Ketegangan daneskalasi antara perlawanan Palestina dan penjajah Israel kembali terjadi setelahpasukan penjajah Israel membom sejumlah pos dan titik-titik perlawanan Palestinadengan dalih adanya peluncuran balon peledak ke wilayah Israel di pinggiranJalur Gaza.
Setelahperjanjian gencatan senjata goyah “unit-unit balon api” kembalibekerja secara intensif di daerah-daerah perbatasan. Mereka menembakkan banyak balonapi ke arah permukiman-permukiman Israel dekat Jalur Gaza.&rdquo
Menanggapipeluncuran balon-balon tersebut Israel mencoba untuk menerapkan perimbangan barumelalui serangan balasan dengan menarget sejumlah pos dan titik-titikperlawanan Palestina. Hal ini menambah kemungkinan tren menuju babak eskalasibaru.
Menyusulterjadinya ketegangan dan eskalasi baru ini delegasi keamanan Mesir padaSelasa (5/23/2019) berkunjung ke Jalur Gaza untuk membahas cara-cara untukmenenangkan suasana dan mencegah babak baru eskalasi yang akan mengubah bentuk kesepahamanyang disepakati sebelumnya.
Pada hari Senin(4/3/2019) pasukan penjajah Israel melancarkan serangan udara menggunakan pesawathelikopter tempur ke lokasi pemantauan perlawanan Palestina di perbatasan timurwilayah tengah dan selatan Jalur Gaza yang menyebabkan kerusakan materi tanpa adakorban jiwa.
Pada Selasa(5/3/2019) malam pesawat tempur Israel kembali melancarkan beberapa serangan udaradi lokasi perlawanan Palestina di Jalur Gaza. serangan ini menimbulkan ledakanbesar namun tidak menyebabkan korban jiwa.
Tekanan danrespon
Analis politikIyad al-Qara melihat bahwa Israel berusaha dengan segala upaya untuk menanganimasalah balon api ini. Penjajah Israel telah mengubah kebijakannya denganmerespons cepat terhadap peluncuran balon api dan menanganinya dengan cara yangsangat tajam sebagai tanggapan terhadap tekanan internal terkait dengan balon apiini.
Al-Qaramengatakan bahwa Israel ingin menerapkan perimbangan yang berlebihan yang akanmempengaruhi hubungan dan sikap perlawanan Palestina. Dia percaya bahwaperlawanan tidak akan membiarkan penerapan perimbangan dengan cara initerutama karena pereimbangan ini tidak dapat diterima.
Mengenaikemungkinan masalah-masalah ini menurun Al-Qara menjelaskan bahwa hal itumungkin. Dia menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman masa lalu gesekanlapangan membuktikan kemungkinan itu akan meningkat.
Dia mengingatkanbahwa Israel tidak dapat mengendalikan cara respon perlawanan Palestina saatada korban dalam serangan yang dilancarkan Israel ke lokasi-lokasi militer atautempat-tempat yang di dalamnya ada warga Palestina.
Karena ituserangan dan pemboman berulang-ulang yang dilakukan penjajah Israel dapatmenyebabkan terjadinya eskalasi. Tren umum perlawanan Palestina adalah menahandiri untuk jangka panjang dan tidak terseret ke eskalasi yang diinginkan olehpenjajah Israel dengan cara ini.
Menurut Al-Qarrapenjajah Israel sangat terganggu oleh kejadian saat ini dan oleh pawaikepulangan. Di saat yang sama penjajah Israel tidak mau komitmen dengangencatan senjata. Justru mempengaruhinya dengan cara apa pun.
Dia menilai kunjungandelegasi Mesir ke Gaza dalam konteks membahas kelanjutan kesepahaman dengan penjajahIsrael kemungkinan meneguhkan kesepahaman tersebut secara penuh atau ke arah gelombangeskalasi baru bila tidak ada penegasan atas kesepahaman ini atau tidak adakomitmen dari penjajah Israel yang bisa memuaskan perlawanan dan masyarakatPalestina terutama di tengah-tengah tidak adanya komitmen terhadap semua kesepahamanyang telah dibahas selama periode sebelumnya.
Eskalasi danpemilu
Sementara itu analispolitik Majid al-Zubdah menyatakan ada beberapa alasan yang mendorong penjajahIsrael merespons dengan cara seperti terhadap balon peledak. Pertama karena Gazaadalah pusat konflik pemilu antara partai-partai Zionis. Ini adalah faktor yangmempengaruhi masyarakat Zionis yang cenderung paling rasis terhadap orang-orangPalestina. Karena itu Netanyahu berusaha tampil sebagai pejuang Zionis melawan Gaza.
Alasan keduaadalah upaya kepala staf tentara Israel yang baru Aviv Kokhafi untukmemberikan citra yang kuat kepada publik Israel terutama dengan tidak adanyasolusi untuk dilema Gaza di tentara Israel.
Juga jelasbahwa metode yang digunakan oleh para demonstran belakangan ini seperti aksi &ldquoirbaklaili&rdquo (night confusion) mengintensifkan peluncuran balon api membuatsuara-suara mengganggu yang membingungkan para pemukim Israel di pinggiran Gazaserta menyebarkan kepanikan secara konstan di tengah-tengah para pemukim Israel.
Zubdahmeramalkan bahwa eskalasi lapangan akan berlanjut dan bertahap hingga 30 Maret.Tetapi dengan penekanan pada sarana pawai-pawai rakyat seperti mengintensifkandemonstrasi siang dan malam secara menciptakan titik-titik panas baru untuk menekanpenjajah Israel.
Dia menegaskan bahwafaktor waktu dengan masuknya musim semi tidak menguntunngkan bagi permukiman-permukimanIsrael di pinggiran Jalur Gaza yang bergantung pada pertanian. Karena itudiprediksi akan ada intervensi dari beberapa pihak regional dan internasionaluntuk menenangkan situasi dan mengurangi aksi rakyat dengan imbalan pelonggaransedikit pada blokade Gaza.
Dia menyatakanbahwa pada hari-hari mendatang menjadi sensitif bagi negara penjajah Israelmengingat kemampuan Gaza untuk mempengaruhi secara langsung pada publik Zionis.Diprediksi akan ada upaya untuk menahan Gaza dalam beberapa hari mendatang. Namunhal itu tidak akan berhasil selama penjajah Israel tidak memberikan langkahnyata untuk membebaskan blokade Gaza secara konkret. (was/pip)