Sekitar 400 tawananPalestina dengan penjara-penjara penjajah Israel telah bergabung dalam aksi mogokmakan terbuka yang diprakarsai pimpinan-pimpinan organisasi. Tidak lamakemudian disusul oleh puluhan tawanan di sejumlah penjara di Negev RimonNafha Ishel Ofer Gilboa dan Megiddo.
Klub TawananPalestina menegaskan ada negosiasi tidak langsung yang sedang terjadi di dalampusat-pusat penahanan. Serta ada upaya Mesir yang terus menekan otoritas penjajahIsrael untuk mewujudkan tuntutan hidup para tawanan.
Pada hari Senin(8/4/2019) para tawanan Palestina di penjara-penjara Israel mengumumkankegagalan dialog dan negosiasi dengan Dinas Penjara Israel setelah pihak Israelmenolak tuntutan para tawanan dan memaksakan persyaratan rumit untuk penggunaantelepon umum. Hal ini dilawan oleh para tawanan dengan segera mengumumkan dimulainyamogok makan terbuka. Menurut rencana perjuangan yang diadopsi oleh para tawananaksi mogok dimulai secara bertahap dari para pimpinan organisasi disusul tahapberikutnya pada 11 April dan 13 April puncaknya pada 17 April yang bertepatandengan hari tawanan Palestina.
Klub Tawanan Palestinamemaparkan tuntutan paling penting dari para tawanan. Agar dicopot perangkatpengacau agar dipasang telepon umum di blok-blok penjata agar dibatalkan larangankunjungan yang diberlakukan pada ratusan tawanan agar dicabut sanksi kolektifyang dijatuhkan oleh otoritas penjara terhadap para tawanan sejak tahun 2014.
Selain itu jugaagar dicabut sanksi-sanksi yang diberlakukan oleh pihak penjara Israel baru-baruini khususnya setelah tindakan represif pihak penjara terhadap para tawanan dipenjara Gurun Negev dan Ofer penyediaan kondisi kemanusiaan di “perlintasan-perlintasan”sebuah terminal yang dilewati para tawanan ketika dipindahkan dari satu penjarake penjara lainnya di mana tawanan bisa menunggu selama berhari-hari sebelum merekadipindahkan ke penjara pemindahan tawanan wanita ke blok lain yang tersedia kondisikemanusiaan yang lebih baik memperbaiki kondisi penahanan tawanan anak-anakmenghentikan kebijakan penelantaran medis dan memberikan perawatan bagi paratawanan yang sakit serta bagi para tawanan yang terluka setelah mengalami serangandan mengakhiri kebijakan isolasi.
Aksi mogok makanini merupakan kelanjutan dari perang yang dilakukan para tawanan sejak didirikanGerakan Nasional Tawanan. Yang paling menonjol adalah aksi mogok yang dilakukandi pusat penahanan Ashkelon selama tahun 1970-an di mana tawanan Abdul QaderAbu al-Fahm menjadi martir (gugur). Dan aksi mogok di penjara Nafha pada tahun1980 di mana dua tawanan Raasem Halawa dan Ali Jabari menjadi martir (gugur). Disusultawanan Ishak Maraga beberapa tahun kemudian akibat pemberian makan secarapaksa. Pada Septembar tahun 1992 para tawanan melakukan mogok makan yangdiikuti gerakan tawanan dari semua faksi di mana tawanan Hussein Obeidatmenjadi martir (gugur). Kemudian disusul puluhan tawanan melakukan mogok makan.
Setelah tahun 2000para tawanan melakukan beberapa aksi mogok. Yaitu pada tahun 2001 2004 20122014 dan tahun 2017 yang mendahului aksi mogok saat ini dan berlangsung berlanjutselama 42 hari.
Patut dicatatbahwa jumlah tawanan Palestina di pusat-pusat penahanan penjajah Israel sekitar(5.700) termasuk (46) tawanan wanita dan (250) anak-anak. Yang terdistribusikandi (23) penjara dan tahanan. (was/pip)