganya seperti yang terjadi padakeluarga Dawabisha.

Keluarga ini tidaklagi merasa aman dan selamat akibat serangan para pemukim Yahudi yang berulang-ulang.Sang suami memutuskan untuk menawarkan rumah itu untuk dijual. “Ini adalahkeputusan yang sangat sulit. Akan tetapi kami tidak merasa aman atau nyaman dariserangan mereka” katanya. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied