Ibunya inginmenikahkan dia memimpikan kebahagiaan saat dia duduk di kursi pelaminan. Akan tetapipeluru pasukan penjajah Israel lebih cepat dari mimpi itu untuk menjadikenyataan. Peluru mematikan penjajah Israel telah membunuh mimpi itu saat barutumbuh.
Pada Selasa(2/4/2019) pagi pasukan penjajah Israel melakukan kejahatan baru. Mereka mengeksekusidengan darah dingin terhadap pemuda Palestina berusia 23 tahun Muhammad Dar Adwandi lorong kamp pengungsi Qalandia di utara al-Quds tanpa ada peringatan. Ini menambahcatatan hitam pembunuhan baru yang dilakukan penjajah Israel.
Mereka membunuhnyakarena dia tinggal di tepi Masjid Al-Aqsha yang kini tersandera oleh pasukanpenjajah Israel. Mereka membunuhnya karena dia tinggal di kota yang dicintai semuaorang Palestina di kota yang ada di hati nurani setiap Muslim di muka bumi ini.

Terkait dengandetail kejahatan keji Israel ini bermula ketika pasukan penjajah Israel dalamjumlah besar menyerbu lorong-lorong kamp pengungsi Qalandia di utara al-Quds danmulai memberondongkan tembakan dan konfrontasi sengit terjadi antara pasukanpenjajah Israel dengan para pemuda kamp pengungsi.
Muhammad Adwanyang rumahnya dekat dengan berondongan tembakan  berlari ke dalam rumah untuk berlindung dari gencarnyatembakan akan tetapi tentara penjajah Israel menghujaninya tengan tembakan danmelukainya dengan 10 peluru di tubuhnya.
Tidak berhentidi situ tentara penjajah Israel menarik tubuhnya keluar dan memasukkannya kedalam jip militer sebelum menyerahkannya ke pihak Palestina.

Sang ibu yang tengahberduka dan setelah memberikan ciuman terakhirnya di dahi putranya di KompleksMedis Palestina di Ramallah dia berkata “Semoga Allah merahamatimu Naksemoga Allah merahamatimu cintaku semoga Allah merahamatimu wahai pengantin.”
“Sayatidak percaya bahwa Muhammad yang saya bangunan setiap pagi yang akan sediakanmakanan untuknya dan pakaiannya kini telah mati syahid. Saya memimpikan bisamenikahkan dia tapi dia menunda-nunda dan berkata tahun depan saja. Hari inidia sudah menjadi pengantin&rdquo ungkap sang dengan duka yang mendalam.
Sambil mendekapbaju anaknya dan menciuminya dia berkata “Baju ini belum dipakai oleh Muhammad.Saya tidak akan memintanya lagi untuk menikah. Saya tidak akan menyediakanmakanan untuknya tiap pagi. Muhammad telah pergi.&rdquo
Salah seorang temanMuhammad Adwan menangisi kepergianya dan berkata &ldquoMuhammad dicintai oleh semuaorang. Dia anaknya kalem tenang dan sederhana. Semua orang menyukainya. Setiaporang tersenyum saat melihatnya. Semua orang merasa kehilangan Muhammad kehilangancinta Muhammad kehilangan ketampatan Muhammad dan kehilangan senyum Muhammad.
Dia menambahkanbahwa Muhamad pergi untuk selamanya setelah dieksekusi dengan sengaja oleh tentarapenjajah Israel dengan 10 peluru di tubuhnya. Dia bertanya-tanya &ldquoApa yangMuhammad lakukan sehingga pasukan penjajah Israel membunuhnya dengan cara yangmengerikan?! Apa yang membayakan bagi mereka dari Muhammad? Mereka membunuhnyadengan keyakinan bahwa dengan membunuhnya berarti mereka telah membunuh cinta Al-Aqshadan tanah air!&rdquo (was/pip)