Selama lebihdari sekali pasukan penjajah Israel terus menyerbu penjara gurun Negev. Yang terbaruterjadi pada hari Ahad (3/3/2019) pagi. Kantor Informasi Tawanan Palestina menegaskanbahwa sejumlah besar pasukan represi penjajah Israel menyerbu bagian 3 penjaraNegev.
Ketegangan terjadidi dalam bagian-bagian penjara gurun pasir Negev. Kondisi ini mengancamkehidupan para tawanan di dalam penjara yang merupakan salah satu fasilitas penahananterbesar milik penjajah Israel.
Menurut sumber-sumberdi dalam penjara kehidupan penahanan di dalam bagian-bagian penjara tidak adalagi tidak ada hubungan antara tahanan dan administrasi penjara sehinggasampah menumpuk sejak Selasa lalu karena pihak menejemen penjara menolak mengangkutkeluar sampah-sampah tersebut dari dalam bagian-bagian penjara yang sangat padatdengan tawanan tersebut.
Mengancamkehidupan tawanan
Biro Informasi TawananPalestina melaporkan bahwa pemasangan alat pengacau secara massif di penjara Negevtelah menyebabkan terjadinya gangguan frekuensi penyiaran radio dan televisi sertakomunikasi dengan pihak luar selain juga menyebabkan sakit kepala yang parah danmenimbulkan ketakutan para tawanan terkena penyakit serius.
Para esktawanan yang telah bebas dari penjara Israel mengungkapkan kekhawatiran merekaterkait kondisi ini di dalam penjara gurun pasir Nagev. Mereka telah mengalamipengalaman yang sama saat mereka ditawan penjajah Israel. Mereka merasakan kondisikeras yang diberlakukan pihak menejemen penjara Israel terhadap mereka. Mereka mengenalyang namanya kesatuan represi dan rasis dari pasukan penjajah Israel.
Amin Abu Wardaseorang eks tawanan dan juga seorang jurnalis Palestina yang pernahmendokumentasikan pelanggaran-pelanggaran pihak penjara Israel saat diaditawanan penjajah Israel mengatakan “Para tahanan memiliki masyarakatdengan struktur khusus. Ketika terjadi ketegangan dengan pihak menejemen penjarasituasinya menjadi tidak stabil dan suasana menjadi sangat berat menejemen penjarameningkatkan cengkeramannya. Para tawanan mengalami tekanan psikologis yangmengerikan yang dilakukan oleh para petugas penjara Israel. Mereka menggunakankekerasan terhadap para tawanan jika terus melakukan langkah-langkah perjuangandi dalam penjara dan tidak menghentikan protesnya.”
Bingung dankhawatir
Abu Wardamenambahkan “Para tawanan memiliki kekuatan kohesi dan komitmen yang luarbiasa di dalam bagian-bagian penjara. Ketika menejemen penjara berusaha menghancurkanfront tawanan terjadi kebingungan dan kekhawatiran terhadap langkah-langkahdan prosedur yang digunakan oleh menejemen penjara untuk mematahkan kehendak paratawanan. Langkah-langkah tersebut di antaranya berupa tindakan represi massal pemindahanpimpinan penggunaan sel isolasi inspeksi harian yang melecehkan penyerbuanterjadi ke kamar-kamar tawanan secara sangat massif yang tujuannya bukan untukpemeriksaan tetapi untuk mengirim pesan ke para tawanan bahwa mereka dikenakanhukuman dan penghinaan.”
Abu Warda menyatakanbahwa keluarga-keluarga para tahanan adalah yang membayar harga ketegangan yangterjadi dalam penjara manapun. Penjara gurun Negev terkenal sebagai penjarayang paling luas dan menampung para tawanan yang barasal dari semua wilayahPalestina. Karena itu apa yang terjadi di penjara gurun Nagev menjadiketakutan kekhawatiran dan keprihatinan semua wilayah Palestina.”
Bara dalamsekam
Hamam Shanti ekstawanan adal Qalqiliya menceritakan tentang saat-saat terakhir dia di penjaragurun Negev sebelum dibebaskan sebulan lalu setelah mendekam selama 34 bulan. Diamengatakan “Sebelum saya dibebaskan sebulan yang lalu setelah ditawanselama 34 bulan kondisi penjara Nagev seperti bara dalam sekam. Menejemen penjaramengancam para tawanan dengan langkah-langkah yang membatasi kontak merekadengan luar penjara. Para tawanan terus was-was dan ketegangan saat ini ada penyebabnya.&rdquo
Menurut ekstawanan Mohammed Khader yang menghabiskan beberapa tahun di penjara Israel seranganke penjara Negev sengaja dan terencana. Di dalam penjara Nagev ada banyak tokohmuda dan tokoh lama yang memiliki kompetensi kepemimpinan. Menundukan penjaradan mengatasi masalah ini dengan cara keamanan bertujuan untuk penaklukanpsikologis pada semua anggota gerakan tawanan. (was/pip)