Perwiraintelijen Zionis yang mengawasi pembongkaran rumah keuarga tawanan Palestina AshimBarghouthi di desa Cooper di kota Ramallah wilayah tengah Tepi Barat padadini hari Kamis (7/3/2019) ingin mematahkan tekad seorang wanita tua ibu daritawanan Palestina Ashif Barghouthi atau yang dikenal dengan Ummu Ashif.  Namun akhirnya pewira intelijen Zionistersebut kembali menelan kecewa.
Periwra Israel itumengambil video untuk merekam proses pembongkaran rumah itu. Dia meminta UmmuAshif dan putrinya untuk menyimpan rekaman itu sambil membual bahwa dia telahmenerimanya dari keluarga. Ummu Ahisf berkata kepadanya “Semua hal yang kamulakukan ini tidak penting bagi kami. Simpanlah untuk dirimu sendiri agar kamu matidengan kedengkianmu. Semua ini tidak akan bisa merampas tekad kami. Sedang kamuhiduplah dengan kekecewaan dan ketertindakan.&rdquo Perkataan itu membuat perwiraIsrael tersebut meninggalkannya dengan dongkol.
Setelah perwiraZionis tersebut meninggalkannya Ummu Ashuf berkomentar “Saya melihat ketertindasandi mata perwira itu. Mereka berhasil menghancurkan rumah kami akan tetapimereka tidak akan bisa menghancurkan tekad kami.”
Adegan initidaklah mengejutkan bagi Ummu Ashif Barghouthi yang baru beberapa haridibebaskan dari penjara penjajah Israel untuk menyaksikan penghancuran rumahanaknya Ashim Barghouthi dengan kedua mata kepalanya sendiri. Ashim dituduholeh penjajah Israel tertanggung jawab atas dua aksi Ofera dan Agra yangmenewaskan tiga tentara Israel dan melukai 11 lainnya bulan lalu.
Rekam jejak
Dalam catatanpanjang keteguhan sikap Ummu Ashif yang tidak dapat dijelaskan dengan detaildalam laporan ini maka keteguhan Ummu Ashif dalam menghadapi perpisahan denganputranya saat mendengar berita kematian anaknya Saleh Barghouthi pada 13/12/2018tidak kalah keteguhannya dengan sikapnya setelah penghancuran rumah putranyaAshim Barghouthi. Dia mengatakan &ldquoSesungguhnya dengan kematian Saleh masihada sejuta Saleh lainnya. Tidak setiap manusia dimuliakan oleh Allah denganmati syahid. Para bidadari surga sedang menunggu Saleh. Pada akhirnya umummanusia itu terbatas &ldquotidak bisa ditunda atau dipercepat barang sesaat.&rdquo

Di puncakpengejaran dan buron terhadap putranya Ashim Barghouthi yang ditangkap dalamoperasi khusus di Bir Zeit pasukan penjajah Israel menyerbu rumah Umm Ashif. Saatitu di dalamnya rumah ada suaminya dua putranya yang kini ditahan penjajahIsrael putranya yang telah mati syahid dan juga putranya yang kini menjadiburon. Pasukan penjajah Israel mengancamnya (Ummu Ashif) bahwa mereka akanmengusir dia ke kota Jericho di dasarkan pada UU pengusiran keluarga pelakuaksi perlawanan. Ummu Ashif kembali membuat jengkel perwira intelijen penjajahIsrael. Tanpa basa-bari Ummu Ashif berkata kepada perwira tersebut “Suasananyadi sana lebih hangat.” Ketika mereka menyuruhnya untuk menghancurkan rumahnyadan rumah putranya dia berkata “Kami akan membangun lebih besar danlebih baik daripada itu.”
Selama empatdekade Umm Ashif berdiri tegar menghadapi angin kencang keluar masuk pintupenjara penjajah Zionis untuk mengunjungi suaminya Omar Barghouthi yang telah menghabiskanwaktunya selama 27 tahun di penjara Israel mengunjungi putranya AshimBarghouthi yang menghabiskan 11 tahun di penjara Israel mengunjungi saudaralelakinya Fakhri Barghouti yang telah menghabiskan 30 tahun di penjara Israelserta mengunjungi sepupunya Nael Barghouthi yang telah menghabiskan 39 tahundi balik jeruji besi penjara penjajah Israel…
Keteguhan danketegaran sikap Ummu Ashif ini merupakan contoh dan model bagi warga Palestinadi mana saja. Terkait dengan keteguhan dan ketegaran sikap Ummu Ashif ini sebagianmereka berkomentar bahwa keteguhan dan ketegaran ini bukanlah buatan manusia. Sampai-sampaisebagian dari mereka ada yang mengatakan “Ini adalah wanita Palestinayang harus kita bicarakan pada Hari Perempuan. Dan harus kita bicarakan setiaphari di mimbar-mimbar sekolah sekolah dan arena kejuaraan. (was/pip)